Namun, jika massa intinya lebih dari angka tersebut, gaya gravitasinya akan menjadi terlalu besar sehingga ia akan runtuh dalam pengaruh gaya gravitasinya sendiri.Â
Keruntuhan tersebut akan terjadi terus-menerus hingga radius inti mencapai sebuah radius yang dinamakan radius Schwarzschild. Saat radius inti mencapai radius Schwarzschild, inti tersebut akan berubah menjadi sebuah lubang hitam.
Jadi, apakah lubang hitam itu?
Dari penjelasan sebelumnya, lubang hitam terbentuk ketika massa inti sebuah bintang yang begitu besar (lebih dari 3 kali massa Matahari) terkonsentrasi pada sebuah daerah yang lebih kecil dari sebuah kota.Â
Sebagai perbandingan, Bumi akan menjadi lubang hitam jika seluruh massanya dipadatkan ke daerah yang hanya sebesar kacang.
Menurut fisika klasik, kondisi tersebut akan menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Inilah yang disebut lubang hitam.Â
Secara prinsip, seluruh objek termasuk kita dan gadget yang sedang kita gunakan sekarang bisa menjadi lubang hitam dengan mengkompresnya sampai ke radius Schwarzschild yang bersangkutan (radius Schwarzschild Bumi adalah 9mm – hanya seukuran sebuah kacang).Â
Faktanya, gaya gravitasi lubang hitam begitu besar sehingga objek tercepat di alam semesta pun, yaitu cahaya, tidak dapat lepas darinya. Begitu besarnya gaya gravitasi ini menjadikan hukum-hukum fisika di sana menjadi sangat unik dengan caranya sendiri.Â
Seberapa Masif Lubang Hitam?
Berdasarkan massanya, lubang hitam dikelompokkan menjadi tiga jenis:
Stellar-mass Black Hole (SMBH). Stellar-mass black hole (SMBH) adalah lubang hitam yang memiliki massa yang mirip dengan massa bintang pada umumnya.