Mohon tunggu...
Salsabila Zahra
Salsabila Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang menempuh pendidikan S1 Gizi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tak Semanis Stroberi, Get To Know Beri-beri: Penyakit Defisiensi Tiamin

12 Juni 2024   23:54 Diperbarui: 12 Juni 2024   23:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau dikenal juga dengan defisiensi tiamin. Hal ini sering terjadi di negara-negara berkembang di antara orang-orang yang pola makannya sebagian besar hanya terdiri dari nasi putih atau karbohidrat olahan. Penyebab utama beri-beri adalah pola makan rendah tiamin. Penyakit ini sangat jarang terjadi di daerah yang memiliki akses terhadap makanan kaya vitamin, seperti sereal sarapan dan roti tertentu. Menurut National Institutes of Health, beri-beri paling umum terjadi di wilayah di dunia yang pola makannya mencakup nasi putih olahan yang tidak diperkaya, yang hanya memiliki sepersepuluh dari jumlah tiamin dibandingkan nasi merah.

Penyakit beri-beri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu beri-beri basah, beri-beri kering, dan Wernicke Korsakoff Syndrom. Tiap jenis ini memiliki gejala yang berbeda-beda. Gejala beri-beri kering meliputi: kesulitan berjalan, hilangnya rasa (sensasi) pada tangan dan kaki, hilangnya fungsi otot atau kelumpuhan pada tungkai bawah. Gejala beri-beri basah adalah: peningkatan detak jantung, sesak napas saat beraktivitas, dan pembengkakan pada kaki bagian bawah. Sedangkan jika gejala dari Wernicke Korsakoff Syndrom adalah masalah penglihatan, amnesia, dan tremor.

Walaupun penyakit beri-beri sedang tidak marak di Indonesia seperti Covid 19. Tetapi bukan berarti kita tidak perlu melakukan pencegahan terhadap penyakit beri-beri. Seperti yang sudah disampaikan di paragraf-paragraf sebelumnya jika penyakit beri-beri disebabkan oleh kurangnya konsumsi vitamin B1. Jadi, sudah pasti cara yang pertama untuk melakukan pencegahan adalah dengan mengonsumsi vitamin B1 sesuai kadar seperti, daging sapi, kacang-kacagan, ikan, dan lain-lain.

Jika tidak diobati, atau jika kekurangan tiamin sangat parah, komplikasi dapat mengancam jiwa. Gagal jantung kongestif adalah komplikasi umum dari beri-beri basah yang tidak diobati. Komplikasi sistem saraf permanen juga mungkin terjadi, bersama dengan koma dan psikosis. Bila kamu memiliki risiko untuk terkena penyakit beri-beri atau jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B1, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari kamu dari komplikasi berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun