Pagi sepi dalam gendongan, menggayut dalam letih tak berbicara, pagi sunyi dalam dingin, terbalutkan baju tipis yang terkikis waktu
Bocah kecil dalam pangkuan, masih tertidur dan bermimpi, tapak kaki sang ayah meniti jalan beraspal menuju tempat ia berkarya.
Bocah hitam dan kurus masih tertidur di pagi sepi, dinginnya fajar memaksa nya untuk membuka mata.
Semilir angin pagi menusuk raga, desahan napas beradu dalam batin yang tersiksa, bocah kecil sudah terjaga, tapi mata masih menahan kantuk yang memaksa untukÂ
membuka... Bocah kecil menatap mata sang ayah, mata beradu dalam kelembutan kasih yang tersisa, sayupan yang  hanya mereka miliki, berdua dalam pagi yang menyingsing hari.
Matahari memancarkan cahaya, mebias dan menyinari jalanan beraspal di lingkungan mewah bersahaja
Tapak langkah menapaki bumi mu, tapak langkah mengiringi mimpi mu, tapak langkah membawa impianmu
Tapak langkah membawa mu pada suatu bangunan setengah jadi, tempat sang ayah kembali mengabdi
Angin pagi tersaput sinar fajar yang tersenyum, sang bocah pun turun dari gendongan, meniti langkah kecilnya di antara tumpukan kerikil...
Sang ayah memandang bocahnya... tatapan kasih terpaut dalam kelu dan sedih....sang bocah masih terus berjalan di dalam hamburan debu dan semen..
Sang ayah masih terus memandang.....dan segera membalik manakala Ia lihat sang bocah kembali tertidur dalam ruangan kamar kosong  yang beralaskan kantong semen...