Perkembangan yang semakin pesat dan kompleks dalam dunia bisnis ditandai dengan makin meningkatnya transaksi atau kegiatan dan semakin meningkatnya kebutuhan pengelolaan keuangan, perlengkapan, sumber daya manusia maupun aspek perencanaan, pengendalian serta pengawasan. Ketika organisasi menjadi semakin besar, maka sistem pengendalian menjadi semakin penting sebagai salah satu alat bantu bagi manajer dalam menjalankan tugas serta fungsinya.
Sistem pengendalian yang relevan dibutuhkan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Pengendalian juga meningkatkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya yaitu pelangggan, pesaing, partner, pemasok , karyawan, lembaga keuangan, pemegang saham, masyarakat global dan pemerintah.
Pengendalian Intern didefinisikan oleh AICPA sebagai berikut :
Pengendalian Intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu sistem pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk :
- Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
- Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
- Memajukan efisieni dalam operasi.
- Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern
Suatu sistem pengendalian intern yang memuaskan harus meliputi :
1. Struktur Organisasi
Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan yang lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan, disebabkan oleh berbagai hal seperti jenis,luas, banyaknya, cabang-cabang dan lainnya. Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksible dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus membuat yang baru. Â
Ada tiga bentuk utama dari departementalisasi dalam organisasi yaitu atas dasar fungsi,daerah, produk.
a. Rentang pengawasan (span of Control).
Yaitu menunjukkan jumlah orang yang bertanggung jawab pada seorang atasan.
Struktur organisasi yang tipis atau datar disebut mempunyai span of control yang lebar, sedangkan struktur organisasi yang tinggi mempunyai span of control yang sempit.
b. Jenis-jenis Wewenang
Ada tiga jenis utama dari wewenang ,yaitu wewenang garis (atau sering dibuat garis komando), wewenang staf (merupakan wewenang membantu), wewenang fungsional(memberi hak pada seseorang untuk memerintah bagian lain yang tidak langsung menjadi bawahannya).
c. Diskripsi jabatan
Untuk menentukan tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi, berguna sebagai alat unuk memisahkan tugas dan wewenang setiap bagian sehingga akan terhindar adanya kesimpangsiuran fungsi setiap bagian dalam organisasi.Â
2. Sistem Wewenang Dan Prosedur Pembukuan
Suatu sistem pengendalian dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang-hutang, pemdapatan-pendapatan dan biaya-biaya. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan alat bagi manajem untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga utuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat.
3. Praktek –Pratek Yang Sehat.
Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas dan fungis-fungsi setiap bagian dalam organisasi. Yang dimaksud dengan praktek-praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi baru mencatat hutang setelah menerima dan memeriksa dokumen-dokumen pendukung transaksi pembelian seperti surat permintaan pembelian, surat pesanan pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.
4. Pegawai yang Cukup Cakap
Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggungjawabnya. Tingkat kecakapan pegawai mempenagruhi sukses tidaknya suatu system pengendalian intern, Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa system pengawasan intern juga tidak akan berhasil dengan baik. Â
Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, langkah-langkahnya harus dimulai sejak penerimaan pegawai baru. Jika ada penerimaan pegawai baru, hendaknya dilakukan seleksi dan test agar dapat ditentukan apakah calon pegawai yang bersangkutan, memenuhi criteria yang diininkan. Apabila pegawai sudah diterima bekerja dalam perusahaan, perlu diadakan latihan-latihan agar dapat meningkatkan kecakapan pegawai tersebut.
***
Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil sistem pengendalian internalnya apabila sistem pengendalian tersebut telah memenuhi ke empat ciri-ciri di atas. Ke empat ciri-ciri tersebut merupakan unsur-unsur aktivitas sistem pengendalian internal.
Â
Sumber:
e-Journal Digilib Unikom (Volume 2 Tahun 2013)
Sistem Akuntansi Cetakan Ke Tiga (Mulyadi Tahun 2001)
Sistem Akuntansi Cetakan Ketiga (Mulyadi Tahun 2001)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/salimahmeilani/penjualan-sebagai-tolak-ukur-keberhasilan-perusahaan_563ec044739373921ce6e22Sistem Akuntansi Cetakan Ketiga (Mulyadi Tahun 2001)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/salimahmeilani/penjualan-sebagai-tolak-ukur-keberhasilan-perusahaan_563ec044739373921ce6e22f
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H