Perkembangan zaman mengakibatkan kebutuhan hidup manusia semakin bertambah. Skincare dan kosmetik telah menjadi produk yang cukup dibutuhkan oleh masyarakat dibandingkan 10 tahun kebelakang.Â
Tak hanya populer di kalangan wanita dewasa, kini remaja dan pria juga mulai memperhatikan penampilan dan perawatan wajah. Kesadaran tersebut menjadi perhatian oleh para produsen produk kecantikan untuk terus berinovasi menciptakan produk dengan formula baru.Â
Berbagai macam produk kimia yang ada pada produk tersebut perlu diperhatikan keamanannya. Faktanya masih banyak beredar produk kecantikan yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti merkuri yang dapat menyebabkan kulit iritasi. Jangan lupa perhatikan kandungan produk sebelum membeli ya!
Sebagai umat Muslim, seharusnya kita tidak hanya memperhatikan kandungan tersebut dari keamanannya saja. Sebaiknya, kita juga memperhatikan dari segi kehalalan produk tersebut.Â
Contohnya, apakah kosmetik yang kita gunakan sehari hari halal? Apakah produk tersebut aman untuk digunakan dalam jangka panjang? Hal tersebut sering tak terpikirkan oleh kita karena kosmetik merupakan produk non-pangan yang berarti kita tidak mengonsumsinya secara langsung. Lalu, mengapa kosmetik perlu disertifikasi halal?
"Kosmetik digunakan sehari-hari, sehingga menempel di kulit dan akan terbawa saat melakukan ibadah shalat. Ketika shalat, seseorang harus terbebas dari najis. Sekarang, bagaimana ceritanya kalau di kulit kita menempel kosmetik yang mengandung najis? Artinya, shalat menjadi tidak sah karena ada najis menempel di tubuh," jelas Ir. Muti Arintawati M.Si., Wakil Direktur LPPOM MUI, dikutip dari laman resmi Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Selasa (4/6/2024).
Beberapa orang percaya bahwa kosmetik dapat dihilangkan atau dicuci saat wudhu. Namun, air wudhu hanya membasahi sebagian tubuh. Misalnya, body lotion diaplikasikan hampir di seluruh tubuh, namun tidak semua bagian yang diolesi akan terkena air wudhu.
"Selain itu, jangan sampai ada penggunaan kosmetik yang membuat anggota tubuh tertutup, tidak dapat tembus air. Sehingga pada saat berwudhu, air tidak mengenai anggota tubuh. Alhasil, wudhu menjadi tidak sah," lanjut Muti.
Sumber bahan yang digunakan dalam kosmetik juga perlu diperhatikan. Beberapa produk seperti kuas pemerah pipi, lipstik, bedak, dan sikat gigi, juga penting untuk diperiksa. Contohnya, kuas bisa terbuat dari bulu sintetis atau bulu hewan. Kuas yang menggunakan bulu hewan harus dipastikan tidak berasal dari hewan yang haram seperti babi.
Bagaimana cara kita mengetahui kehalalan kosmetik yang kita pakai?
Melansir website halalmui.org, berikut ini beberapa hal yang dapat kita lakukan saat membeli sebuah produk kosmetik :
1. Memeriksa logo halal pada kemasan
Tidak hanya produk makanan saja yang memiliki logo halal. Kosmetik yang telat melalui pemeriksaan dan penelitian oleh LPPOM MUI akan memiliki logo halal pada kemasannya. Logo ini menunjukkan bahwa produk kosmetik tersebut bebas dari bahan najis atau non-halal.
2. Memperhatikan komposisi produk
Komposisi produk pada umumnya tertulis di bagian belakang kemasan produk. Saat akan membelinya, sebaiknya perhatikan dahulu bahan apa saja yang terkandung dalam produk tersebut.Â
Salah satu bahan yang aman yaitu bahan herbal/alami, bahan ini berasal dari tumbuhan seperti ekstrak daun, bunga atau biji. Selain itu, terdapat bahan yang diperbolehkan untuk digunakan pada produk kosmetik namun dilarang untuk dimakan. Menurut fatwa MUI, beberapa bahan tersebut diantaranya adalah cacing, plasma darah, bulu, partikel emas dan lain-lain.
3. Memperhatikan nama dan alamat produsen
Nama dan alamat produsen yang jelas memudahkan kita memeriksa informasi atau latar belakang dari produk kosmetik tersebut. Sebaiknya kita menghindari produk dengan informasi yang kurang jelas.
4. Memilih produk yang sudah bersertifikat halal
Cara ini dapat digunakan untuk memastikan legalitas dari sebuah produk kosmetik. Produk yang telah legal akan memiliki nomor pendaftaran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada kemasannya. Banyak brand kosmetik Indonesia yang sudah bersertifikat halal, contohnya yaitu Wardah, Emina, Somethinc dan Esqa.
5. Memahami bahwa tidak semua produk yang alami berarti 100 persen halal
Kenyataannya tak semua produk berbahan alami dijamin kehalalannya. Ada saja produsen yang menggunakan istilah untuk menggantikan nama bahan pada kemasan produk, contohnya plasenta ditulis menjadi protein.
Lalu, apa yang harus kita lakukan jika sudah terlanjur memakai produk kosmetik non-halal?
Saat akan beribadah sebaiknya kita menghapus terlebih dahulu kosmetik yang kita pakai. Hal ini karena seorang muslim tidak boleh beribadah dengan najis yang masih menempel pada kulit. Kita dapat menghapusnya menggunakan pembersih make-up seperti micellar water atau cleansing balm, lebih baik lagi yang diformulasikan khusus untuk produk waterproof.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H