Bangsa ini sangat memerlukan anak-anak yang berkarakter memajukan bangsa, dapat bekerjasama dan bersaing dengan bangsa lain. Untuk itu alangkah lebih bijak tidak hanya mentargetkan pendidikannya saja, namun pilihkanlah sekolah-sekolah yang berkarakter positif sehingga ketika mereka lulus tidak hanya memiliki kecerdasan kognitif dan psikomotor saja, namun ada penguatan pada afektif.
Maka sejak dinilah orang tua perlu mereferensi sekolah-sekolah berkarakter, mengetahui perkembangan ilmu yang diberikan sekaligus pembiayaan yang ada disekolah-sekolah tersebut, sebagai bahan referensi dan perkiraan pembiayaan pendidikan di masa yang akan datang ketika anak-anak kita sudah siap untuk masuk didalamnya.
Mengkondisikan Rumah sebagai Lingkungan Ilmiah
Inilah bagian yang paling sering dilupakan orang tua. Pengkondisian rumah kita sebagai lingkungan ilmiah pertama sejak anak-anak kita terlahir. Pendidikan anak tidak hanya dilimpahkan begitu saja kepada sekolah dari orang tua, namun sangat perlu dukungan orang tua untuk mengkondisikan rumah sebagai lingkungan ilmiah, sehingga ketika telah siap menuju ke jenjang pendidikan, mereka telah terbiasa dengan hal-hal ilmiah.
Punyakah kita rak khusus atau kamar khusus dirumah sebagai tempat menyimpan buku cerita, buku ilmiah, majalah ilmiah untuk dibaca atau sekedar melihat-lihat gambar didalamnya bagi anak-anak kita? tentu alangkah berkualitasnya bangsa ini jika semua anak sedari kecil terbiasa berinteraksi dengan lingkungan ilmiah seperti itu. Menjadikan rumah sebagai lingkungan ilmiah semacam itu sangat dibutuhkan komitmen yang kuat dari keluarga dan tersedianya dana pendidikan untuk melengkapi fasilitas tersebut. Sudahkah kita mengalokasikannya?
Alokasikan Dana Untuk Pendidikan
Bagian terakhir inilah sebagai kunci dari pertanyaan-pertanyaan yang ada diatas tersebut. Â Orang tua dapat mengalokasikan dana untuk pendidikan dari pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Setiap keluarga tentu berhak memiliki banyak pilihan untuk menyimpan dana pendidikan, bisa dalam bentuk deposito/tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, maupun disimpan dalam bentuk logam mulia.
Diantara bentuk penyimpanan dana pendidikan tersebut, asuransi pendidikan belum begitu booming dibandingkan dengan bentuk penyimpanan dana yang lainnya. Pada dasarnya asuransi pendidikan sama halnya seperti asuransi kesehatan, kita membayar premi yang telah disepakati dengan pihak pengelola asuransi setiap bulannya, kemudian disaat anak kita akan memasuki jenjang pendidikan tertentu, kita dapat mengajukan pencairan dana pendidikan untuk pembiayaan dijenjang tersebut. Salah satu asuransi pendidikan di Indonesia adalah AXA Mandiri dengan alamat https://www.axa-mandiri.co.id/. Keunggulan asuransi pendidikan terletak pada asuransi jiwa yang menyertai dana pendidikan anak, maksudnya jika orang tua mengalami kematian sehingga terputuslah angsuran preminya dan anak belum mendapatkan hak dana pendidikannya secara utuh, maka pihak pengelola asuransi akan tetap menjamin anak tersebut mendapatkan dana pendidikannya secara keseluruhan. Sekarang tinggal keputusan kita sebagai orang tua, adakah alokasi dana untuk pendidikan anak-anak kita?
Mari wahai para orang tua yang perduli akan pendidikan generasi yang akan datang. Sudah saatnya kita menyiapkan generasi saat ini menjadi generasi yang tangguh dan kuat menuju puncak bonus demografi di Tahun 2030 nanti. Membekali mereka dengan ilmu pengetahuan yang mudah diperoleh disetiap jenjang pendidikan dengan keperdulian kita untuk merencanakan pendidikan anak sejak dini baik secara material maupun non material.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H