Â
Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa krisis dimulai dari akhir tahun 2019 hingga sepanjang tahun 2021 yang terjadi secara masal. Covid-19 merupakan virus yang menyebar sangat cepat dan secara global. Virus Covid-19 juga berdampak buruk bagi segala aspek kehidupan. Sistem Pendidikan juga terkena dampak dari virus tersebut.
Sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), maka sekolah diseluruh Indonesia resmi melakukan pembelajaran secara daring  demi mengurangi kontak fisik dan interaksi banyak orang yang dapat memberikan akses penyebaran virus Covid-19.
Sekolah melakukan pembelajaran  dari rumah, sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan. Namun, pembelajaran secara daring juga terdapat berbagai kekurangan. Menurut (Taradisa, N. 2020) Kekurangan yang paling menonjol adalah pengajar dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran daring. Untuk itu lebih guru dituntut  kreativitasnya sebagai  fasilitator  dalam  pembelajaran (Malyana, A. 2020).
Guru  haruslah  menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun rencana pembelajaran serta menggunakan metode dan model pembelajaran yang baik, sesuai dan efektif,  terkhusus bagi guru matematika. Model pembelajaran daring yang dapat diterapkan oleh guru matematika sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Berikut adalah alasan mengapa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika selama daring :
- Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalah, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan menfasilitasi penyelidikan, Â selain itu Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menyediakan pengalaman otentik sehingga mendorong setiap siswa untuk belajar secara aktif, mengonstruksi pengetahuan, dan mengintregasikan konteks belajar secara ilmiah.
- Model pembelajaran PBL mentut setiap siswa untuk mengembangkan pengetahuannya dan berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan tanpa harus bergantung kepada siswa lain (Arnidha, Y., & Noerhasmalina, N. 2018). Dengan demikian maka model pembelajaran ini cocok digunakan pada pembelajaran daring, yang menuntun setiap siswa untuk mengonstruksi pengetahuan yang didapat secara mandiri.
- Model pembelajaran BPL akan membatu guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Siswa akan dibimbing untuk lebih memahami pembelajaran matematika mulai dari pengertian suatu materi, konsep, rumus, dan lain sebagainya. Model ini akan memberikan tantangan tersendiri terhadap kemampuan belajar siswa dalam hal memembangkan, menciptakan penemuan baru dan kemampuan berpikir kritis siswa, meningkatkan minat pembelajaran, hingga mampu memberikan kepuasan atas pengetahuan yang didapat.Â
Setiap guru, baik itu guru matematika dan lainnya juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran yang baik selama pandemi Covid-19. Diperlukan model pembelajaran yang tepat dalam mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana dan keefektivan yang dapat mendorong minat siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan lebih aktif. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat  dan efektif. Sehingga dapat diterapkan oleh guru matematika selama melaksanakan pembelajaran secara daring.
DAFTAR PUSTAKA
Arnidha, Y., & Noerhasmalina, N. (2018). Model Problem Based Learning (Pbl) pada Pembelajaran Matematika. JURNAL e-DuMath, 4(2), 46-51.
Malyana, A. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Luring Dengan Metode Bimbingan Berkelanjutan Pada Guru Sekolah Dasar Di Teluk Betung Utara Bandar Lampung. Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Indonesia, 2(1), 67-76.