Tepat tiga puluh tahun yang lalu, Presiden RI kala itu, Bapak Soeharto mencanangkan 10 Januari sebagai hari menanam pohon yang ditargetkan bisa mencapai satu juta pohon di setiap provinsinya. Saat itu, dalam pidatonya pada 10 Januari 1993 di Presiden Soeharto mengajak seluruh masyarakat untuk menanam pohon, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah pemanasan global. Hal ini karena kemampuan pohon untuk menyerap polusi dan menghasilkan oksigen melalui proses utamanya, fotosintesis.Â
Gerakan ini sendiri adalah agenda dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.  Tujuan dari gerakan ini seperti dikutip dari laman Universitas Brawijaya, adalah untuk meningkatkan luas tutupan hutan di negara Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pohon dan hutan bagi lingkungan. Agar kita bersama-sama bisa mewujudkan  lingkungan yang sehat, sejuk, dan asri. Gerakan ini mengajak kita untuk terus melestarikan pohon yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.Â
Pepohonan Indonesia dari Waktu ke Waktu
Dalam perjalanan selama tiga dekade tersebut, nyatanya tidak setiap tahun diketahui ada gerakan satu juta pohon ini. Beberapa yang pernah dilaksanakan dan tercatat adalah pada tahun 2011, Presiden SBY mencanangkan gerakan satu miliar pohon untuk melestarikan pohon. Acara tersebut diakhiri dengan penghargaan yang dibagikan kepada para kepala daerah, LSM, serta para pelaku usaha yang turut serta meramaikan agenda tersebut. Serta pada 2017, Presiden Joko Widodo yang melaksanakan penanaman 45 ribu pohon di Yogyakarta, dengan catatatan angka tersebut akan dicek keasliannya benar hidup sejumlah itu atau tidak. Menurutnya, penanaman pohon ini perlu dalam jumlah yang tepat pada usia pohon yang sudah besar agar bisa terus hidup meski tanpa pemeliharaan.
Ternyata pemanasan global sudah menjadi isu sejak tiga dekade silam, dengan solusi yang sudah jelas, pohon. Meskipun berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka deforestasi, seperti yang terlampir pada laman BPS pada tabel Angka Deforestasi Netto Indonesia yang menunjukkan penurunan sejak 2015 lalu, namun Indonesia masih menempati sepuluh besar negara dengan laju deforestasi tertinggi pada 2020 lalu dengan kehilangan 270 ribu hektare. Peringkat yang sama sekali tidak membanggakan, dengan menduduki urutan keempat setelah Brazil, Kongo, dan Bolivia.
Hal yang Bisa Kita Lakukan
Kesadaran akan pentingnya pohon dalam masyarakat pun masih sangat perlu ditingkatkan, mengingat kondisi krisis iklim yang sudah semakin parah dan tingkat urgensi untuk kita bekerja sama semakin mendesak. Pada hari ini, setelah mengingat pepohonan di Indonesia yang tetap saja berkurang jumlahnya dari waktu ke waktu, apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang manusia?
1. Menyadari Pentingnya Pohon untuk Kita Hidup
Fungsi utama pohon seperti yang kita semua pahami adalah proses fotosintesis. Pohon mampu menyerap polutan, salah satunya karbon dioksida dan mengubahnya menjadi oksigen, zat yang kita hirup untuk bernafas. Perlu diingat lagi bahwa zat polutan seperti karbon dioksida ini berakibat pada peningkatan suhu bumi secara keseluruhan dan meningkatnya keasaman laut yang membahayakan bagi para biota didalamnya. Selain untuk kita bernafas, adanya pohon pada disekitar kita juga bisa menjaga cadangan air dengan penyerapan oleh akar pohon. Kita bisa menggunakannya secara perlahan. Apalagi banyak pohon juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi, entah itu daunnya, buahnya, atau juga batangnya.
2. Menambah Jumlah Pohon