Demokratis: Mendorong komunikasi terbuka, kasih sayang, dan batasan yang jelas mendukung perkembangan sosial-emosional yang positif.
Otoriter: Anak mungkin memiliki kontrol emosi yang buruk dan kesulitan berinteraksi secara sosial.
Permisif: Anak bisa menjadi kurang terampil dalam mengatur emosinya karena kurangnya batasan.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan sosial yang penting, terutama dalam membentuk keterampilan sosial dan emosional anak.
Interaksi dengan Guru: Guru yang mendukung dan memahami dapat membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk mengelola stres.
Hubungan dengan Teman Sebaya: Anak belajar berkolaborasi, menyelesaikan konflik, dan memahami perspektif orang lain melalui interaksi dengan teman sebaya.
c. Lingkungan Sosial dan Masyarakat
Masyarakat yang memberikan lingkungan positif dan aman membantu anak-anak dan remaja untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka.
Komunitas yang Mendukung: Komunitas yang inklusif dan peduli membantu individu merasa dihargai, sehingga mendukung rasa empati dan hubungan sosial yang sehat.
Pengaruh Media dan Teknologi: Lingkungan digital seperti media sosial juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional, baik secara positif (membangun koneksi) maupun negatif (cyberbullying, kecemasan sosial)