Halo Kompasianer! Siapa yang tak kenal dengan sosok Prabowo Subianto? Namanya selalu menjadi sorotan di dunia militer dan politik negara kita. Banyak tugas penting yang telah diembannya di negeri ini, mulai dari bidang perekonomian hingga pergerakan Indonesia.
Lantas, siapa sebenarnya Prabowo Subianto? Bagaimana kisah perjalanan kepemimpinannya dari dunia militer hingga akhirnya terjun ke dunia politik? Mari kita bahas!
Siapa Prabowo Subianto itu?Â
Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir pada tanggal 17 Oktober 1951. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Masa kecil Prabowo dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya dalam menentang pemerintahan Presiden Soekarno pada Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat.Â
Beliau menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Zurich International School di Swiss, dan The American School di London, Inggris. Setelah Soeharto naik jabatan sebagai presiden, keluarga Soemitro kembali ke Indonesia. Kemudian Prabowo masuk Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Perjalanan Karir Militer Prabowo Subianto
Prabowo Subianto adalah seorang politikus, pengusaha dan perwira tinggi militer di Indonesia. Prabowo menyelesaikan pendidikannya dan lulus Akademi Militer pada tahun 1974, pada tahun yang sama ia memulai karir militernya dan menghabiskan 24 tahun di militer. Sejumlah posisi strategis pernah disandangnya mulai dari
Pada tahun 1976, beliau memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat sebagai Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang.
Tahun 1995 hingga 1998 sebagai Panglima Komando Pasukan Khusus.
Dan pada tahun 1998 Prabowo menjabat sebagai Panglima Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat).
Memasuki Karir Politik Prabowo Subianto
Karir politik Prabowo Subianto dimulai saat ia hendak mencalonkan diri sebagai calon presiden Indonesia dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar tahun 2004. Meski lolos, pada akhirnya Prabowo kalah suara dari Wiranto.Â
Bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sejumlah nama lainnya, pada 6 Februari 2008 ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. Di Partai Gerindra, Prabowo menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).Â
Pada tanggal 9 Mei 2008, Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden pada pemilu 2009. Namun setelah melalui proses tawar-menawar, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon presiden Megawati Soekarnoputri. Hasil hitung cepat memperkirakan pasangan Megawati-Prabowo akan kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.Â
Hasil penghitungan Manual KPU yang diumumkan pada 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil quick count. Pada pemilihan calon presiden tahun 2014, Partai Gerakan Indonesia Raya menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden Indonesia.Â
Prabowo menyatakan siap dicalonkan sebagai presiden. Meski beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo paling tinggi jika dibandingkan calon presiden lainnya.Â
Pada pemilu legislatif 2014, berdasarkan perhitungan cepat hingga 9 April 2014, Gerindra meraih peringkat ketiga dengan 11,58%, PDIP meraih 19,52%, dan Golkar meraih 15,22%.
Pada Pilpres, Prabowo kembali mencalonkan diri dengan menunjuk Sandiaga Uno sebagai calon wakil presidennya. Namun kemenangan belum berpihak padanya.Â
Pada 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik sebagai Menteri Pertahanan RI ke-26 pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019 hingga 2024. Hingga saat ini menjelang pergantian Presiden Indonesia, Prabowo Subianto mengusung diri sebagai calon presiden Koalisi Indonesia Maju 2024-2029 dan saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H