Mohon tunggu...
Sakira Fauziah
Sakira Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - a student

a student

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masalah dan Strategi Bangsa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Pasca Pandemi

27 April 2021   21:45 Diperbarui: 27 April 2021   22:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini dunia sedang dilanda masalah yang sangat besar dengan adanya penyebaran virus corona atau Covid 19 (Corona Virus Diseases-19. Covid 19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi pada manusia sebelumnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 yang penyebarannya ditularkan antara hewan dan manusia. Tanda dan gejala umum dari penyakit ini yaitu gangguan pernapasan seperti demam, batuk, dan sesak napas. 

Pada 12 Maret, WHO mengumumkan bahwa covid 19 dianggap sebagai pandemic. Indonesia menempati urutan pertama untuk kasus positif covid 19 di Asia Tenggara. Diperkirakan Indonesia akan akan mengalami periode yang lebih lama karena Indonesia adalah Negara terpadat keempat di dunia. Namun pemerintah Indonesia telah menerapkan banyak langkah untuk mengatasi covid 19.

Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0 dimana teknologi informasi dan komunikasi menjadi dasar dalam kehidupan manusia. Revolusi industri 4.0 akan meningkatkan kualitas hidup populasi di seluruh dunia. Revolusi industri 4.0 menggabungkan antara tekonologi cyber dan teknologi otomatisasi. Penerapan revolusi industri ini tidak lagi menggunakan tenaga kerja manusia karena sudah menerapkan konsep otomatisasi.

Saat ini, masyarakat sudah diharuskan untuk beradaptasi dengan penyebaran covid 19 dan revolusi industri 4.0 . Hal ini dikarenakan, dua hal tersebut sekarang bisa dikatakan sudah beiringan dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan membahas bagaimana revolusi industri 4.0 dapat berkembang dan adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi pasca covid 19.

Infeksi virus corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Virus ini termasuk kelompok virus yang menyebabkan infeksi pada pernapasan. Perkembangan virus corona ini dapat berkembang sangat luas karena penularannya melalui kontak manusia dengan manusia, seperti droplet saat batuk dan bersin. Virus ini dikatakan mulai memasuki Indonesia pada bulan Januari 2020ndan pada tanggal 2 Maret 2020 merupakan kasus pasien positif covid pertama di Indonesia. 

Bahkan, Indonesia juga menempati negara tertinggi dengan kasus positif covid terbanyak di Asia Tenggara. Hal itu dikarenakan jumlah warga Indonesia yang begitu besar menyebabkan rantai penularannya sulit untuk terputus. 

Namun, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan langkah untuk menghadapi virus corona ini. Kebijakan- kebijakan itu seperti, pemerintah menerapkan social distancing yaitu masyarakat harus menjaga jarak antara manusia dengan manusia minimal 2 meter dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain. 

Hal itu dilakukan bertujuan untuk memutus rantai penyebaran covid 19 di Indonesia. Kemudian pemerintah juga menggerakan sistem 3M yaitu, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dengan menggunakan masker kita bisa mengurangi rantai penularan karena virus corona penyebarannya melalui droplet, oleh karena itu masker merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghindari droplet. Dan juga Indonesia menerapkan sistem lockdown yaitu menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya.

Masalah yang dihadapi selama pandemic covid 19 sangat beragam. Mulai dari perekonomian yang berantakan. Hal itu dikarenakan berkurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan tingginya angka pengangguran, kemudian turunnya daya beli masyarakat karena masyarakat mengalami krisis ekonomi. Kemudian pada pendidikan, kualitas pendidikan yang sangat rendah karena dampak dari pandemic ini. Sistem pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh ini dirasa kurang efektif karena pembelajaran jarak jauh ini masih memiliki banyak permasalahan. 

Permasalahan yang utama yaitu para guru dan siswa dirasa kurang memahami dan tidak memiliki kemampuan di bidang IT, padahal IT merupakan penunjang utama pada pembelajaran jarak jauh. Selain itu dari sector sosial, dikarenakan adanya kebijakan lockdown dan social distancing menyebabkan berkurangnya aktivitas sosial.  Dan yang terakhir, pandemic covid 19 ini berdampak sekali pada target penerimaan pajak Negara.

