Mohon tunggu...
Maryam Afifah
Maryam Afifah Mohon Tunggu... -

A girl who likes eating, traveling, swimming, sleeping, reading and photography just too much. Always dream of becoming a journalist and ambassador.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Salah Jurusan Kuliah, Harus Bagaimana?

10 Januari 2015   17:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada beberapa orang diluar sana yang mengalami hal dilematis seperti judul yang tertera diatas? #cieeh dan lagi terjebak dalam dilema untuk memilih keputusan besar: berhenti, berubah haluan atau maju terus menentang badai? Kalau begitu, selamat! Saya punya teman senasib dan ternyata saya tidak sendirian. #HIKS

Saya sekarang melanjutkan studi di sebuah PTN di Kota Bandung, di jurusan yang Ekonomi Studi Pembangunan, yang kata orang sih, "itu jurusan susah banget loh lulusnya! Yakin emang lo sanggup disitu?" atau "ih! Jurusan itu kan per sesi wisuda ga sampe 10 orang!", begitulah sedikit gambaran mengenai jurusan yang sudah saya tempuh selama 3 semester dan akan memasuki semester ke-4.

Percaya ga percaya, saya sudah merasa salah jurusan dari semester 1! Hehehe, namun apa daya, saat itu orangtua tetap memotivasi dan menyemangati saya untuk terus berkuliah di jurusan itu. Satu tahun berlalu, perasaan itu tetap ada dan kini semakin kuat #melankolisparah. Bagaimana saya membicarakan hal ini kepada orangtua yang sudah berharap saya bisa menyabet gelar S.E. alias 'Sarjana Ekonomi'?

Saya galau dalam kurun waktu seminggu. Bagaimana reaksi orangtua, bagaimana saya harus menyiapkan pembelaan saya nanti, saya tidak bisa tidur dan nafsu makan benar-benar hilang. Makan pizza saja rasanya seperti makan triplek, pahit, seperti lagi patah hati. Efeknya berat badan saya turun 4 kg dalam seminggu. Lebay, tapi ini realita. Buat yang merasakan hal yang sama seperti saya, pasti tahu betul bagaimana rasanya.

Akhirnya, saya memberanikan diri. Membicarakan hal dengan ayah saya, reaksinya bisa ditebak. Beliau membolehkan dan menyerahkan segalanya kepada saya dan mengatakan baik-buruknya pindah jurusan. Ketika ibu mendengar hal ini, beliau sedih dan sempat menyuruh saya untuk berhenti kuliah saja karena kalau pindah, pasti akan tetap sama. Saya kekeuh dong, tidak akan putus kuliah. Akhirnya mereka mengijinkan dengan prasyarat: PINDAH HARUS KE UI!! #efekseram

Hehehehe. Saya tidak ingin meninggalkan Bandung, karena ada hal yang saya senangi di Bandung, yang tidak bisa saya temukan 'feel'nya kalau saya berkuliah di Jakarta. PSM, a.k.a Paduan Suara Mahasiswa. Pertama masuk, saya langsung merasakan kalau 'ini tuh gue banget!' beda rasanya ketika masuk kuliah bawaannya cuman bisa bilang, 'kapan ya kelas berakhir?'

Saya sudah berusaha tahajud dan memohon segalanya kepada Allah, saya mantap akan mengikuti SBMPTN 2015 dengan tujuan Fakultas Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, dan Sastra Jepang, semuanya berlokasi di Universitas Padjadjaran #yahketauandehasalnya. Tapi, saya tetap akan menempuh semester ke-4 di jurusan ini seraya mempersiapkan diri menuju SBMPTN 2015 dan mempersiapkan diri untuk acara yang sudah saya tunggu-tunggu. KONSER INTERNAL PSM UNPAD 2015!

This year gonna be a hectic one for me, but I hope and pray for the result I dreamed for #gapapadong and I hope for positive result! Untuk yang sedang mengalami hal yang sama seperti saya, plis, direnungin dulu dan coba dibicarakan dengan orangtua, karena mereka sudah hidup lebih lama dari kita dan tahu pasti asam-manis kehidupan, bukan seperti kita yang masih bau kencur :P

Selamat Siang!:D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun