SMBH merupakan lubang hitam yang terbentuk dari keruntuhan bintang seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan.
Di Galaksi Bima Sakti sendiri, terdapat 24 SMBH yang sudah terdeteksi dengan rentang massa dari 5 sampai 30 kali massa Matahari.
Supermassive Black Hole (SBH). Supermassive black hole (SBH) adalah lubang hitam yang sangat masif. Massa SBH memiliki rentang dari ratusan ribu hingga miliaran kali massa Matahari. Ukurannya pun tidak main-main.
Beberapa SBH terbesar yang pernah dideteksi memiliki ukuran yang lebih besar dari Tata Surya kita. SBH ini umumnya terletak di pusat galaksi.
Faktanya, hampir tiap galaksi di alam semesta memiliki sebuah SBH di pusatnya. Asal-usul mengenai bagaimana SBH terbentuk dan mengapa mereka “bermukim” di pusat galaksi masih belum dipahami dengan jelas.
Intermediate-mass Black Hole (IMBH). Intermediate-mass black hole (IMBH) adalah lubang hitam yang memiliki massa di antara SMBH dan SBH, yaitu dari ratusan hingga ribuan kali massa Matahari.
IMBH tidak mempunyai lokasi khusus tertentu, namun beberapa IMBH dapat ditemukan di tengah-tengah gugus bintang; suatu daerah dengan kepadatan bintang yang lebih tinggi dari daerah di sekitarnya.
Pembentukan IMBH ini juga masih belum dipahami dengan baik sehingga beberapa teori masih dapat diajukan.
Kembali ke Gargantua; Kip Thorne mengatakan bahwa Gargantua memiliki massa hingga 100 juta kali massa Matahari yang berkorespondensi dengan radius sebesar 300 juta km atau 2 kali jarak Bumi-Matahari, sehingga Gargantua tergolong sebuah lubang hitam supermasif.
Tentunya massa yang besar tersebut mempunyai efek yang begitu besar pula terhadap lingkungan di sekitarnya. Memang apa saja efek yang bisa dirasakan? Tunggu part 2 dua hari lagi ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H