Istilah introver (introvert) pertama kali dikemukakan oleh psikiater asal Swiss bernama Carl Gustav Jung pada 1921 dalam bukunya "Psychological Types." Ia membagi kecenderungan manusia menjadi dua garis besar yakni introvert dan extrovert.Â
Dimana golongan introver lebih fokus pada perasaan internal daripada stimulasi eksternal; yang membuat mereka kurang tertarik bergabung dengan aktivitas banyak orang. Setelah itu, banyak ilmuwan psikologi yang meneliti tentang ektrover dan introver, salah satunya membuahkan tes kepribadian terkemuka MBTI.
Hari Introvert sendiri dicetuskan pertama kali oleh Felicitas Heyne pada 2011 lalu, dengan alasan banyaknya kesalahpahaman yang muncul pada para introver, biasanya anggapan sombong ataupun anti sosial.Â
Bahkan dalam bukunya "Happily Intrivered Ever After" ia mengungkapkan bahwa depresi lebih banyak diderita oleh para introver daripada ekstrover. Ia membagi tiga besar perkara yang perlu diatasi oleh introver antara lain pada masalah kesehatan, hubungan personal, dan juga karir.
Dalam buku yang bisa diakses gratis dalam bentuk digitalnya tersebut, Heyne berbagi cara agar introver bisa mengatasi tantangan yang mungkin muncul akibat kecenderungan tersebut.Â
2 Januari sendiri, dipilih agar kita bisa memberi ruang bagi para introver setelah melalui hari liburan yang panjang pada pergantian tahun. Bukan dengan pesta perayaan namun justru dengan tidak mengadakan apapun, memberi mereka ruang hening, berdiam diri kembali fokus menikmati bagian internal mereka, mengisi kembali tangki energi, setelah liburan yang membuat introver beraktivitas dalam keramaian.
Perlu diketahui, introver tidak sama dengan sifat pemalu. Seorang pemalu akan merasa tidak nyaman dalam situasi sosial tertentu apalagi jika harus berinteraksi dengan orang tidak dikenal, sedangkan seorang introver tidak masalah pada situasi sosial. Ia hanya mengumpulkan energi dengan menyendiri. Selain itu, berikut beberapa ciri lain dari seorang introver sepeti dilansir dari laman introvertdear.com:
- Lebih menikmati menghabiskan waktu sendiri
- Bentuk sosialisasi tertentu (biasanya yang terlalu berisik ataupun ramai) terasa melelahkan
- Paling baik bekerja sendiri bukan di lingkungan yang ramai
- Lebih menyukai teman dekat yang sedikit daripada banyak orang
- Cenderung menghindari spotlight dan sosialisasi yang tidak penting
- Memiliki keteratrikan dan hubungan yang mendalam
- Merasa asing dalam lingkungan sosial pada umumnya
Nah, setelah mengetahui karakter umum dari seorang introver, bagaimana cara terbaik untuk kita menghadapi mereka?
- Memahami kecenderngan personal orang lain
Entah itu introver atau bukan, ini adalah cara paling umum yang perlu dipahami setiap kita. Kita tidak bisa mengharapkan hal yang sama pada semua orang. Dengan introvert, kita tidak bisa berekpektasi mereka akan langsung nyaman dalam interaksi sosial, tidak bisa berharap mereka menyukai pesta yang ramai. Dan begitulah adanya, tidak ada yang salah, hanya kecenderungan.
- Lebih peka dan sabar
Karena introvert memiliki pemikiran yang dalam, mereka cenderung lebih lambat merespon pembicaraan. Bahkan kebanyakan introvert akan lebih senang mengungkapkan pikirannya melalui tulisan daripada  berbicara. Sehingga sebagai seorang teman itrovert, kita perlu lebih peka untuk menangkap gelagat dan bahasa tubuh mereka, juga lebih sabar menunggu proses pikiran mereka sendiri.Â
- Ajak dalam interaksi yang tidak banyak orang
Introver bukanlah orang yang anti sosial, mereka tetap butuh teman. Mereka tetap butuh keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang lain. Hanya kadarnya tidak sebanyak para ekstrover. Maka ajaklah mereka berkumpul dengan teman dekat saja, hindari perkumpulan orang yang ramai dan dalam acara yang terlalu bising. Jika pun harus, ingatlah bahwa itu bukanlah sesuatu yang nyaman dilakukan introver sehingga mereka akan butuh waktu sendiri setelahnya untuk memulihkan energi mereka kembali.
- Beri mereka ruang dan waktu
Apa yang paling introver butuhkan adalah ruang dan waktu sendiri, karena dari sanalah mereka mengumpulkan energi. Penting bagi seorang intorver dibiarkan sendiri, dalam lingkungan yang hening, agar bisa menyelami pikiran mereka sendiri.Â
- Tidak perlu berusaha mengubah
Introver bukanlah sesuatu yang buruk sehingga tidak perlu diubah. Daripada berusaha melawan lebih baik belajar menghadapi. Mengerti kecenderungan setiap orang memang berbeda-beda dan itu bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H