Penyakit tidak menular (PTM) yang dikenal sebagai penyakit kronis, cenderung berlangsung lama dan merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. Jenis utama PTM adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma) dan diabetes. Penyakit tidak menular disebabkan oleh faktor-faktor yang mencakup urbanisasi cepat yang tidak terencana, globalisasi gaya hidup tidak sehat, dan penuaan populasi. Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat terlihat pada manusia dalam bentuk peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, dan obesitas. Hal ini disebut faktor risiko metabolik dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab utama kematian dini.
PTM menyebabkan kejadian pada 41 juta dari 57 juta kematian (71%) dan terdiri dari penyakit kardiovaskular (44%), kanker (9%), penyakit pernapasan kronis (9%), diabetes (4%), dan 75% kematian dini (kematian pada usia 30-69 tahun) di dunia. Data WHO pada tahun 2018 menyebutkan bahwa PTM bertanggung jawab atas 73% kematian di Indonesia dengan proporsi diantaranya penyakit kardiovaskular (35%), kanker (12%), penyakit pernapasan kronis (6%), diabetes (6%), dan risiko kematian dini lebih dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian PTM harus menjadi perhatian.
Indonesia mengalami perkembangan teknologi yang pesat, perubahan lingkungan, dan pergeseran gaya hidup dari kehidupan tradisional ke modern. Perkembangan dan pergeseran tersebut telah mengubah pola penyakit di masyarakat yang saat ini didominasi oleh PTM. Perubahan trend penyakit juga diikuti dengan pergeseran pola penyakit. Sebelumnya, PTM lebih banyak ditemukan pada orang tua. Saat ini prevalensi penyakit semakin meningkat pada kelompok usia 10--14 tahun, dan penyakit terbanyak adalah stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Jika kecenderungan PTM pada anak tidak dikendalikan, upaya pemerintah untuk menghasilkan generasi yang sehat akan sulit dicapai, apalagi pada tahun 2030--2040, Indonesia diperkirakan akan menghadapi bonus demografi dimana usia produktif mendominasi jumlah penduduk. Dengan demikian, pencegahan berperan penting dalam mengurangi risiko PTM.
Strategi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular oleh Pemerintah Indonesia melalui Kemeterian Kesehatan dapat dianalisis berdasarkan metode MAPP (Mobilizing for Action through Planning and Partnership). MAPP merupakan kerangka kerja yang terstruktur untuk melibatkan komunitas dalam perencanaan dan pelaksanaan program promosi kesehatan. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada partisipasi komunitas, pengumpulan data yang komprehensif, dan pengembangan strategi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut. Pengkategorian elemen kunci MAPP pada program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular oleh pemerintah adalah sebagai berikut:
- Mobilizing : Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko dengan menumbuhkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada komunitas melalui penerapan perilaku "CERDIK" yang merupakan akronim dari "Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres", dan meningkatkan Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM untuk mengendalikan faktor-faktor risiko PTM.
- Action : Menguatkan Sistem Pelayanan Kesehatan secara efektif dalam pengendalian penyakit kronik melalui deteksi dini yang bertujuan untuk mengetahui adanya faktor risiko PTM pada sasaran untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan seseorang terkena penyakit tidak menular atau memiliki faktor risiko, diagnosa dini serta pengobatan dini, termasuk penguatan tata-laksana faktor risiko memperkuat penanganan kegawat-daruratan dan kasus-kasus yang perlu dirujuk dengan sinkroisasi sesuai pola pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
- Planning : Penguatan Surveilans dalam peningkatan ketersediaan data faktor risiko dan determinan lain PTM, angka morbiditas dan mortalitas, serta penguatan sistem monitoring untuk mengevaulasi kemajuan program dan kegiatan PPTM. Riset kebijakan dan kesehatan masyarakat dalam bidang PTM amat dibutuhkan untuk menilai bagaimana dampak dari berbagai kegiatan yang dirancang, mulai dari advokasi, kemitraaan, promosi kesehatan dan penguatan sistem layanan kesehatan primer terhadap berbagai indikator antara sebelum mengukur outcome seperti penurunan prevalensi merokok di kalangan penduduk usia 15-18 tahun.
- Partnership : Meningkatkan Advokasi dan Kemitraan dalam upaya meningkatnya komitmen politik dan berfungsinya mekanisme koordinasi lintas kementerian yang secara efektif dapat menjamin tersedianya sumber daya yang cukup bagi pelaksanaan program secara berkesinambungan.
WHO menyebutkan bahwa berinvestasi dalam pengelolaan penyakit tidak menular yang sangat penting karena penatalaksanaan PTM mencakup deteksi, skrining dan pengobatan penyakit-penyakit tersebut, serta penyediaan akses terhadap perawatan paliatif bagi orang-orang yang membutuhkan akan berdampak melalui pendekatan layanan kesehatan primer untuk memperkuat deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.
Artikel oleh : Sakinah Hadirama
Referensi :Â
Hasibuan, R. 2021. Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Masyarakat. PT. Nasya Expanding Management.
Kartika M, Subakir, Mirsiyanto E. 2021. Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2020. J Kesmas Jambi 5(1):1--9.
Kementerian Kesehatan RI. 2023. Pathfinder : Penyakit Tidak Menular. https://perpustakaan.kemkes.go.id/
Kemenkes RI. 2017. Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Revisi-1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Minas, H., Tsutsumi, A., Izutsu, T., Goetzke, K., and Thornicroft, G. 2015. Comprehensive SDG goal and targets for non-communicable diseases and mental health. International Journal of Mental Health Systems.9 (12):1-4, https://www.ncbi.nlm.nih.gov
WHO. 2022. Noncommunicable diseases country profiles. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H