Poin yang saya dapatkan bahwa, membangun bangsa kita ini lebih membutuhkan manusia-manusia suci daripada manusia nalar. Manusia yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Om Jannus, mengutip Thomas Merton, dan saya tuliskan langsung di sini "anda tidak bisa menyelamatkan dunia hanya dengan sebuah sistem" statemen dukungan atas kebutuhaan terhadap manusia suci.
Lalu, saya membuka acak judul-judul lain, hingga saya memberhentikan diri pada judul "Pulanglah Sebentar!". Tulisan ini dihadirkan layaknya sebuah refleksi akan rutinitas kita, yang awalnya terang, lama kelamamaan menjadi gelap.
Di waktu seperti ini, maka kita butuh "pulang sebentar". Pulang sebentar, dalam artian yang sangat luas. Pada taraf yang paling kecil dan sangat  mungkin dilakukan, adalah "pulang ke dalam nurani dan dasar kemanusiaan". Kembali kepada Tuhan, setelah menumpuknya dosa keburukan.
Tentunya, melalui penyesalan, komitmen untuk tidak mengulangi. Pulang sebentar, sebagai momen untuk titik bali membangun arah yang jelas. Sebelum pulang, benar-benar pulang ke haribaan Tuhan.
Cukup menarik dan bergizi. Menarik, karena banyak tema-tema yang akan membuka sekilas tabir sejrah beberapa tahun ini. menyangkut keragaman, politik, pendidikan, kearifan, bahkan sekadar remah-remah berserakan. Bergizi, karena tatanan dan formasi kata dan kalimatnya mudah dicerna, dipahami, mengalir dan menyegarkan.
#mengikatmakna #memungutremahremahkehidupan #bookworm #literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H