Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau dikenal juga dengan defisiensi tiamin. Hal ini sering terjadi di negara-negara berkembang di antara orang-orang yang pola makannya sebagian besar hanya terdiri dari nasi putih atau karbohidrat olahan. Penyebab utama beri-beri adalah pola makan rendah tiamin. Penyakit ini sangat jarang terjadi di daerah yang memiliki akses terhadap makanan kaya vitamin, seperti sereal sarapan dan roti tertentu. Menurut National Institutes of Health, beri-beri paling umum terjadi di wilayah di dunia yang pola makannya mencakup nasi putih olahan yang tidak diperkaya, yang hanya memiliki sepersepuluh dari jumlah tiamin dibandingkan nasi merah.
Penyakit beri-beri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu beri-beri basah, beri-beri kering, dan Wernicke Korsakoff Syndrom. Tiap jenis ini memiliki gejala yang berbeda-beda. Gejala beri-beri kering meliputi: kesulitan berjalan, hilangnya rasa (sensasi) pada tangan dan kaki, hilangnya fungsi otot atau kelumpuhan pada tungkai bawah. Gejala beri-beri basah adalah: peningkatan detak jantung, sesak napas saat beraktivitas, dan pembengkakan pada kaki bagian bawah. Sedangkan jika gejala dari Wernicke Korsakoff Syndrom adalah masalah penglihatan, amnesia, dan tremor.
Walaupun penyakit beri-beri sedang tidak marak di Indonesia seperti Covid 19. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu melakukan pencegahan terhadap penyakit beri-beri. Seperti yang sudah disampaikan di paragraf-paragraf sebelumnya jika penyakit beri-beri disebabkan oleh kurangnya konsumsi vitamin B1. Jadi, sudah pasti cara yang pertama untuk melakukan pencegahan adalah dengan mengonsumsi vitamin B1 sesuai kadar seperti, daging sapi, kacang-kacagan, ikan, dan lain-lain.
Jika tidak diobati, atau jika kekurangan tiamin sangat parah, komplikasi dapat mengancam jiwa. Gagal jantung kongestif adalah komplikasi umum dari beri-beri basah yang tidak diobati. Komplikasi sistem saraf permanen juga mungkin terjadi, bersama dengan koma dan psikosis. Bila kamu memiliki risiko untuk terkena penyakit beri-beri atau jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B1, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari kamu dari komplikasi berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H