Pemerintah selalu melakukan upaya upaya untuk menghadapi segala permasalahan yang ada. Di bidang ekonomi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, menjelaskan langkah langkah yang akan dilakukan pemerintah yaitu pertama, program exit strategy (pembukaan ekonomi yang dilakukan secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru). Kedua, program pemulihan ekonomi nasional, dan ketiga yaitu reset dan transformasi ekonomi. 

Kemudian solusi dalam menghadapi permasalahan di sektor pendidikan yaitu dengan memberikan pemahaman serta sosialisasi mengenai cara cara penggunaan aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh. Kemudian  memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan motivasi belajar dapat memengaruhi mereka untuk bisa berkompetensi di dunia. Lalu ada juga peraturan yang menjelaskan fleksibilitas penggunaan dana BOS untuk mensubsidi kuota agar pembelajaran jarak jauh berjalan dengan lancar. Untuk mengatasi permasalahan penerimaan pajak Negara pemerintah perlu untuk merevisi target penerimaan pajak, proyeksi pertumbuhan ekonomi, dan asumsi makro lainnya.

Saat ini dunia memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, revolusi memiliki arti yaitu perubahan yang bersifat cepat, sedangkan industry memiliki arti yaitu usaha pelaksanaan proses produksi. Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari revolusi industri yaitu suatu perubahan yang berlangsung sangat cepat dalam proses produksi dimana yang awalnya pekerjaan ini dikerjakan oleh manusia digantikan dikerjakan oleh mesin, dan barang produksi mempunyai nilai tambah yang tinggi. 

Revolui industri 4.0 telah mengubah cara kerja manusia dari yang manual menjadi digitalisasi. Menurut pendapat Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Airlangga Hartanto, revolusi industry 4.0 menjadikan proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama. Konsep revolusi industrI 4.0 merupakan konsep yang pertama kali  diperkenalkan oleh professor Klaus Schwah, beliau menyatakan bahwa revolusi industry 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu dengan yang lain. 

Revolusi industri ini sudah memasuki fase keempat selama dekade terakhir ini. Perubahan dari fase ke fase selalu memberi perbedaan yang lebih spesifik pada sisi kegunaannya. Fase pertama (1.0) menitik beratkan pada mekanisme produksi. Fase kedua (2.0) sudah mulai beranjak pada produksi massal yang terintegrasi denga quality control dan standarisasi. Kemudia fase ketiga (3.0) telah memasuki tahap keseragaman massal yang bertumpu pada integrasi komputerisasi. 

Lalu fase keempat (4.0) menghadirkan digitalisasi dan otomatisasi. Pada era revolusi industri 4.0 ini, banyak tantangan yang masih dihadapi, antara lain infrastruktur digital dan platform yang belum memadai dan belum optimal. Contohnya kecepatan fiber optic masih dibawah 10 Mbps, teknologi seluler masih menggunakan 4G dan belum siap untuk 5G. Lalu, adanya masalah pada tenaga kerja yang tidak terlatih. Belum adanya pusat pusat inovasi juga menjadi tantangan pada era revolusi industry 4.0 ini. Kemudian, industry kecil dan menengah masih tertinggal padahal sebagain besar pekerja di Indonesia bekerja pada IKM yang produktivitasnya masih rendah.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan upaya upaya untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Yang pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan lebih menekankan pada science, teknologi, engineering, art, mathematic, dan juga meningkatkan kualitas sekolah kejuruan agar sumber daya manusia di Indonesia semakin terlatih. Kedua, membangun infrastruktur digital nasional dengan meningkatkan kualitas ineternet dengan kecepatan yang tinggi. Kemudian yang ketiga, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keempat, adanya pembangunan ekosistem inovasi. Dan yang terakhir intensif untuk investasi teknologi.

Menurut saya, kita harus berusaha untuk mengadaptasikan diri kita pada pandemic covid 19 dan revolusi industri 4.0 ini karena keduanya ini sudah beriringan dengan kehidupan kita. Jadi apabila kita sudah bisa beradaptasi dengan keduaya kita tidak akan kaget dan dapat menyesuaikannya. Kemudian kita juga harus pandai untuk memanfaatkan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini. Kita dapat menggunakan teknologi untuk mencegah covid 19 merajalela, contohnya kita bisa menggunakan genose untuk mendeteksi covid. Lalu, adanya penelitian mengenai vaksin dengan menggunakan teknologi yang canggih memungkinkan untuk dapat mengurangi laju pertumbuhan covid 19. 

