Di penghujung tahun, siapa yang akan kau cari?
Barangkali ada hal yang perlu diperbaiki, atau sesuatu yang perlu di bicarakan. Atau lagi rencana yang harus di kuatkan kebaikannya dan manfaatnya.
Sebab kadang luapan amarah begitu mencuat dan luka semakin menjadi dalam luang hati, pun rencana yang tak terduga membuyar. Membuat kita terkapar dan terluka berdarah-darah. Namun bergitu segalanya akan dapat telewati dan menjadi gumpalan yang tak terpecahkan apalagi terpisahkan jika perdamaian selalu difikirkan lalu dilaksanakan.
Di penghujung tahun siapa yang akan kau cintai?
Sebab satu persatu tanggal akan pergi dan menjadi lampau pun kenangan. Kita harusnya selalu bersyukur atas apa yang sudah didapatkan melalui hal buruk juga baik. Hidup begitu, selalu risih dan kadang salah. Tetapi Tuhan masih memberikan nafas untuk memperbaiki yang sempat terjadi. Agar di awal kesempatan dan keinginan dapat terarahkan sedikit baik, paling tidak.
Memang, kita kadang menjadi pesimis. Berfikir berlebihan dan situasi kadang membuat kita saling menuduh, menyalahkan bahkan mencederai kata-kata baik menjadi kata yang tak pantas untuk diucapkan. Menuding kesalahan tanpa berfikir itu adalah proses pendewasaan atau nilai lebih untuk kita yang harus belajar lagi.
Di penghujung tahun, siapa yang akan kau bawa menemanimu kelak di hari tua, ---- menua bersamamu?
Sebab langkah demi langkah, tertinggal hanyalah tapakan kaki dan cerita-cerita yang akan kusam dengan limbah waktu. Doa hanyalah penguatan.
Hari yang sudah-sudah kita torehkan banyak sekali masalah dan kebahagiaan. Tuhan memberikannya sebagai telaan dengan sebaik-baiknya, adalah pelajaran untuk memperbaiki yang sedikit kusut. Sebab diwaktu yang mengulang, kita kadang bimbang. Sedang mata kita tak ingin basah dan senyum tidak ingin melengkung kebawah. Namun begitu kita selalu terlihat kuat dengan guncangan, terpa badai, angin dan semacamnya.
Tetapi kita harus percaya akan satu hal; jarak adalah penguatan ketabahan.
.