Mohon tunggu...
Sakina Okt
Sakina Okt Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tugas Individu 2_4_Sakina Oktavianti

14 Agustus 2018   11:21 Diperbarui: 17 Agustus 2018   17:54 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mitos Kedokteran - Mandi Malam Membuat Rematik

Rheumatoid arthritis atau biasa disebut dengan rematik adalah sebuah penyakit inflamasi sistemik yang kronis, yang mana penyakit ini menyerang cairan sinovial.

Berdasarkan waktu terserangnya seseorang dengan rematik, penyakit ini dapat dibagi menjadi dua, yang pertama adalah penyakit rematik yang tanda gejalanya kurang dari 6 bulan sebelum penyakitnya benar-benar muncul, yang kedua adalah penyakit rematik yang tanda gejalanya lebih dari 6 bulan sebelum penyakitnya benar-benar muncul.1

Rematik dapat memengaruhi berbagai macam jaringan ataupun organ, namun yang paling utama adalah rematik dapat memengaruhi cairan sinovial, yaitu cairan sendi. Terdapat 335 juta penduduk dunia yang terserang rematik menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016. 

Sedangkan di Indonesia, terdapat 2 juta penduduk yang terserang penyakit rematik, yang mana angka wanita yang terserang berbanding tiga banding satu dengan angka laki-laki yang terserang.2

Dalam masyarakat, tersebar sebuah pemahaman mengenai pengaruh seseorang yang sering mandi malam dengan terserangnya orang itu oleh rematik. Namun, hal ini masih dijadikan sebuah pertanyaan besar bagi segelintir orang yang tidak percaya dengan teori ini.

Sebenarnya, rheumatoid arthritis atau rematik dapat terjadi karena reaksi dari autoimun di dalam jaringan sinovial. Yang mana prosesnya berawal dari dihasilkannya enzim-enzim di dalam sendi yang menyebabkan terpecahnya kolagen sehingga menyebabkan terjadinya edema, proliferasi atau perbanyakkan membran sinovial sehingga pada akhirnya terbentuklah pannus.

Penghancuran tulang rawan yang dapat menyebabkan erosi tulang terjadi akibat pannus. Sehingga, kemampuan elastisitas otot menjadi hilang akibat hilangnya permukaan sendi. Hal ini mempengaruhi gerak sendi dan dapat menyebabkan nyeri otot atau otot dapat menjadi kaku.3

Penyebab pasti seseorang dapat terserang rematik masih belum diketahui, namun yang pasti lingkungan serta faktor genetik sangat berpengaruh. Sedangkan faktor resiko seseorang dapat terserang rematik antara lain yang pertama adalah karena umur, biasanya rematik terjadi pada seseorang yang berumur antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun.

Selanjutnya yang kedua adalah jenis kelamin, wanita lebih rentan terserang penyakit rematik yang mana perbandingan pasien laki-laki dengan wanita adalah 2:1. Yang terakhir adalah faktor genetik, yang mana riwayat dari keluarga dapat menentukan keturunan selanjutnya akan terserang rematik pula atau tidak.1

Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan orang terkena rematik adalah gaya hidup orang tersebut yang mana antara lain kebiasaan merokok, karena menurut Miklus (dkk), resiko seorang perokok untuk terserang rematik 4 kali lebih besar daripada seseorang yang tidak memiliki kebiasaan untuk merokok.

Lalu gaya hidup lainnya yang dapat menimbulkan resiko yang menyebabkan orang terkena rematik adalah kebiasaan mengonsumsi kopi, karena menurut Helioveraa (dkk), seseorang yang mengonsumsi kopi melebihi 3 kali dalam sehari, maka memiliki resiko 2,2 kali lebih besar untuk terserang rematik.4 

Disease-Modifying Antirheumatic Drugs atau dapat disingkat menjadi DMARDs merupakan sebuah metode pengobatan atau terapi untuk pasien yang terserang rheumatoid arthritis, DMARDs dapat memodifikasi aspek-aspek yang dapat mempengaruhi respon sistem imun dan inflamasi, lalu dapat pula mengontrol tanda serta gejala dari penyakitnya, dan bahkan dapat memperlambat perkembangan penyakit rheumatoid arthritis.5

Rheumatoid arthritis atau rematik merupakan sebuah penyakit yang sudah lazim di dengar oleh masyarakat. Tidak ada obat untuk menyembuhkan rematik, namun rematik dapat disembuhkan dengan terapi ataupun operasi.5

Tidak ada pula hubungan antara mandi malam dengan rematik. Mandi malam hanya menyebabkan otot menjadi kaku.6 Sedangkan rematik merupakan sebuah penyakit yang berhubungan dengan imun, yang mana faktor gaya hidup juga dapat mempengaruhi seseorang terjangkit oleh rematik, namun dari beberapa faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi, tidak ada yang menghubungkan kebiasaan mandi malam dengan rematik.

REFERENSI

  • Dye L. Rheumatoid arthritis [Internet]. [Unknown]: ClinicalKey; 2018 [cited 9 August 2018]. Available from: https://remote-lib.ui.ac.id:2121/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-1fa35675-4cbb-41aa-aad0-31569e366b19?scrollTo=%23top
  • Bawarodi F, Rottie J, Malara R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan penyakit rematik di wilayah puskesmas beo kabupaten talaud. E-journal Keperawatan. 2017;5(1):2.
  • Chabib L, Ikawati Z, Martien R, Ismail H. Review rheumatoid arthritis: terapi farmakologi, potensi kurkumin dan analognya, serta pengembangan sistem nanopartikel. Jurnal Pharmascience. 2016;3(1):11.
  • [Author Unknown]. [Unknown] [Internet]. Padang: Scholar.unand.ac.id; 2018 [cited 9 August 2018]. Available from: http://scholar.unand.ac.id/31613/2/bab%201%20pendahuluan.pdf
  • Kavanaugh A, Grevich S. Conn's current therapy. 10th ed. Unknown: Elsevier; 2018.
  • Sella D, Sahruddin, Ibrahim K. Hubungan intensitas sholat, aktivitas olahraga dan riwayat kebiasaan mandi malam dengan penyakit osteoarthritis pada lansia di panti sosial tresna werdha minaula kota kendari tahun 2017. Jimkesmas. 2017;2(6):8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun