Mohon tunggu...
Nasha UJ
Nasha UJ Mohon Tunggu... Penulis - Full-Time Learner

Lulusan MSDM. Mantan Kreatif. Memproses Sustainable Motherhood. Menulis jg di salamnasha.com

Selanjutnya

Tutup

Film

5 Hal tentang Produser, dari Seri Love is For Suckers

2 Desember 2022   16:56 Diperbarui: 2 Desember 2022   17:08 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kru tayangan tidak bisa mengontrol penonton mau berpendapat dan berbicara apa. Contohnya jadi talent, tamp[il di TV ya resikonya batas privasi jadi semakin sempit. Resiko menyebalkannya, mereka yang hanya melihat beberapa puluh menit tayangan itu jadi merasa punya hak untuk menghakimi hidup talent tersebut. Tanpa saringan, tanpa dipikirkan dulu.Mengesalkan, tapi kru punya kendali untuk menampilkan acara seperti apa. 

  • Proses Editing

Alur kerja produksi itu kalau dipersingkat menjadi perencanaan, alur cerita, perlengkapan, dst. Lalu laksanakan syuting. Terakhir editing, proses akhir untuk menentukan program seperti yang akan ditayangkan. Mana yang ditampilkan, mana yang dibuang, mana yang perlu diedit. Disini, kru bisa saja mengubah cerita yang direncanakan, yang sebenarnya terjadi, jadi apa dipilih untuk diperlihatkan. Itulah proses kunci yang nantinya bisa membentuk perspektif penonton. Ini tanggung jawab besar media.

Ada adegan dimana Yeo Reum mengalami kejadian sangat memalukan dan menyedihkan. Situasi dimana ingin hilang atau minimal diedit. Sayangnya, hidup sebenarnya tidak bisa diedit, harus dijalani, dihadapi, maju terus. Lagipula, edit tayangan itu bukan perkara mudah. Untuk tayangan 1 atau 2 jam perlu proses editing berhari-hari. 

sumber gambar Pixabay
sumber gambar Pixabay
  • Menurunkan Kualitas Hubungan Sosial

Disini digambarkan bagaimana dilemanya Yeo Reum antara urusan pekerjaan dan hubungannya dengan Jae Hoon, apalagi mereka sama-sama terlibat dalam program realitas kencan dimana para peserta berpasangan. Penonton percaya dengan pasangan di televisi tersebut, mereka menjadi merasa punya hak untuk memasang-masangkan peserta itu tersebut. Banyak hal yang kemudian menjadi konsumsi publik dan bisa menghebohkan. 

Diperlihatkan juga bagaimana hubungan sosial pertemanan perlu ada adaptasi karena kesibukan kerja. Sibuk itu memang berlaku untuk semua pekerjaan, tetapi bekerja di media itu tidak memiliki jam kerja seperti pekerja kantoran pada umumnya. Kantor TV akan selalu buka, tidak punya jam tutup. Maka akan selalu ada pekerja didalamnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun