Asumsi yang sering terdengar saat bulan ramadhan datang adalah tingginya konsumi masyarakat, yang berefek pada tingginya daya beli juga. Akibatnya, pengeluaran dari masyarakat menjadi membludak. Apakah benar demikian?
Jawabnya bisa saja demikian, namun tidak selamanya benar. Selalu ada pengecualian, terutama ketika masyarakat bisa menemukan cara yang tepat untuk menyiasatinya. Sehingga mereka tetap bisa memperbanyak konsumsi, namun tidak membuat pengeluaran mereka membengkak.
Sebagai anak kosan di daerah seperti Yogyakarta, penulis merasakan sendiri, bagaimana nikmatnya bisa mengkonsumsi banyak makanan di bulan ramadhan, tetapi tidak membuat dompet cepat kurus.
Tentu, ada siasat yang harus dilakukan selama bulan ramadhan. Baiklah, jika dihitung-hitung, Â Keseharian anak kosan seperti saya, hanya memasak nasi lalu membeli lauk di angkkringan terdekat, 10- 15 ribu saja cukup membuat saya kenyang . namun, berkat siasat apik di bulan ramadhan, cukup tiga ribu saja, saya bisa bertahan sehari- harinya selama ramadhan.
Bagaimana caranya? Sederhana sekali, anak kosan perlu banyak gerak, untuk bersafari ke masjid- masjid yang berada di Yogyakarta. Di bulan ramadhan, masjid-masjid tidak pernah lekang dari acara buka bersama, takjil dan beragam makanan disajikan secara gratis.
Bahkan bukan hanya takjil yang disediakan, selesai shalat atau pun sebelum shalat, biasanya akan diberikan nasi untuk makan.  Enakkan, pertama selain saya tidak perlu memasak untuk berbuka puasa, saya  juga bisa menghemat pengeluaran. Saya juga bisa mendapat nutrisi lebih dengan banyak takjil yang disediakan, es, jajanan tradisional, buah-  buahan, dan sebagainya, semua ada.
Untuk menambah kenikmatan bersafari takjil, tentu tidak semua masjid  menyajikan sensasi berbuka seperti ini. Di Yogya, ada beberapa masjid yang perlu dikunjungi saat ramadhan.
Semisal, Masjid Kampus Universitas Islam Negeri Yogyakarta, saya memilih masjid ini karena terjangkau dari kosan saya. Selain itu, saya sendiri adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Makanan berbuka yang disediakan cukuplah membuat energi yang hilang saat puasa kembali.
Kedua, Masjid Ash-Shiddiqie yang berada di samping Lippo Plaza, masjid ini bisa menjadi tujuan anda bersafari takjil. Takjil yang disediakan ada buah dan makanan, selain itu sering ada ceramah sebelum berbuka, jadi anda juga bisa mendapatkan ilmu. Pengalaman penulis sendiri, saat mengunjungi masjid ini, penulis mengikuti sesi ceramah bersama geng motor.
Hal lainnya, setelah bersafari takjil di masjid ini, ada juga bisa mampir ke Lippo Plaza, ada sky rooftop untuk melihat keindahan malam Yogyakarta dari atas gedung. Selesai merasakan keindahan itu, anda bisa kembali lagi ke masjid untuk tarawih.
Ketiga, Â Masjid Balai Kota Yogya, masjid ini bisa menjadi tujuan anda juga. Masjid ini lengkap dengan takjil yang beragam. Anda juga mendapatkan ceramah sebelum berbuka tiba.
Lalu, setelah shalat baru anda diberikan makanan untuk disantap bersama para jamaah yang menghadiri Masjid Balai Kota Yogyakarta. Masjid- masjid inilah yang sering saya kunjungi, namun ada satu masjid juga yang sangat perlu anda kunjungi.
Sebenarnya, saya belum pernah mengunjunginya, tetapi menurut cerita dari kawan, masjid ini menyediakan menu berbuka yang enak dan  penceramah berkelas, seperti Amin Rais, Mahfud MD, dan lain- lain.
Masjid yang penulis maksudkan adalah Masjid kampus  Universitas Gajah Mada. Baik, bagi anda yang sedang mengunjungi Yogya, masjid- masjid tersebut bisa anda kunjungi untuk membuat anda tetap irit selama bulan ramadhan. Konsumsi anda terjaga, dompet anda pun tidak mudah kurus, tetap gemuk selama bulan ramadhan.
Demikian, boros tidaknnya anda di bulan ramadhan, tergantung bagaimana anda menyiasatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H