Mohon tunggu...
Salima Azzahra
Salima Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Winter is coming

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI 2022: Meningkatkan Kreativitas di Kampung Batuloceng Melalui Makrame

14 Agustus 2022   15:30 Diperbarui: 14 Agustus 2022   15:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makrame adalah kesenian membuat anyaman simpul berbahan kain atau tali. Biasanya digunakan sebagai pajangan di rumah atau dalam ukuran yang lebih kecil bisa dijadikan aksesoris seperti gantungan kunci. Kerajinan tangan satu ini berasal dari Arab di awal abad pertengahan, berasal dari kata mikramah yang memiliki arti hiasan tangan atau anyaman.

Ada banyak sekali manfaat dari membuat kerajinan tangan bagi anak-anak. Di antaranya adalah melatih anak mengembangkan rasa percaya diri, memiliki tenggang rasa, senantiasa bersabar, fokus dan teliti, melatih keterampilan serta mengasah motorik halus anak. Dengan mengaplikasikan pembelajaran yang meningkatkan kreativitas, anak-anak bisa berkembang dengan baik.

Dalam rangka pelaksanaan program KKN yang berlokasi di Kampung Batuloceng RW 10, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kami ingin mengajarkan sekaligus memberikan pengalaman yang mungkin tidak mereka dapatkan selama di sekolah, mengingat karajinan tangan makrame cukup jarang diajarkan di sekolah.

Alasan kami memilih makrame adalah karena anak-anak sudah mempelajari berbagai macam materi pelajaran di sekolah dan agaknya akan membosankan bagi mereka apabila mempelajarinya lagi di luar sekolah. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk mengajak mereka menciptakan sesuatu yang indah dan proses pembuatannya mengasyikkan.

Kami mengumpulkan anak-anak di Balai Kabuyutan Batuloceng milik Abah Ncang yang sangat dihormati oleh warga sekitar, lokasi tersebut sangat strategis karena diketahui oleh semua warga termasuk anak-anak dan cukup nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul. Setelah semua anak berkumpul, kami membagikan masing-masing anak enam belas tali pendek dan satu tali panjang untuk membuat anyaman berbentuk daun.

Pada awalnya, mereka merasa kesulitan karena tidak familiar dengan makrame. Namun, dengan arahan dan bimbingan dari kami, perlahan mereka mulai menikmati proses pembuatannya bahkan sampai ada yang membuat dua buah anyaman daun. Hasil karya yang mereka buat boleh dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk dijadikan pajangan atau gantungan.

Anak-anak tampak menyukai kegiatan membuat makrame dan meskipun diminta untuk membuat bentuk yang sama, mereka membuatnya dalam ukuran serta jumlah simpul yang berbeda-beda. Hal ini merupakan capaian bagi kami karena berhasil meraih tujuan yaitu meningkatkan kreativitas anak-anak di Kampung Batuloceng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun