Mohon tunggu...
Rizal Agustiawan
Rizal Agustiawan Mohon Tunggu... -

Seorang marketer yang telah menjalani profesi marketing dan sales selama 13 tahun, beragam posisi di bidang marketing dan sales telah dijalaninya, mulai dari sales, AO, Sales supervisor dan Marketing Manager, di beberapa perusahaan di bandung, dan kini menjadi Direktur Marketing di sebuah Perusahaan Tracking di Bandung, sekaligus CEO dan Trainer Motivasi khususnya di profesi Sales, dengan bendera RZ_Consultant nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mak, Aku Lapar..

20 Oktober 2016   12:30 Diperbarui: 20 Oktober 2016   12:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" mak...ini sudah siang...aku ingin buah yang kemarin emak bawa untuk aku...itu enak sekali mak...masihkan emak bawakan satu untuk aku di hari ini..? "  emak hanya bisa menggangguk...dan baru kini aku lihat mata emak memandangku dengan sinaran kosong...tak ada cahaya harapan...hanya tatapan yang datar...aku tahu..emak tak akan sanggup memenuhi permintaan aku...mungkin buah yang aku inginkan sekarang sudah tergeletak dan terlindas rantai dan roda buldoser yang sedari pagi sudah ada di hutan kami....

" mak....".. kembali aku merintih dalam kepulan asap hitam...bau kayu terbakar menambah sedih hati...bau gosong daun tersapu api kian menambah luka batinku...

" mak...aku lapar..."... apakah emak bisa bawakan aku makanan mereka untuk aku...yang pernah emak bawa untuk aku juga...butiran biji putih yang lunak...terasa aneh...tapi..aku akan dengan terpaksa akan memakannya....apa itu namanya mak...?..yang pernah emak bawa dari tempat mereka di pinggir hutan kita yang sudah rata...". ..emak hanya menggeleng pelan....dan akhirnya mak berkata... " itu adalah makanan mereka..bukan kita...mak bisa saja ambil itu untuk kamu...karena emak tahu..kau lapar...tapi...emak tidak mau mati di tangkap oleh mereka dan dipykuli beramai ramai oleh mereka hanya karena emak mengambil butiran putih lunak itu...emak masih ingin bersamamu..emak masih ingin melindungi kamu...karena mereka pasti akan ambil kamu..dan kamu akan di bawa ke pasar..untuk di jual..emak tidak mau itu terjadi...karena emak sayang kamu...biarkan saja mereka selesaikan kerusakan yang mereka buat...siapa tahu masih ada pohon yang bersisa untuk kita...dan mak berharap masih ada buah kecil kesukaan kamu di sana..." mak menutup mulutnya...tatapannya masih kosong..tanpa harapan...dan ada setitik air mata di ujung kelopak mata emak...

Siang itu...aku terduduk di bawah batang pohon tua..dan masih di sini...siang itu...aku masih memeluk emak...dan siang itu...aku masih punya emak...dan siang itu...aku tetap merasa lapar....

 

Bdg...201016

Dedicated for orang utan di hutan yang semakin hilang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun