Mohon tunggu...
Sakinah Fathrunnadi Shalihati
Sakinah Fathrunnadi Shalihati Mohon Tunggu... Dosen -

Lahir dan besar di Kota Solo, bekerja sebagai peneliti dan pengabdi masyarakat. Serta yang paling menyenangkan adalah profesi sebagai ibu dari 2 putri. Salam Kenal :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempertahankan City Walk di Kota “The Spirit Of Java”

30 September 2015   22:29 Diperbarui: 2 Oktober 2015   08:50 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk membangun kesadaran dan keperdulian pada masyarakat akan fungsi City Walk di Kota Solo dapat melalui pendidikan yang menguatkan kearifan lokal, baik melalui lembaga formal maupun non formal. Langkah yang dapat diambil Pemerintah Daerah Kota Solo adalah memasukkan fungsi penting Ruang Publik dalam muatan kurikulum sekolah yang berbobot kearifan lokal, dengan salah satu contoh ruang publik Kota Solo berupa koridor City Walk yang dibangun untuk mewujudkan budaya jawa “Nguwongke wong”. Pemerintah Daerah Kota Solo dapat berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang dan Dinas Pendidikan atau dinas yang terkait lainnya dalam merancang muatan yang akan diberikan disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu cara efektif untuk mentransfer pengetahuan tanpa seolah menghakimi, dan memiliki efek jangka panjang berupa perubahan prilaku.

Diharapkan dimasa datang dengan adanya muatan pendidikan yang demikian, akan terjadi perubahan prilaku masyarakat Kota Solo yang lebih mencintai aktivitas berjalan kaki, bersepeda atau sekedar bersantai memanfaatkan fasilitas Wi-Fi di sepanjang koridor City Walk, dan tidak memanfaatkannya sebagai arena berdagang. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka tidak perlu diragukan lagi, generasi mendatang Kota Solo akan lebih menghargai lingkungan kotanya.

Ruang Publik yang ada di Kota Solo saat ini tentu tidak sekedar menjadi ruang bersejarah dimasa yang akan datang. Kota Solo telah mengawali penataan tata kota yang ideal ketika kota besar lainnya di Indonesia belum melangkah sedemikian cepat, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Solo untuk tetap mempertahankan keberadaan ruang publik, secara khusus ruang publik yang ada di sepanjang selatan Jalan Slamet Riyadi dari kerasnya persaingan dan kebutuhan ruang aktivitas ekonomi.

Dan semoga dengan hadirnya peringatan Hari Habitat Dunia di Tahun 2015 yang bertujuan sebagai wujud keperdulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk seluruh lapisan masyarakat, serta diperingati diawal bulan Oktober setiap tahunnya, mampu merefleksi kehidupan kita untuk semakin melayakkan lingkungan disekitar kita untuk dimukimi, salah satunya dengan langkah melayakkan ruang publik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun