Permainan diksi dalam sebuah puisi selalu dilakukan oleh seorang penyair, termasuk Ko Hyeong Ryeol ini. Diksi-diksi dalam puisi "Sajak Rumput", "Puisi Ombak", dan "Puisi Awan Putih" saling berdekatan dan memiliki hubungan diantara keduanya. Perhatikan kutipan di bawah ini:
Sewaktu kecilnya, hari selalu dimulai dari laut / Matahari terbit di sela-sela rumputan sambil merengut (“Sajak Rumput”, Hyeol, hlm. 4).
Diksi /matahari/ dan /laut/ di dalam puisi "Sajak Rumput" memiliki hubungan yang saling berdekatan. Bila kita hubungkan dua diksi ini dengan dunia nyata, lautan biasanya dijadikan tempat untuk menantikan kehadiran dan kepulangan matahari. Tidak hanya itu, diksi-diksi yang dipakai memiliki makna konotatif sehingga pembaca harus mencari terlebih dahulu makna sebenarnya dari diksi-diksi ini. Beralih ke imaji, dalam puisi imaji sangat penting untuk memberi gambaran angan yang diciptakan penyair. Ko Hyeong Ryeol menciptakan 3 imaji dalam ketiga puisinya yaitu imaji pendengaran, penglihatan, dan juga gerak.
Kehidupan sosial menjadi tema besar dalam puisi ini. Di dalam karyanya, Ko Hyeong Ryeol menggambarkan sebuah siklus kehidupan yang selalu berubah-rubah seiring berjalannya waktu. Siklus tersebut bisa terjadi karena usia bertambah, rasa semangat yang terkadang bisa naik dan juga turun, kekuatan manusia yang berangsur berubah karena dimakan usia. Karena Siklus tersebut, tentu akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam melakukan segala kegiatan terutama kegiatan yang sudah lama ditekuni dan digemari.
Simbol-simbol dalam puisi ini memiliki makna yang berhubungan erat dengan tema. Dalam puisi "Sajak Rumput", "Puisi Ombak", ataupun puisi "Awan Putih dan Rumput" memiliki simbol-simbol menarik yang memiliki makna tersendiri. Perhatikan kutipan di bawah ini:
Sewaktu kecilnya, hari selalu dimulai dari laut / ia menjadi orang dewasa yang lebih muda daripada pemuda / Matahari terbit di sela-sela rumputan sambil merengut (“Sajak Rumput”, Hyeol, hlm. 4).
Berdasarkan analisis semiotika, filosofi laut adalah sesuatu yang bermanfaat dan berprinsip. Jika dikaitkan dengan kondisi dunia nyata, laut bisa diartikan sebagai simbol kehidupan. Lalu, dalam puisi ini terdapat penggalan kalimat 'orang dewasa yang lebih muda daripada pemuda' diartikan sebagai seseorang yang memiliki jiwa dan semangat tinggi, meskipun usianya sudah dewasa. Simbol 'matahari terbit' diartikan sebagai awal dari mulainya sebuah hari atau kehidupan baru. Terakhir, simbol 'rumput' dimaknai sebagai kekuatan hidup.
Menjadi kuda goyang untukmu // gelombang kecil / ombak yang datang kembali ("Puisi Ombak", Ryeol, hlm. 6)
Berdasarkan kutipan di atas, puisi Ombak memiliki petanda berupa diksi 'kuda'. 'gelombang', dan 'ombak'. Diksi 'kuda' diartikan sebagai energi berupa kekuatan. Jika dikaitkan dengan seorang penyair, kekuatan tersebut berhubungan dekat dengan semangat dalam hal menghasilkan karyanya. Diksi 'gelombang' diartikan sebagai energi semangat dan motivasi dan diksi 'ombak' diartikan sebagai keikhlasan, keputusasaan, dan kebaikan.
Batu ingin menjadi awan sebab terlalu lama berdiam di padang rumput // Anak laki-laki kian matang, batu pun menua ("Awan Putih dan Rumput", Ryeol, hlm.8).
Berdasarkan kutipan di atas, puisi "Awan Putih dan Rumput" memiliki petanda berupa diksi 'batu' , 'awan', dan salah satu bait 'anak laki-laki kian matang, batu pun menua'. Diksi 'batu'diartikan sebagai kekuatan karena memiliki fisik yang keras. Diksi 'awan' diartikan sebagai keteduhan dan proses kehidupan serta salah satu bait 'anak laki-laki kian matang, batu pun menua' diartikan sebagai usia yang semakin bertambah tapi kekuatan semakin menurun.