Mohon tunggu...
Salimah Nurhasanah
Salimah Nurhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sanhas

Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki minat di bidang sastra dan kepenulisan. Selain itu, memiliki sebuah blog pribadi yang membahas seputar psikologi dan pengembangan diri. Kunjungi https://kepompongtidur.blogspot.com/?m=1 untuk melihat tulisan-tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

4 Trik Gampang Menggali Ide Cerita

13 Oktober 2024   07:31 Diperbarui: 13 Oktober 2024   07:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ide (Sumber gambar: pexels.com)

Ide adalah salah satu faktor terpenting lahirnya sebuah karya. Ide menjadi modal awal bagi penulis dalam membuat cerita seperti cerpen atau novel. Melalui ide, penulis akan dituntun dalam menemukan unsur-unsur yang membangun cerita. Maka dari itu, ide dan penulis tak terpisahkan. 

Kemampuan penulis dalam menggali ide berbeda-beda. Ada yang dengan mudah menemukannya, ada pula yang kesulitan. Tak menutup kemungkinan, sewaktu-waktu penulis mengalami mandeg ide atau yang biasa disebut dengan writer block. 

Ide diperoleh dari berbagai hal. Bisa dari apa yang kita lihat, dengar, baca, rasakan, dan kejadian di sekitar kita. Jika kita cukup peka, sebenarnya mudah untuk memperoleh ide. Gola Gong menyebutkan dalam bukunya yang berjudul 'Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup" bahwasannya ide itu bukan dicari, tapi ditemukan. Banyak sekali sumber ide di sekitar kita yang berpotensi mendatangkan inspirasi dalam menulis. Terdapat trik yang berguna untuk menggali ide dalam menulis cerita. Berikut ini tekniknya.

1. Gunakan Metode Jurnalistik

Biasanya metode jurnalistik dipakai dalam teknik wawancara. Pewawancara mengajukan pertanyaan mencakup unsur 5w+1h kepada narasumber. Keenam elemen tersebut diantaranya, what, who, when, where, why, dan how. Implementasi unsur 5w+1h ke dalam penggalian ide cerita adalah tips yang ampuh. Dalam hal ini, dibutuhkan keaktifan indera kita untuk melakukan penelaahan terhadap situasi sekitar. 

Cobalah untuk menginjakkan kaki keluar rumah, berjalan-jalan, dan pergi ke tempat ramai. Amati setiap orang dan objek yang tersuguh di depan mata. Galilah informasi dengan metode jurnalistik ini . Sebagai penggambaran, kita melihat tukang bubur. Lantas dekati dia dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti siapa nama bapak itu, dimana tinggalnya, dimana tempat ia mangkal, berapa pendapatan perhari, dan lain sebagainya. 

Keruklah informasi sampai ke akar-akarnya. Semakin banyak informasi, semakin baik. Jangan lupa dicatat atau direkam biar tidak lupa. Sesudah itu, berimajinasilah. Ajukan pertanyaan 'how' ke diri sendiri. Bagaimana hubungan dengan keluarga, anaknya, istri, tetangga, lingkungannya, bagaimana perilakunya, dan banyak aspek 'how' lain yang dapat digali. 

Contohnya, setelah wawancara, diperoleh informasi bahwa tukang bubur bernama Wahyu yang berjualan bubur demi menghidupi keluarga serta anaknya kuliah. Bayangkan penghasilan Pak Wahyu menjadi sumber konflik dalam keluarga. Sebelum menuliskan cerita, buat sinopsisnya. Misal seperti berikut,

"Pak Wahyu, seorang tukang bubur yang sering mangkal di perempatan. Ia memiliki penghasilan tak seberapa. Kerap pendapatan Pak Wahyu menimbulkan konflik dengan sang istri. Karena lelah dengan nasib, Pak wahyu terpaksa mencuri sebuah rumah besar di perumahan. Ia ketahuan dan dipenjara. Di penjara, Pak Wahyu menyadari kesalahannya."

Dari sana udah tergambar, kan, alurnya seperti apa, hingga endingnya bakal kayak gimana. Kita dapat mengembangkan cerita sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila kamu tidak ingin mewawancarai langsung, karang saja di kepala. Lihat seseorang, ajukan 5w+1h ke diri sendiri. Lalu, gunakan pula teknik 'Bagaimana jika'. Misal, kita liat ibu-ibu menenteng plastik. Tiba-tiba muncul berbagai 'Bagaimana jika' di kepala seperti "Bagaimana jika ibu-ibu itu adalah buron?", "Bagaimana jika yang dibawanya adalah bom?", "Bagaimana jika ia hendak menuju tempat peristirahatan terakhir anaknya?" "Bagaimana jika ia sedang berjualan?", dan lain-lain. 

Gimana? Sudahkah tergambar tekniknya? Cobalah gunakan cara ini, maka kamu akan dengan mudah menjemput ide dan mendudukkannya di kepalamu. 

2. Menggali Ide dari Artikel atau Berita

Ide bisa diperoleh dari artikel. Trik ini terdapat campur tangan elemen 5w+1h. Baca dan pelajarilah artikel, lalu identifikasi 5w+1h-nya. Agar lebih jelas, mari kita ambil contoh. Misalnya kita membaca artikel tentang kasus Vina. Setelah mengetahui unsur 5w+1h-nya, tambahkan ramuan imajinasi. Kita tau bahwa mendiang Vina dibunuh dan dilecehkan oleh sekelompok geng motor. Namun, dalam imajinasi, misalnya, kita ingin membuat Vina selamat dan keadaan psikisnya terguncang. Sementara pelaku, diamuk masa sampai meninggal. Lahirlah cerita yang mengandung unsur psikologis, yakni penyembuhan dari trauma. Kejadian yang dialami Vina kita bayangkan sebagai masa lalu tokoh utama. 

Jadi begitu kira-kira membedah artikel untuk menemukan ide. Tambahkan imajinasi sesuka hati kita, ingin ceritanya dibawa kemana. 

3. Menggali Ide dari Cerita Orang

Kita pasti tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa mengobrol dengan orang lain. Beragam cerita orang mulai dari yang sedih, menyebalkan, bikin marah, bahagia, bahkan biasa saja memenuhi kepala. Daripada hanya sekadar menjadi memori, lebih baik kita manfaatkan untuk menemukan ide. Tentu masih menggunakan sentuhan fiktif. 

Katakanlah temanmu curhat tentang hubungannya yang baru kandas. Usut punya usut, rupanya pacar temanmu selingkuh. Mungkin kalau hanya di dunia nyata sebatas sakit hati, terus galau, susah move on, itu saja, kan. Beda lagi kalau kamu memindahkannya ke dalam cerita. Di dalam cerita misalnya penyebab pacar temanmu selingkuh karena sejak awal dia memang tidak suka pada temanmu, atau bisa juga karena ternyata temanmu dijadikan bahan taruhan, dan lain sebagainya. 

Tak hanya itu, isu-isu terkini dapat kita adopsi ke dalam cerita. Fenomena masyarakat yang berkenaan dengan politik, sosial, budaya, norma, realitas sosial, moral, dan lainnya, memegang peranan dalam penciptaan suatu karya. Jadi, tak ada salahnya, cerita yang penuh warna-warni itu diwujudkan dalam bentuk karya tulis. 

4. Menggali Ide dari Film

Wadah ide berikutnya adalah film.  Semua orang pasti suka menonton film. Hanya yang beda dari segi selera. Ada yang suka film romance, komedi, thriller, action, dan lain-lain. Melalui kegemaran dari aktivitas satu ini, berpotensi memantik ide di kepala kita. Lantas, bagaimana menggali ide melalui film? Caranya simpel, dengan menonton lalu identifikasi unsur ceritanya. Analisis dari segi tokoh, karakternya bagaimana, alur, tema, kaitannya dengan moral, pesan, hal menarik dari film itu, dan lain-lain. Dari sana bisa muncul inspirasi untuk kamu menulis cerita. 

Contohnya kita belajar menggali ide dari film Dilan 1990. Film ini populer pada masanya. Jadi tak heran orang-orang langsung tau jika ditanya soal film ini. Dilan 1990 menceritakan tentang kisah cinta remaja SMA, dimana Dilan berlaku sebagai pemeran utama yang jatuh cinta pada Milea. Sifat kedua remaja ini bertolakbelakang. Dilan dikisahkan sebagai remaja nakal, sementara Milea sebaliknya. Pada intinya, Dilan berjuang mendapatkan cinta Milea dan mereka bisa bersama meski banyak rintangan yang harus dihadapi keduanya. 

Dari sana, setelah kita telaah unsur, maka langkah berikutnya adalah yap, berimajinasi. Contoh, di film Dilan, kedua tokoh bisa bersama. Maka di cerita kita, kita buat sebaliknya. Bisa juga kita buat cerita tentang geng motor dan kaitannya dengan moral di masyarakat. Atau kita bisa mengadopsi karakter tokoh Dilan sebagai preman di cerita, tapi ternyata dia baik hati. Sebenarnya, banyak sekali hal yang bisa dijadikan sumber ide dalam film. Hanya yang kita perlukan adalah kepekaan dalam menyimak dan menelaah. Sisanya, serahkan pada otak kita. 

5. Menggali ide dari novel

Novel adalah salah satu jenis karya sastra fiksi yang panjang. Novel ini salah satu produk dari karya tulis. Tak sedikit penulis yang berkeinginan untuk membuat novel dan menerbitkannya. Sepertinya memang tak mudah membuat novel. Salah satu hambatan adalah dalam hal ide. Yang suka baca novel, manfaatkan untuk menarik ide ke otak. Caranya hampir sama seperti film. 

Contoh, kamu membaca novel tentang perselingkuhan. Kamu bisa membuat tema yang sama tapi dengan cara yang berbeda. Ingat, ya, mencari inspirasi, bukan berarti plagiat. Pada hakikatnya, tak ada cerita murni karena pasti terpengaruh oleh hal lain. 

Itulah 5 teknik menggali ide untuk menulis cerita. Praktikkan trik ini jika kamu ingin otakmu dilimpahi dengan ide. Sebenarnya ide bisa muncul kapanpun dan dimanapun. Bahkan ketika kita hendak tidur atau sedang di kamar mandi, sekonyong-konyong ide muncul. Akan tetapi, teknik menggali ide di atas berguna untuk mencegah writer block. Terlebih, tak sedikit penulis yang mengeluh kesulitan menemukan ide. Nah jika kamu salah satunya, yuk terapkan metode di atas. 

Biasakanlah untuk menggali ide, maka kamu dapat dengan mudah menemukannya. Yang kita perlukan hanyalah kepekaan indera kita, otak yang berpikir, dan keluasan dalam berimajinasi. Satu hal yang perlu diingat, ketika kamu ragu terkait apa yang hendak kamu masukkan ke cerita, maka lakukan riset sampai benar-benar yakin. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan miskonsespsi. Semoga ulasan ini membantu dan berguna untuk kamu. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun