Mohon tunggu...
Salma UmmulKhoir
Salma UmmulKhoir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Indonesian people

Hi I'm Salma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesenjangan Sosial pada Masyarakat Madani

19 November 2021   05:32 Diperbarui: 19 November 2021   05:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada artikel kali ini apasih yang akan kita bahas? Nah, artikel yang akan kita bahas kali ini adalah tentang masyarakat madani. Temen-temen tau nggak sih apa itu masyarakat madani. Selain itu, kita juga akan membahas mengenai kesenjangan sosial yang ada. Yuk, membaca, biar makin paham apa itu masyarakat madani.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, bermoral, berperikemanusiaan, berwawasan luas, dan unggul dalam berbagai ilmu pengetahuan. Disamping itu, ada juga pengertian lain dari masyarakat madani, nah, masyarakat madani juga merupakan sistem masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip moral dan juga menghargai hak-hak serta kebebasan orang lain.

Kita hidup dengan kondisi masyarakat yang majemuk, dimana didalamnya terdapat beragam budaya, suku, dan bahasa. Sehingga kita harus menghormati serta menghargai keberagaman tersebut. Selain itu, kita sebagai masyarakat madani juga harus menjunjung tinggi keberagaman tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan nilai-nilai toleransi dan pluralisme yang tinggi dalam setiap masyarakat.

Masyarakat madani juga dimaknai sebagai tatanan masyarakat yang berbudi luhur dan unggul dalam bidang teknologi dan informasi. Tidak hanya itu, masyarakat madani juga biasanya identik dengan masyarakat kota yang hidup sejahtera, maju, dan mandiri. Kenapa begitu? Karena masyarakat kota biasanya hidup dengan kemajuan, kesejahteraan, dan kemandirian. Masyarakat kota juga memiliki akses yang mudah untuk melakukan aktivitasnya, seperti transportasi yang memadai dan juga informasi yang menunjang. Oleh karena itu, mereka lebih mandiri dalam melakukan sesuatu.  Namun masyarakat yang hidup di perkotaan cenderung memiliki sifat individualis yang tinggi, mereka memiliki tingkat kepedulian terhadap sesama yang rendah. Mereka biasanya cuek dan memilih untuk tidak terlalu mempedulikan urusan orang lain.

Disisi lain, masyarakat yang hidup di pelosok negeri ini justru termarjinalkan. Mereka hidup dengan segala keterbatasan. Mereka juga hidup dengan hanya mengandalkan alam sekitar. Bahkan hanya sekedar untuk makan sehari-hari mereka kesusahan. Sarana prasarana yang ada di daerah pelosok masih sangatlah minim. Tak heran, jika harga barang yang dipasarkan bisa jadi dua hingga tiga kali lipat dari harga normal. Ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang begitu mahal, justru membuat masyarakat harus menggantungkan hidupnya di alam sekitar. Mereka mencari sumber pangan di hutan, kebun, dan ladang.

Selain itu, fasilitas pembelajaran yang ada di daerah pedalaman juga belum memadai. Sarana belajar di daerah pedalaman belum banyak ditemukan. Sehingga banyak sekali pelajar yang harus menempuh jarak yang amat sangat jauh untuk mendapatkan pembelajaran formal. Banyak anak yang putus sekolah dikarenakan hal tersebut. Sungguh ironis, melihat masyarakat ini hidup termarjinalkan. Segala sesuatu mengalami kesusahan. Bisa dikatakan mereka tidak pernah mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak baik masyarakat maupun pemerintah.

Hal ini mendorong masyarakat desa untuk bertransmigrasi ke kota. Sarana prasarana yang ada di kota jauh lebih memadai dibandingkan di desa. Sehingga tak sedikit masyarakat di desa yang bertransmigrasi ke kota. Mereka tentu saja mendambakan hidup yang lebih baik di kota. Segala kemudahan yang tidak pernah mereka dapatkan, dapat mereka dapatkan di kota. Akses transportasi yang begitu memadai dan juga banyaknya lapangan kerja yang di tawarkan di kota membuat mereka mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak warga desa yang bertransmigrasi ke kota, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Banyaknya warga desa yang bertransmigrasi ke kota justru membuat penduduk kota semakin padat. Padatnya penduduk membuat lapangan kerja menyempit. Semakin banyak penduduk, namun lapangan kerja yang ada semakin sedikit. Banyak pekerjaan yang mewajibkan karyawannya berpendidikan, sementara warga desa tidak banyak yang berpendidikan. Kita tau mereka bahkan tidak banyak yang menyelesaikan pendidikan dasarnya. Hal itu membuat mereka kesusahan untuk mencari lowongan pekerjaan. Akibatnya, kondisi ekonomi di kota mengalami penurunan.

Banyak permasalahan yang timbul akibat padatnya penduduk di kota. Tidak hanya menyempitnya lapangan kerja, tapi juga berkurangnya lahan yang ada. Banyak penggusuran lahan yang dilakukan oleh pemerintah untuk pembangunan daerah. Selain itu, penggusuran juga dilakukan karena banyaknya bangunan-bangunan liar yang ada. 

Penggusuran juga sering terjadi akibat pemerintah memliki kebijakan pembuatan taman kota. Akibatnya, mereka kehilangan tempat tinggal. Masyarakat desa yang bertransmigrasi ke kota, yang memiliki harapan tinggi, harapan untuk hidup dengan segala kemudahan di kota, dan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik justru semakin susah.

Apakah ini yang disebut masyarakat madani? Tentu saja ini sangat berbeda dengan konsep dan tatanan masyarakat madani. Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam mengubah masyarakat menuju tatanan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan masyarakat madani yang berbudi luhur dan unggul dalam berbagai ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun