Mohon tunggu...
SALEHUDDIN
SALEHUDDIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Profil lengkap silahkan kunjungi www.berbagi-berkolaborasi.my.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Formasi 4-3-3 dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan

23 April 2023   22:01 Diperbarui: 23 April 2023   22:10 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah bapak/ibu berada di sebuah persimpangan ? dimana bapak/ibu merasa kebingungan memilih atau memutuskan sesuatu yang prinsipnya sama sama baik ?

Jika ia maka itu lah yang kita sebut Dilema Etika.

Dilema etika Berarti adanya 2 Nilai kebajikan universal yang bertentangan dalam satu waktu tertentu. Kejadian ini tentu sering menimpah kita baik sebagai pemimpin institusi maupun sebagai guru , Pemimpin terhadap bawahannya dan guru terhadap murid muridnya. Pada Posisi ini kita diharapkan dapat menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik dengan melakukan analisis yang mendalam, Apapun keputusan yang kita ambil harus berdasarkan berbagai pertimbangan yang matang, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

Identifikasi awal yang harus  dilakukan adalah membedakan kasus yang termasuk dilema etika  atau bujukan moral. Dilema etika berarti terdapat 2 Nilai kebajikan yang bertetengatangan atau disebut benar dan Benar , kemudian untuk bujukan moral berkaitan dengan keputusan benar atau salah , walaupun memang terkesan benar melawan benar sehingga perlu ketelitian untuk menentukan apakah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral. Untuk Bujukan moral maka jelas keputusan yang diambil harus memuat kebenaran Sesuai Nilai Nilai kebajikan Universal (Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan lain-lain).Lain halnya dengan dilema etika terdapat  nilai kebajikan universal yang bertentangan maka dari itu perlu analisis mendalam sebelum pengambilan keputusan.

Dalam pengambilan keputusan untuk kasus dilema etika hendaknya memperhatikan 4 paradigma , 3 prinsip dan 3 Unsur dengan mengacu kepada 9 langkah pengambilan keputusan. keempat prinsip tersebut meliputi :

  1. paradigma individu dan masyarakat, 

Paradigma ini menekankan pada sebuah keputusan yang mengakomodir individu atau sebuah kelompok, dengan nilai nilai yang sama benar . individu dalam hal ini bukan hanya saja satu orang , akan tetapi  individu dapat dimaknai sebagai kelompok kecil, seperti keluarga ,kelas dan sebagainya .Misalnya dalam kelas seorang individu sudah siap ke materi berikutnya sedangkan kelompok lain masih butuh bantuan.

  1. paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan,

Paradigma dilema etika ini membuat keputusan antara mengikuti aturan yang sudah ditetapkan demi keadilan bagi semua  atau membuat pengecualian terhadap seseorang atas dasar kasih sayang dan kemurahan hati.

  1. paradigma kebenaran lawan kesetiaan,

Dengan paradigma ini seseorang akan diperhadapkan antara menyampaikan sebuah kebenaran atau memilih untuk setia/bertanggung jawab pada suatu organisasi profesi dan sebagainya , karena kita ikut bertanggung jawab dalam kelompok tersebut dan telah menyepakati nilai-nilai yang harus dipegang teguh.

  1. paradigma jangka pendek dan jangka panjang

paradigma ini berkaitan dengan memilih untuk melakukan sesuatu hal untuk sekarang atau dimasa yang akan datang. Kasus seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari misalnya memilih antara apakah waktu anda akan digunakan untuk lebih banyak bersama keluarga atau anda akan melanjutkan pendidikan di perantauan.

Selain 4 Paradigma diatas , terdapat 3 Prinsip dalam pengambilan keputusan diantaranya;

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Prinsip berfikir ini berfokus pada hasil akhir tanpa melihat proses dijalani,  prinsip lebih condong dalam pengambilan keputusan demi kebaikan orang banyak atau kelompok yang lebih besar.

  1. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Prinsip ini termasuk yang ketat , karena segala keputusan yang diambil harus selalu mengacu pada aturan aturan dan nilai  yang telah dibuat dan disepakati, demi menjaga integritas dan komitmen bersama.

  1. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Prinsip berpikir terbilang lebih humanis pada kasus kasus tertentu , prinsip berfikir lebih menekankan pada rasa peduli dan kasih sayang di atas peraturan yang ada . Prinsip ini selalu melihat, jika kita sendiri berada dalam posisi yang sama , pasti ingin diperlakukan seperti itu juga.

Tentu terdapat kekurangan dan kelebihan prinsip pengambilan keputusan diatas , akan tetapi perlu diingat bahwa apapun keputusan yang diambil hendaknya memperhatikan 3 unsur/ dasar pengambilan keputusan, bagi guru hal pertama yang harus diperhatikan dalam menelaah putusan ,  apakah keputusan tersebut berpihak pada murid ?, apakah keputusan tersebut sesuai nilai-nilai kebajikan , dan apakah keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan ? untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat keputusan kita dapat memperhatikan 9 langkah langkah yang harus ditempuh meliputi; 1) mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, 4) pengujian benar atau salah, 5) pengujian paradigma benar lawan benar, 6) melakukan prinsip resolusi, 7) investigasi opsi trilema, 8) buat keputusan, 9) lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Walaupun sembilan langkah buka hal yang mutlak dilakukan , paling tidak langkah ini dapat membantu kita dalam mengasah kemampuan dalam mengambil sebuah keputusan. Walau pada akhirnya apapun keputusan yang kita ambil harus memperhatikan nilai nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai konsekuensi dan aturan yang ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun