Mohon tunggu...
Farah Salisa
Farah Salisa Mohon Tunggu... Penulis - Psychology student

Psychology student, Syiah Kuala University. Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19? Waspada Boleh, Panik Jangan!

10 Juni 2020   23:42 Diperbarui: 10 Juni 2020   23:34 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

medium.com
medium.com
Di penguhujung tahun 2019, dunia digemparkan dengan kabar yang mengejutkan. Dengan munculnya virus corona yang pertama kali di Kota Wuhan, China. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di China, bahkan menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia. 

Kandi. V, Desalegn. C, Berhanu. G, & Pal. M (2020) mengatakan bahwa corona yang memiliki nama Severe acute respitory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan jenis baru dari coronavirus yang dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, maupun lansia. 

Gejala awal yang terkena infeksi virus Covid-19 berupa gejala flu, demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Pada sebagian kasus, corona virus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, akan tetapi, virus tersebut juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti pneumonia.

Indonesia, yang sebelumnya merasa aman karena tidak adanya virus Covid-19 yang muncul di masyarakat. Namun, realita berkata lain, tepat pada Senin 2 Maret 2020 Indonesia pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 bahwa dua orang indonesia dinyatakan positif terjangkit virus Corona (Ihsanuddin, 2020). 

Semenjak kasus pertama di Indonesia muncul, mulailah setiap hari bertambah kasus-kasus lainnya yang awalnya yang bertambah 50 kasus perhari, meningkat menjadi 100 perhari, 200 perhari, bahkan sampai hari ini kasus sudah meningkat hingga 300 kasus per hari. 

Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes.go.id) pada 21 Mei 2020, terkonfirmasi kasus Covid-19 di Indonesia sudah berjumlah 20.162 dinyatakan positif, dengan 4.838 dinyatakan sembuh, dan 1.278 meninggal dunia akibat covid-19. Setiap harinya kasus covid-19 di Indonesia terus bertambah. Dengan case fatility rate (CFR) global 6,7 % dan CFR di Indonesia sendiri sudah 6,5 %.

Semakin merebaknya virus Covid-19 tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik saja, namun juga memberikan dampak psikologis bagi siapa saja, tak terkecuali orang yang tidak termasuk ke dalam kategori korban Covid-19 tersebut. 

Ditambah lagi dengan tingkat penyebaran informasi yang cepat serta banyaknya infomasi-informasi yang tidak akurat atau hoax dapat menimbulkan kepanikan dan kecemasan pada masyarakat. 

Sehingga dirasakan perlu adanya cara/langkah untuk mengatasi agar kepanikan dapat terkontrol dan tidak menimbulkan gejala fisik dan psikis lainnya. 

Oleh sebab itu, kewaspadaan menjadi hal utama yang perlu dilakukan, akan tetapi tidak berlebihan sehingga terjadinya kepanikan! "Ingat kita tetap perlu waspada, namun tidak dengan panik". Perlu untuk mengatasi agar kepanikan dapat terkontrol dan tidak menimbulkan gejala fisik dan psikis lainnya.

Dalam wabah apapun, wajar apabila orang merasa tertekan dan khawatir. Respon umum dari orang-orang yang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung berbeda bagi setiap rentang usia. 

WHO (World Health Organization)  mengatakan bahwa lansia lebih rentan terhadap Covid-19, dikarenakan sistem imun yang lebih lemah, dan tingkat kematian Covid-19 yang lebih tinggi diantara kelompok usia lanjut. 

Berilah kelompok-kelompok rentan dengan memberikan perhatian yang lebih, memberi dukungan, dan jangan lupa beri mereka informasi yang akurat dan bukan hoax. Beri juga latihan fisik sederhana yang dapat dilakukan dirumah agar tetap aktif dan mengurangi kebosanan.

Selain lansia, penting juga untuk melakukan intervensi yang diberikan pada Anak-Anak untuk membantu menghadapi stress selama wabah. Anak-anak umumnya periang, suka bermain bersama teman baik di sekolah maupun lingkungan sekitar tempat mereka tinggal. Namun dengan adanya wabah ini anak-anak tidak dapat merasakan kebebasan untuk bermain seperti biasanya.

Berikan sikap pengertian terhadap anak-anak. Anak-anak memiliki respon yang berbeda-beda dalam menganggapi situasi yang sulit atau meresahkan. Anak dapat menjadi lebih manja, merasa marah atau resah, dan berubahnya suasana hati. Melakukan kegiatan kreatif seperti bermain dan menggambar serta melakukan kegiatan yang dapat dilakukan selama social distancing. 

Kegiatan-kegiatan lainnya guna untuk menambahkan informasi kepada anak juga dapat berupa permainan cuci tangan dengan lagu, menceritakan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak mengenai virus, serta menjelaskan alat perlindungan diri agar mereka tidak takut (WHO,2020).

Untuk orang dewasa yang sedang dirumah melakukan beberapa aktivitas untuk meredakan kecemasan seperti olah raga di rumah (yoga, senam, workout), membaca buku, membatasi melihat informasi terkait covid, melakukan hobi yang disenangi, jikapun perlu untuk mengetahui informasi terkini carilah sumber-sumber terpercaya seperti World Health Organization (WHO), website Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan membatasi mencari informasi (1-2 kali sehari, bukan setiap jam).

Itulah beberapa intervensi yang dapat diberikan pada setiap rentang usia, baik anak-anak, orang dewasa, maupun lansia. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita dapat melakukan aktivitas seperti biasa, serta keadaan segera membaik.

Jangan lupa terus jaga kesehatan, waspada boleh namun panik jangan! Dan sertakan doa dalam setiap ibadah mendoakan agar dunia, negeri, dan orang-orang dapat segera pulih dan membaik. Tetap jaga kesehatan fisik dan psikis dengan makan-makanan sehat, olah raga, dan perbanyak ibadah. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh yang maha kuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun