Saat anak menanam, anak akan menyentuh tanah dan merasakan bagaimana tekstur tanah dan bau tanah. Lalu ketika anak merawat tanaman, anak akan menyiram dengan air dan memberikan pupuk untuk tanamannya agar tumbuh dengan subur. Setelah tanaman sudah cukup umur untuk dipanen, anak-anak dan guru bersama-sama memanen hasil kebun yang ditanamnya. Hal-hal sederhana seperti itu saja bisa membuat anak senang dan menambah pengetahuan sains mereka akan alam sekitar tepatnya melalui kegiatan sentra berkebun.
Dalam pelaksanaan edukasi ini dihadiri oleh anak-anak berusia 4-11 tahun yang bertempat tinggal di RW 2 Keluarahan Tambakrejo.Â
Kegiatan diawali dengan sosialisasi kepada anak-anak tentang berbagai macam sayur-sayuran, manfaat sayur-sayuran, bagaimana memanfaatkan barang bekas menjadi terpakai kembali, bagaimana cara penanaman bayam dengan cara hidroponik sistem wick, dan bagaimana cara merawat pohon bayam supaya tumbuh.
Kegiatan ini dipilih juga untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak-anak tentang bagaimana bisa yang sebelumnya berbentuk biji benih lalu tumbuh menjadi pohon. Antusiasme anak-anak dan munculnya rasa ingin tahu anak-anak menjadi dorongan dilaksanakan kegiatan tersebut.Â
Wadah yang digunakan untuk menanam bayam memanfaatkan barang bekas yaitu dengan menggunakan botol minum bekas sehingga dapat menggunakan kembali barang yang seharusnya sudah terbuang dan dapat mengurangi sampah.Â
Pemanfaatan botol bekas ini juga sebagai perwujudan tujuan pembanguan berkelanjutan (SSDs). Kegiatan menanam dengan cara hidroponik sistem wick memunculkan rasa ingin tahu anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H