Dengan protokol kesehatan yang tidak seketat sebelumnya, tahun ini kita sudah bisa bepergian mengunjungi sanak saudara, bahkan pada musim lebara lalu. Berkumpul kembali bersama keluarga dan kerabat dekat, merayakan hari raya. Hal sederhana yang dulu sering kali terbaikan, kini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan disyukuri.
Ditmbah dengan jika ada kunjungan dari sahabat atau mereka yang menyempatkan diri untuk bersilaturahmi, bertukar cerita, merasakan kasih sayan, dan menyadari bahwa kehadiran kita berarti.Â
Bagi sebagian orang, bertemu dengan sebagian rekanan memang bisa melelahkan. Lingkungan yang tidak sesuai juga bisa menyedot energi. Tak apa, tidak perlu berfokus pada yang di sana, alihkan perhatian pada ereka yang lebih baik. Meski tak jarang tingkah mereka juga menyebalkan, bisa kesal juga sedih, tapi kasih sayang mereka nyata.
Pada khirnya kita mungkin tidak selalu setuju, tidak selalu suka dengan mereka, namun kita tau bahwa kita akan selalu menyayangi dan disayangi oleh mereka. Kehadiran orang-orang ini adalah hal terbesar yang bisa kita syukuri.
Tempat Tinggal yang Damai
Satu fakta yang tidak bisa kita lupakan adalah kita tidak tinggal di negara yang sedang berperang. Kita bisa beraktivitas keluar rumah tanpa takut tiba-tiba terjadi serangan. Mengetahui hal itu saja seharusnya sudah membuat kita sangat bersyukur. Ditambah jika lingkungan kita tinggal adalah lingkungan yang tidak banyak keributan, kita bisa hidup rukun dikelilingi dengan orang-orang yang juga suka kedamaian. Nyaman sekali rasanyan, kan? Maka mengherankan jika sudah punya tempat tinggal di wilayah yang damai begini, kenapa masih saja ada orang yang suka cari ribut?
Bertengkar hanya karena hal-hal sepele seperti perbedaan pilihan misalkan. Apa tidak bisa mensyukuri kedamaian ini dengan membicarakan perkara-perkara dengan kepala dingin untuk mencari solusi bukan sekedar memenangkan ego sendiri?
Alam yang 'Masih' Bersahabat
Krisis iklim memang sedang terjadi dan terus memburuk akibat keabaian kita. Di seluruh belahan dunia kita bisa merasakan akibatnya. Suhu yang lebih panas terjadi di mana saja. Bencana juga melanda di wilayah-wilayah dunia.
Namun, efek yang kita rasakan tidak separah mereka yang di afrika misalkan. Kita tidak mengalami kekeringan juga masih bisa bercocok tanam. Kita bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum. Akses terhadap air bersih juga tidak sulit, meskipun tidak menutup mata, ada daerah-daerah tertentu di negara ini yang airnya sudah tercemar, kebanyakan akibat aktivitas manusia juga.
Pada dasarnya lingkungan alam bisa kita bagi sebagai lingkungan tanah, air, dan udara. Mensyukuri alam wajib kita lakukan dengan menjaga kelestariannya.
Hal sederhana yang sering diserukan dapat kita lakukan dari rumah mulai dari mengelola sampah, menanam pohon untuk peningkatan kualitas udara, hingga pengelolaan air limbah buangan rumah tangga salah satunya seperti kampanye UNICEF ini.