Mohon tunggu...
Agus Salim
Agus Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran Program Studi Kesehatan Masyarakat

Saya agus salim sangat menyukai menulis, berbagai macam perlombaan penulisan saya ikuti. Seperti Essai dan KTI, selain itu saya juga pernah terlibat dalam pembuatan Bulutine di kampus. Saya juga seorang pembawa acara atau reporter kampus dalam membawakan cerita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Buyu dalam Kepercayaan Masyarakat Kalimantan Selatan terhadap Risiko Terjadinya Gizi Buruk pada Balita

13 Oktober 2023   21:01 Diperbarui: 13 Oktober 2023   21:03 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola pemberian ASI juga turut dipengaruhi oleh kepercayaan buyu ini. Masyarakat percaya anak tidak mau menyusu kepada ibunya karena anak takut melihat payudara ibunya. Sehingga orang tua tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anak, padahal ASI eksklusif sangat bagus untuk membantu serta mengatasi masalah gizi pada anak. Asupan gizi ibu hamil juga terpengaruh, akibat pantangan-pantangan makanan yang dipercaya masyarakat akan mengakibatkan anak lahir nanti menderita buyu. Contoh makanan yang dilarang atau pamali adalah memakan haliling (bekicot), daging kijang, dan jantung pisang. Padahal dari jenis makanan yang dilarang tersebut memiliki gizi yang baik untuk ibu dan janin, namun dilarang karena budaya setempat yang dianggap pamali. Ditambah kondisi ibu saat  hamil yang memiliki status gizi rendah, dengan berat badan yang kurang, asupan makanan yang kurang menambah buruk keadaan sehingga potensi anak mengalami gizi buruk jauh lebih besar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa ada pengaruh kepercayaan masyarakat dengan terjadinya risiko gizi buruk pada balita. Kepercayaan yang ada mempengaruhi pola pengobatan anak, pola pemberian ASI, asupan gizi ibu hamil, kondisi ibu hamil serta adanya penyakit lain yang memperburuk keadaan anak. Sehingga diperlukan sebuah sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat bahwa penyakit buyu sebenarnya merupakan penyakit gizi kurang yang dialami oleh anak. Cara pengobatannya adalah dengan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Bukan melalui ritual-ritual yang ada di masyarakat, selain itu untuk ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi saat hamil dan pasca melahirkan. Agar janin mendapatkan asupan gizi yang cukup, serta saat pasca melahirkan bayi mendapatkan gizi yang lengkap dari ASI Eksklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun