Dengan adanya pendidikan berbasis Islam yang mengedepankan paradigma al-Qur'an sebagai acuan, khususnya di era digitalisasi dimaksudkan untuk membentuk generasi muda yang cakap dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk melatih dan membina setiap individu muslim supaya bisa mengimplementasikannya pada praktik keseharian (Mas'ula & Muzakki, 2023). Poin penting pendidikan Islam yaitu menegakkan dan menyebarkan nilai-nilai penting keagamaan serta keilmuan Islam secara mendalam dan holistik pada diri generasi muda di era digitalisasi ini.Â
Sehingga diharapkan mampu terbentuk sikap beriman dan bertakwa dalam diri mereka sendiri. Dikarenakan keberhasilan pencapaian pendidikan Islam bukan hanya cukup dilihat dari seberapa maksimal individu memahami suatu hal yang bersifat pengetahuan agama saja, melainkan seberapa jauh nilai-nilai penting tersebut tertanam pada jiwa dan diwujudkan dalam perilaku keseharian.Â
Pendidikan dan pembelajaran berbasis Islam bukan sekedar menekankan pada wawasan keagamaan saja melainkan juga mengharuskan mengarah pada kompetensi ilmu pengetahuan beserta dengan ilmu-ilmu lain dan keterampilan, yang akan sangat berguna dalam membantu menghadapi kemajuan peradaban yang secara konsisten berlangsung. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan berarti pembelajaran agama Islam mesti melalaikan perannya dalam mengamalkan pembekalan ilmu-ilmu agama.
Namun, dengan adanya pendidikan dan pembelajaran agama Islam diharapkan mampu mencetak suatu pribadi atau karakter generasi milenial penerus bangsa menjadi lebih baik dan santun dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama (Putri et al., 2022).Â
Peran generasi muda Indonesia sangatlah penting demi mewujudkan Indonesia yang toleransi dan menciptakan lingkungan kondusif dalam kehidupan beragama serta bertata negara. Maka dari itu perlu diwujudkan suatu aksi dalam kebiasaan rutin tiap harinya seperti mengedepankan sikap nasionalisme, bijak dalam penggunaan media sosial dengan tidak membuat atau menyebarkan konten yang dapat beresiko memecah belah masyarakat, menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat beragama, dan meningkatkan rasa persaudaraan dengan membangung ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basyariyah yaitu rasa persaudaraan sesama manusia dengan tidak melihat latar belakang satu sama lain.Â
KesimpulanÂ
Dalam era digitalisasi yang berkembang pesat, kerukunan antar umat beragama, terutama di kalangan generasi muda, menjadi sangat penting. Dengan perkembangan teknologi membawa dampak positif dan negatif, yaitu peningkatan akses internet di kalangan milenial dan termasuk meningkatnya penyebaran paham radikalisme di era digitalisasi ini. Maka, sangat diperlukannya sinergi antara masyarakat dan pemerintah untuk mencegah adanya dampak negatif ini.
Referensi
Amin, R. F., Zainuddin, Z., & Wibowo, A. (2023). Culture-Based Da'wah Digitization to Strengthen Social Harmony in Religion on Plural Netizens. Mawa'izh Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 14(1), 61--74. https://doi.org/10.32923/maw.v14i1.3282
Bastian, O. A., Â Rahmat, H. K., Basri, A. S. H., Ahmad Rajab, D. D., & Nurjannah, N. (2021b). Urgensi Literasi Digital dalam Menangkal Radikalisme pada Generasi Millenial di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 126--133. ISSN: 1410-9859 & e-ISSN: 2580-8524.
Faisal, M. (2020). Manajemen pendidikan moderasi beragama di era digital. In ICRHD: Journal of International Conference on Religion, Humanity and Development, 1(1), pp. 195- 202.