Mohon tunggu...
Salim Saputra
Salim Saputra Mohon Tunggu... -

Ajari aku cara menulis. Menulis dengan lincah. Menulis dengan penuh manfaat dan berkwalitas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Rp 1000 untuk Parkir Ugm

2 Februari 2011   13:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87036" align="aligncenter" width="494" caption="foto : http://epaper.korantempo.com/GalleryView.shtml"][/caption] Tadi pagi, sekitar jam 10.30 saya masuk kampus UGM. Bukan untuk urusan kampus, tapi urusan keuangan saya di Bank Muamalat yang berkantor di Masjid Kampus. Seperti biasa, masuk kampus mewah ini sangatlah berlapis. Mulai dari portal masuk (kalo dulu, dari arah mana pun kita bisa masuk) kemudian antri pengambilan "KARCIS IDENTITAS KENDARAAN" hingga di portal keluar juga sambil dijaga oleh beberapa karyawan atau bahkan SATPAM Kampus. Setelah mendapatkan karcis di portal masuk yang dibagikan oleh karyawan, saya langsung menuju Masjid Kampus untuk transaksi uang di Bank Muamalat. Karena antrian cukup panjang, transaksi itu selesai hingga hampir azan dzuhur. Di sela kekosongan itu, aku menyempatkan membeli buku-buku yang ada di teras masjid sebelum azan dikumandangkan tuk sholat berjamaah. Siang itu, pukul 12.30an aku keluar kampus. Sambil menyiapkan karcis, aku langsung antri dan memberikan karcis yang berwarna putih itu kepada SATPAM Kampus. Belum sempat aku menaikkan kaki ke motor, satpam itu menahanku. "Seribu, mas". Pintanya Aku kaget. Apa maksudnya "SERIBU"? "Bayar seribu". Pintanya lagi sambil menunjukkan karcis yang aku berikan tadi. "kalo tidak ada KIK (Kartu Identitas Kendaraan) wajib bayar SERIBU". Begitu katanya dengan sedikit tegas. Aku minta karcis itu padanya, kubaca kalimat yang ada di dalamnya :

  • Sepeda Motor Rp. 1.000,00 (dibayarkan pada pos jaga portal keluar)
  • Karcis bukan tanda penitipan barang.
  • Jangan meninggalkan barang berharga di kendaraan.
  • Segala kerusakan/kehilangan barang atau kendaraan selama parkir, menjadi tanggung jawab pemilik (tidak ada pergantian dalam bentuk apapun).
  • Karcis ini wajib diserahkan kepada petugas portal keluar.
  • Dengan ini, anda dianggap telah menyetujui persyaratan di atas.

Aku memang tidak pernah membaca kalimat yang ada di karcis itu. Biasanya, kalimat itu hanya berisikan point 2-6, termasuk di karcis parkir umum. Karena di parkir umum sudah tertera NOMINAL harga parkir saat itu. Senin - Jumat : Rp. 1.000,00 dan Sabtu - Minggu : Rp. 2.000,00 termasuk pada acara khusus atau hari libur lainnya. Aku pun tak banyak tanya atau pun protes. Langsung saja aku keluarkan uang untuk membayar parkir itu. Karena orang-orang yang berada di antrian belakangku sudah banyak yang tanya dan protes. Selidik punya selidik, kebijakan ini baru dimulai kemarin Selasa, 1 Februari 2o11. Sambil mengendarai motor menuju sekolah (kebetulan hari ini saya masuk siang) terlintas pertanyaan :

  • Untuk apa sih uang parkir itu?
  • Atau ....

Semua pertanyaanku itu sedikit terjawab, ketika saya membaca Koran Tempo edisi hari ini (2/2) bahwa pihak UGM ingin menjaga keamanan dan konsep educopolis. Dikarenakan, mahasiswa angkatan 2011 tidak diperbolehkan lagi membawa kendaraan bermotor, alias wajib NGEPIT (ngontel atawa naik sepeda angin). Tapi alasan kampus ini ditolak oleh BEM UGM Luthfi Hamzah. Dia mengatakan bahwa ini semua adalah berorientasi uang lewat parkir. "KIK dan disintensif jelas berorientasi mencari uang," begitu kata Luthfi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun