Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan, ide, dan perasaan ke dalam tulisan. Dapat dikatakan, menulis sebagai aktivitas produktif karena otak dipaksa berpikir dalam menciptakan tulisan. Namun, untuk menghasilkan karya tulis, maka otak harus memiliki pegangan berupa gagasan, ilmu, atau ide. Bisa jadi kegiatan menulis menimbulkan kepuasan bagi orang yang telah berhasil mewujudkan pikiran menjadi nyata. Maka tak heran, menulis dijadikan sebagai hobi oleh sebagian orang.
Ada yang tertarik dengan dunia tulis menulis, ada yang tidak. Hasrat menulis didapat melalui membaca karya orang lain, keinginan sejak kecil, bisa juga dari ajakan. Orang yang serius dalam menulis biasanya memiliki karya yang dibaca oleh banyak orang. Tak sedikit pula yang berpegang pada profesi sebagai penulis untuk mendapatkan penghasilan.  Akan tetapi, tak jarang ada yang beranggapan bahwa menulis itu sulit, apalagi untuk para pemula. Memang menulis adalah aktivitas kompleks. Tidak mudah untuk memanifestasikan ide ke dalam tulisan. Namun dengan sering berlatih, akan membuat skill menulis secara tidak sadar menjadi meningkat. Ini dia 4 latihan menulis praktis untuk pemula.
1. Tulis aja dulu
Untuk para pemula mungkin bingung, mau menulis, tapi harus mulai dari mana dan harus nulis apa? Kamu sudah niat nulis entah entah karya fiksi atau nonfiksi, pas udah di depan laptop malah bengong. Jawabannya simpel, mulai aja dulu nulis. Tuliskan apapun yang ada di kepala kamu tanpa mikir. Mau nyambung atau nggak, mau sesuai kaidah atau nggak, tulis aja dulu. Kalau bisa, tulisnya di buku catatan, tapi di laptop atau ponsel juga tidak masalah. Tuliskan hal yang menarik perhatian kamu, kenangan yang tak terlupakan, hal yang menyentuh, bahkan kejadian yang kamu alami. Intinya, apapun itu tuliskan. Ketika kamu kepikiran sesuatu, tuliskan segera. Jangan memikirkan pemilihan diksinya. Jangan memikirkan bagus tidaknya, biarkan mengalir seperti sungai yang jernih.Â
Ketika baru memasuki dunia kepenulisan, otak kita akan mempelajari hal baru. Makanya otak itu perlu dikenalkan terlebih dahulu dengan diksi, kata-kata, dan cara menuangkan pemikiran ke tulisan. Biarkan otak kita beradaptasi. Jangan dulu mempelajari teori kalau membuat kamu ujungnya gak nulis-nulis. Alternatifnya adalah, kalau mau nulis, ya, tulis. Lakukan latihan menulis ini minimal 10-20 menit setiap hari. Kalau mau lebih, lebih bagus. Sambil berlatih, tambahkan ilmu-ilmu kepenulisan ke kepala kamu. Lakukan perlahan dan jangan terburu-buru ingin cepat menguasai. Setiap mendapat ilmu kepenulisan, segera praktikkan agar lebih menempel di otak.Â
2. Perbanyak BacaÂ
Di samping kita nulis, kita juga perlu membaca. Ada ungkapan yang mengatakan, "Penulis yang baik adalah pembaca yang rajin". Nah, kalau kamu ingin serius nulis, bacalah karya orang lain. Bacaan itu akan menjadi pemantik bagi otak kita untuk menuliskan sesuatu. Sebagai contoh, kamu tertarik untuk menulis puisi. Maka perbanyaklah membaca puisi. Lebih bagus kalau kamu mebaca semua jenis buku, entah fiksi atau nonfiksi. Tak hanya itu, membaca juga membuat perbendaharaan kosakata di kepala menjadi kaya. Jadi, kita tidak bingung ketika hendak menulis.
3. Latihan melalui gambar
Kamu bisa memilih salah satu gambar atau objek, lalu buatlah cerita, minimal satu sampai dua paragraf atau lebih. Apa yang kamu bayangkan pertama kali ketika melihat suatu gambar atau objek? Nah, coba imajinasikan. Misalnya, saya melihat gambar tomat. Lalu, otak saya otomatis membayangkan sebuah tomat sedang menggelinding. Maka, hasil cerita yang saya bayangkan melalui tomat adalah begini:
"Tomat itu menggelinding dan menabrak kaki seorang lelaki tua. Ia memandangku dengan wajah tak terbaca. Lalu, lelaki tua itu mengambilnya dengan perlahan dan kami tatap-tatapan. Semula wajahnya datar, namun lambat laun ia mengeluarkan tawa yang sangat keras sehingga membuatku seketika menutup telinga. Ada apa dengannya?"
Nah dari sana, kita bisa mengembangkan lagi sampai berhasil membuat cerita yang utuh. Latihan ini membantu kamu dalam melatih imajinasi sehingga bisa dengan mudah menemukan ide. Pada hakikatnya, imajinasi adalah salah satu unsur terpenting dalam proses kreatif. Jadi, rumusnya ada tiga; lihat, bayangkan dan imajinasikan.
Tak hanya cerpen, latihan ini juga berguna untuk puisi dan artikel. Contohnya masih objek tomat. Untuk puisi, coba pecah si tomat ini menjadi partikel kecil. Hal yang berkaitan dengan tomat yaitu warna merah, asam, obat untuk sariawan, ditanam, petani, tumbuh, panen, musim, dan lain-lain. Nah, dari pecahan unsur itu, kita bisa gabungkan beberapa atau mengambil salah satunya. Contoh, saya ingin memilih obat untuk sariawan. Maka begini jadinya,Â
Bibirku cenat cenut tak karuan
Aku menjerit kesakitan
Oh sariawan
Bercampur irama seuhah lada-lada
Nadanya seperti dangdut kala tomat menyentuhnya
Puisi di atas hanya contoh saja. Kamu juga bisa menggabungkan semua unsur. Satu hal yang perlu kamu tanyakan ke diri sendiri, "Apa yang ingin kamu sampaikan?" Apakah kamu ingin menyampaikan bagaimana petani menanam tomat dengan usaha mereka, lantas dijadikan sebagai pendapatan? Atau kamu ingin menyampaikan tentang tomat yang begitu murah di pasaran dan merugikan petani? Atau apapun itu, galilah sedalam-dalamnya.Â
Untuk menulis artikel juga bisa, tekniknya sama seperti puisi (dibedah), mulai dari manfaat untuk kesehatan, apa kegunaannya untuk kecantikan, kandungan, cara menanam, dan lain-lain.Â
4. Mulai dengan satu kalimat
Latihan berikutnya yaitu dengan satu kalimat. Bahkan dari satu kalimat saja bisa berubah menjadi cerita yang utuh. Mulailah menulis dengan satu kalimat, bisa juga berupa dialog. Sebagai contoh, saya mengawali dengan kalimat. "Dia menari-nari dengan gembira....." Lalu di otak saya seketika muncul kalimat lain,  "Pantas saja, kudengar ia memenangkan undian lotre satu miliar. Menang uang dari lotre saja bangga. Lihat saja, aku akan datang padanya, memuji, dan meminjam uangnya. Mudah sekali membujuknya. Dia, kan, orangnya lugu dan polos."
Menulis dengan satu kalimat ini bermanfaat apabila kamu kesulitan menemukan ide. Dari cerita di atas, kita sudah bisa membayangkan, konfliknya seperti apa, endingnya bagaimana, tokoh siapa saja, dan unsur-unsur lain. Tak hanya cerpen, trik ini juga bisa digunakan pada penulisan puisi. Contohnya saya memulai dengan kalimat, "Aku duduk termangu di tepi jendela". Lalu saya melanjutkan dengan puisi berikut,
Aku duduk termangu di tepi jendela
Tak henti kutatap purnama
Kepalaku dipenuni tanda tanya
Dimanakah dia?
Penggalan puisi di atas merupakan salah satu contoh yang dibuat dari teknik satu kalimat. Gunakan kalimat-kalimat lain yang pertama muncul di kepalamu.Â
Demikian 4 teknik latihan menulis untuk pemula yang dapat kamu terapkan untuk mendukung proses membangun keterampilan menulis. Jikalau kamu ingin menulis, luangkanlah setiap hari untuk menulis, minimal 10-20 menit. Bangun kebiasaan menulis dan jadikan prioritas. Saat kamu udah mulai terbiasa menulis, cobalah untuk membuat karya tulis bisa berupa cerpen, puisi, artikel, dan lain sebagainya. Teruslah menulis secara konsisten agar skill kamu terasah. Karena tanpa konsistensi, maka apa yang kita mau tidak akan tercapai.Â
Keempat latihan menulis di atas, tidak hanya digunakan untuk pemula saja, namun bagi penulis yang sudah terbiasa sekalipun. Akan tetapi, alangkah baiknya, bila kamu baru di dunia menulis dan masih kesulitan menuangkan gagasan ke dalam tulisan, lakukan teknik 1 dulu. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan tentang tulis menulis ke otak kamu. Apabila otak kamu sudah beradaptasi, kamu bisa merembet ke latihan yang lain. Meski demikian, jika kamu ingin melakukan semua langsung, tak masalah. Lakukan latihan-latihan ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kamu. Yuk, mari kita menulis dan tebarkan manfaat untuk banyak orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H