Pandemi Covid-19 membuat pemerintah untuk menganjurkan penerapan protokol kesehatan. Salah satu anjuran protokol kesehatan adalah dengan terus menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari paparan virus Covid-19 dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.Â
Selain itu kurangnya sediaan sabun cuci tangan cair yang ada di RW 002 Kelurahan Tambakrejo. Sehingga pelatihan pembuatan sabun cuci tangan ini diperlukan untuk tetap menjaga kebersihan diri dari virus Covid-19 ini, masyarakat dapat membuat sediaan sabun cuci tangan untuk tempat cuci tangan di RW 002 Kelurahan Tambakrejo, sekaligus dapat mengurangi biaya pengeluaran di tengah ekonomi yang sedang turun akibat pandemi.
Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus lebih berhati-hati terutama dalam hal berinteraksi yang dapat menyebabkan penularan virus Covid-19. Hal ini membuat masyarakat harus memiliki kesadaran lebih terhadap kebersihan diri dari masyarakat.Â
Kebersihan tangan merupakan salah satu hal yang perlu dijaga karena tangan merupakan organ tubuh yang paling sering melakukan kontak secara fisik dengan benda-benda.Â
Program kerja Pelatihan pembuatan sabun cuci tangan ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk antisipasi dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 ini. Selain itu, program kerja ini diharapkan dapat membuat masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tangan dimanapun berada agar terhindar dari penyebaran virus Covid-19.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan ibu-ibu RW 002 Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Tak hanya memberikan edukasi pembuatan sabun cuci tangan cair, sosialisasi dan penempelan poster mengenai ajakan dan langkah langkah mencuci tangan dengan benar saja, kegiatan ini membangun minat warga untuk menjadikan ilmu yang didapat pada kegiatan ini menjadi bisnis. "Ya nek gampang dan murah ngene ya tak gawe kanggo tak dol neng warungku (ya kalau mudah dan murah kaya gini ya aku bikin buat kujual di tokoku)" ucap bu Lastri salah satu warga yang hadir.
Dampak pandemi lainnya yaitu, turunnya semangat belajar pada anak-anak. karena pada masa pandemi ini anak-anak diharuskan bersekolah di rumah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.Â
Hal inilah mendorongku melakukan program kerja "Edukasi pengenalan sains melalui penanaman bayam dengan cara unik dan asik bagi anak-anak".Â
Program ini dipilih untuk mengurangi kejenuhan anak-anak saat dirumah saja, serta menambah wawasan kepada anak-anak tentang manfaat mengonsumsi sayur-sayuran, khasiat berbagai macam sayur-sayuran dan cara penanaman sayur dengan memanfaatkan botol bekas.Â
Selain itu, pengenalan sains bertujuan untuk dapat mengajak anak-anak agar mulai berpikir lebih kritis dari biasanya, karena dengan adanya sains disekitar lingkungannya, anak dapat menerima ataupun menolak sesuatu tanpa ada keraguan.
Saat anak menanam, anak akan menyentuh tanah dan merasakan bagaimana tekstur tanah dan bau tanah. Lalu ketika anak merawat tanaman, anak akan menyiram dengan air dan memberikan pupuk untuk tanamannya agar tumbuh dengan subur. Setelah tanaman sudah cukup umur untuk dipanen, anak-anak dan guru bersama-sama memanen hasil kebun yang ditanamnya. Hal-hal sederhana seperti itu saja bisa membuat anak senang dan menambah pengetahuan sains mereka akan alam sekitar tepatnya melalui kegiatan sentra berkebun.
Dalam pelaksanaan edukasi ini dihadiri oleh anak-anak berusia 4-11 tahun yang bertempat tinggal di RW 2 Keluarahan Tambakrejo.Â
Kegiatan diawali dengan sosialisasi kepada anak-anak tentang berbagai macam sayur-sayuran, manfaat sayur-sayuran, bagaimana memanfaatkan barang bekas menjadi terpakai kembali, bagaimana cara penanaman bayam dengan cara hidroponik sistem wick, dan bagaimana cara merawat pohon bayam supaya tumbuh.
Kegiatan ini dipilih juga untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak-anak tentang bagaimana bisa yang sebelumnya berbentuk biji benih lalu tumbuh menjadi pohon. Antusiasme anak-anak dan munculnya rasa ingin tahu anak-anak menjadi dorongan dilaksanakan kegiatan tersebut.Â
Wadah yang digunakan untuk menanam bayam memanfaatkan barang bekas yaitu dengan menggunakan botol minum bekas sehingga dapat menggunakan kembali barang yang seharusnya sudah terbuang dan dapat mengurangi sampah.Â
Pemanfaatan botol bekas ini juga sebagai perwujudan tujuan pembanguan berkelanjutan (SSDs). Kegiatan menanam dengan cara hidroponik sistem wick memunculkan rasa ingin tahu anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H