Kemudian, adanya analisis masalah covid 19 ini mulai dari penyebab, factor, dan solusi yang tepat dengan teknologi yang ada agar masyarakat dapat melakukan aktivitas secara normal seperti biasa. Dan untuk menghadapi sistem pendidikan selama pandemic covid 19, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk menjadi sarana dalam pembelajaran jarak jauh agar menjadi lebih efektif misalnya dengan adanya fitur ruang guru, zoom meeting, dan semacamnya. Dengan adanya aplikasi semacam itu, saya rasa cukup efektif untuk digunakan dalam pembelajaran karena memudahkan siswa untuk memahami pelajaran. Kemudian untuk sector ekonomi kita bisa memanfaatkan tenologi untuk melakukan jual beli, misalnya menggunakan tokopedia, bukalapak, dsb. Lalu kita juga bisa transaksi menggunakan m-banking, dana, ovo, dll.

Covid-19 menjadi masalah kesehatan baru yang harus diwaspdai oleh seluruh masyarakat dunia. Penyakit yang sudah mewabah ini harus terus ditekan penyebarannya agar tidak semakin meluas dan kepedulian masyarakat harus terus ditingkatkan. Perlu adanya peran pemerintah untuk menyiapkan vaksin bagi masyarakat Indonesia untuk menciptakan herd imunity yang menjadi proteksi dini penyebaran covid-19. Peran dari masyarakat juga tidak bisa dikesampingkan seperti harus tetap menaati protokol kesehatan 5M dan selalu menerapkan pikiran yang optimis dan positif serta pola hidup sehat untuk meningkatkan kekebalan imun secara mandiri. 

Di sisi lain, perkembangan revolusi industri 4.0 juga harus tetap berjalan dan berkembang setiap harinya untuk mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih modern dan efisien. Revolusi industri 4.0 memang tidak bisa kita hindarkan dan harus menjadi bagian dari kehidupan kita karena apabila kita terlalu abai, maka kita akan tersingkirkan dalam meraih kesuksesan di masa depan. Perkembangan yang semakin pesat menjadi kunci masyarakat untuk bisa adaptif terhadap perubahan baru di segala bidang. 

Kedua kasus yaitu covid-19 dan revolusi industri 4.0 memang sangat berbeda pembahasannya, tetapi dari korelasi kedua kasus tersebut dapat menimbulkan solusi yang terbaik untuk pemecahan kasus covid-19. Hal ini menjadi bukti bahwa revolusi industri 4.0 bisa menjadi media untuk menganalisis bagaimana covid-19 bisa dideteksi, dicegah, dan diobati dengan baik menggunakan pemanfaatan teknologi terkini yang sudah canggih. Teknologi yang canggih akan menghasilkan perbaikan kesehatan dari covid-19 secara akurat dan efektif karena menggunakan metode-metode yang cepat dan tepat.

            DAFTAR PUSTAKA

Prasetya, Hoedi, Sutopo, Wahyudi. 2017. Perkembangan Keilmuan Teknik Industri Menuju Era Industri 4.0. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017, 488,492

Putri, R Noviyanti. 2020. Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid 19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 705-706

 2019. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Sunderman. 29

Hasibuan, Rezky Panji Perdana Martua HasibuN, Ashari, Anisa. 2020. Optimasi Peran Negara Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 dalam Perspektif Hukum Tata Negara Darurat. Jurnal Sosial&Budaya Syar'i. Vol.7. 582-583

Silalahi, Dina Eva Santi, Ginting, Rasinta Ria. 2020. Strategi Kebijakan Fiskal Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Dapak Pnademi Covid 19. Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah. Vol 3. 160

Ghufron. M.A. 2018. Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang, dan Solusi Bagi Dunia Pendidikan. Seminar Nasional dan Diskus Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepasa Masyarakat. 332

Parmajaya, I Putu Gede.2020. Analisis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) : Problema Pandemi Covid  19 dalam Proses Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0. Vol 1. 64

Thaha, Abdurrahman Firdaus. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap UMKM di Indonesia. Jurnal Brand. Vol 2. 150

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun