Jika kita membaca riwayat hidup orang-orang sukses, ada satu persamaan diantara mereka dalam upaya menggapai sukses yaitu: berani memulai ! Â Â Ya... Â berani memulai. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan kita di perusahaan juga tidak terlepas dari kalimat tersebut. Namun mewujudkannya tidaklah semudah pengucapannya. Banyak kendala untuk dapat memulai sesuatu walaupun kita tahu bahwa itu adalah baik untuk diri kita. Dalam konteks pribadi kendala yang timbul sering datang dari diri sendiri
Menilik kehidupan kita sehari-hari di perusahaan, banyak hal yang seharusnya bisa menjadi peluang justru hilang begitu saja ketika kita tidak tahu kapan memulainya. Ambil contoh misalnya, ketika Pimpinan Perusahaan mempersilahkan kita untuk mengutarakan ide-ide guna memajukan perusahaan, langkah kita seperti mandek manakala harus memulai sesuatu yang berbeda dengan apa yang sedang kita kerjakan saat ini. Alasan yang sering mengemuka adalah kita sibuk dengan tugas-tugas rutin dan akhirnya  malas untuk mencoba sesuatu yang baru. Pada sisi lain teman sejawat kita mengambil kesempatan tersebut dengan mengeluarkan ide yang baru. Padahal  sejujurnya  kita mengakui bahwa ide yang dikemukakan oleh teman sejawat kita itu bukanlah ide yang baru dan sebenarnya sudah terlintas dalam pikiran kita . Bila kita sudah punya  ide  mengapa kita masih juga tidak mengemukakannya?
Contoh lain  misalnya, kita tahu bahwa dengan  membuat suatu produk baru sebagai pelengkap produk yang sudah ada sebelumnya, dapat memperbesar market share. Namun kendala  justru banyak kita dapati dari kalangan internal perusahaan sendiri. Kendala itu mulai dari bagian marketing riset yang terlalu berkutat pada masalah teoritis tapi terkadang mengesampingkan realita yang terjadi di lapangan, sampai dengan bagian finance yang terlalu hati-hati menjaga cash flow sehingga justru peluang didepan mata diambil terlebih dahulu oleh pesaing kita. Hal tersebut berakibat pada lambatnya langkah perusahaan dalam merebut pasar yang sebenarnya terbuka luas.
Kondisi internal ini sering menjadi penghalang untuk kita memulai sesuatu. Apalagi jika bukan karena koordinasi antar bagian yang tidak berjalan dengan baik. Semata-mata menyalahkan bagian lain juga tidaklah benar seluruhnya. Terlebih lagi jika dibagian kita sendiri belum seluruh komponen berjalan dengan sempurna. Sempurnakan koordinasi diantara bagian kita dulu  baru melangkah untuk menyempurnakan bagian lain. Koordinasi sering terhambat akibat tidak lancarnya komunikasi antar bagian di perusahaan. Mulai dari koresponden antar bagian yang tidak efektif sampai dengan menunda-nunda pekerjaan seperti untuk membalas e-mail dari bagian lain misalnya.Belum lagi target kerja yang membuat masing-masing bagian lebih mementingkan kepentingannya sendiri, pada gilirannya semua bagian merasa lebih penting dari bagian lainnya.
Pada konteks ini kita tidak membicarakan kendala eksternal yang terjadi diluar kendali kita untuk mengatasinya seperti bencana alam, huru-hara, kondisi politik yang berubah seiring terjadinya perubahan rezim dan lain sebagainya. Kita tahu jika kendala seperti diatas tadi tentu sangat mempengaruhi bukan saja kondisi perusahaan tapi juga kondisi makro.
Lalu bagaimana kita bisa memulai sesuatu tersebut? Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk berani memulai sesuatu yaitu:
Buatlah rencana dengan baik
Perencanaan yang baik merupakan langkah awal kita melakukan sesuatu. Â Ingat, ini lebih baik daripada kita sudah mengerjakannya ternyata tidak memperoleh hasil yang maksimal. Lebih baik terlambat beberapa saat daripada gagal di tengah jalan.
Lihat kekuatan dan kelemahan kita dengan jujur
Â
Bagi perusahaan atau individu yang sudah tahunan menggeluti pekerjaan tertentu menganggap bahwa pekerjaan tersebut adalah mudah karena sudah sering dan rutin melakukannya. Padahal, akibat dari kerutinan tersebut kadang membuat kita menjadikan  pekerjaan  sebagai sesuatu yang biasa. Akibatnya kita terlena oleh kelebihan kita dan lupa akan kekurangan kita sendiri. Bagi individu, semakin lama kita mengerjakan sesuatu pekerjaan biasanya menjadikan kita merasa paling tahu, paling jago dan paling bisa, akibatnya tidak peka akan sesuatu yang berubah dan baru di luar sana.
Buatlah anggaran dengan cermat
Â
Menyusun anggaran dengan cermat adalah perlu agar kita tahu persis berapa anggaran yang tersedia dan berapa anggaran yang sudah dipergunakan. Dengan anggaran yang jelas tadi sekaligus juga meniadakan ekses negatif yang mungkin timbul akibat penggunaan  anggaran . Keterbukaan perlu untuk menjaga kredibilitas kita dimata manajemen
Lakukan Koordinasi dengan baik
Â
Agar langkah memulai sesuatu bisa berjalan dengan lancar maka koordinasi antar bagian harus juga berjalan dengan baik , Tanpa koordinasi maka sia-sia enerji yang keluar untuk melakukan sesuatu. Bisa-bisa malah kontra produktif yaitu waktu , biaya dan tenaga yang kita keluarkan hanya habis untuk menyelesaikan masalah antar bagian saja.
Evaluasi secara berkala
Â
Evaluasi ini bisa dalam rentang waktu  enam  bulan,  satu tahun dan seterusnya sehingga kita tahu persisi apakah langkah kita itu sesuai dengan rencana atau justru jauh meleset dari rencana semula. Apabila evaluasi dilakukan maka kita tahu apakah langkah yang kita jalankan sudah sesuai atau belum. Jika tidak sesuai maka secepatnya kita lakukan perubahan-perubahan yang diperlukan
Mohamad Zein Saleh- Dosen Universitas Pembangunan Jaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H