Mohon tunggu...
Salamatur Robiah
Salamatur Robiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi jurusan manajemen yang bercita - cita jadi aktris dan berharap isekai masuk ke dunia webtun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Benar SDM Luar Lebih Unggul daripada Kita?

15 Januari 2023   07:30 Diperbarui: 15 Januari 2023   08:30 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto TKA di Indonesia ( sumber : https://m.liputan6.com/bisnis/read/4882217/5-negara-asal-pekerja-asing-terbanyak-di-indonesia-china-jawara)

Sulitnya mendapat pekerjaan menjadi permasalahan besar yang sedang kita hadapi saat ini. Pasti sudah gak asing lagi di telinga kita, mendengar saudara kita, teman kita, atau bahkan pacar kita curhat tentang sulitnya dapat pekerjaan di era kayak sekarang. Hal ini tentu menjadi pertanyaan dong di benak kita, apa yang menjadi alasan kenapa kita sulit dapat pekerjaan, atau sulit diterima kerja? 

Apa jangan - jangan, itu karena kualitas kita sebagai SDM (Sumber Daya Manusia) kurang unggul?Didukung oleh fakta yang dikeluarkan oleh Data BPS ( Badan Pusat Statistik). Disitu dikatakan bahwa hingga saat ini, kualitas SDM di Indonesia masih tergolong rendah. Karena rendahnya tingkat pendidikan dimana tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah yang artinya tidak mengenyam pendidikan sama sekali.

 Gak cuman sampai situ, data lain yang berasal dari kementrian ketenagakerjaan Indonesia mengatakan per - Mei 2022 ini sudah tercatat 96,57 Ribu TKA (Tenaga Kerja Asing) yang bekerja di Indonesia. Yang tentu saja membuat kita, khususnya saya semakin penasaran. Apa setertinggal itu SDM kita, hingga harus meperkerjakan TKA?

Tenang buddies, jangan berkecil hati dulu. Coba sekarang cari internet deh, tentang pencapaian - pencapaian yang dibuat oleh orang Indonesia. Banyak banget kan! Itu berarti kemampuan orang Indonesia atau bisa kita sebut sebagai sumber daya manusia di Indonesia, gak seburuk itu.

Loh terus, kenapa ya negara kita banyak banget memperkerjakan tenaga kerja asing, seperti data yang sudah disebutkan sebelumnya?

Jadi, menurut pendapat orang - orang disebuah webite yang saya baca. SDM di Indonesia itu sebenarnya berkualitas. Hanya saja sistem UMR (Upah Minimum Regional) yang diterapkan di kebanyakan perusahaan di Indonesia, membuat para perusahaan menyama ratakan gaji karyawannya. 

Sebagai contoh, engineer dan technician, disini dianggap sedikit lebih tinggi diatas buruh. Sehingga gaji mereka juga hanya lebih tinggi sedikit. Padahal, mereka bukanlah buruh. Mengingat sekolah mereka yang mahal dan sulit, tentu membuat para teknisi berpikir gaji mereka tidak sepadan dengan apa yang sudah mereka keluarkan untuk sekolah. 

Gaji yang berkisar kurang lebih 5 jutaan di Indonesia tentu membuat para teknisi ini tanpa pikir panjang langsung memilih pergi ke luar negri dimana gaji para teknisi bisa mencapai 50 - 60 juta rupiah. Wow! Sangat berbeda ya.

Tak hanya itu, permasalahan UMR ini juga akan memicu rasa malas dalam bersaing. Karena para SDM akan berpikir, "Ah, untuk apa bersaing. Toh gajinya juga kecil." Sehingga para SDM tidak meningkatkan kualitas diri mereka.

Namun, penyebab banyaknya TKA bermunculan di negara kita bukan hanya itu saja loh Buddies!
Menurut media.neliti.com pengikutsertaan TKA dalam perusahaan bertujuan untuk mengisi posisi terampil dan profesional yang belum bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia saat ini. Serta berharap mendapatkan sebuah ilmu baru di sebuah bidang pekerjaan, yang dibawa oleh si TKA ini dari negara asalnya.

Gimana Buddies menurut kalian? Yang mana pendapat yang lebih benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun