Mohon tunggu...
Hibah MBKM Kelurahan Kalisoro
Hibah MBKM Kelurahan Kalisoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok mahasiswa beranggotakan 10 oramg dengan pengabdian masyarakat di Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Hibah MBKM Kalisoro UNS Lakukan Langkah Strategis dalam Pengelolaan Minyak Jelantah dengan Sosialisasi Pembuatan Sabun Cuci Piring

15 Desember 2024   22:24 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Ibu - Ibu PKK RT 07/ RW 05 Dusun Pancot Lor (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Mahasiswa penerima hibah MBKM Universitas Sebelas Maret (UNS) periode Agustus 2024 - Januari 2025 laksanakan langkah inovatif dalam pengelolaan minyak jelantah dengan menggelar sosialisasi pembuatan sabun padat kepada ibu-ibu PKK RT 07/RW 05 Dusun Pancot Lor, Kelurahan Kalisoro. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 November 2024. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah minyak goreng yang dapat merusak lingkungan serta menyediakan alternatif untuk meningkatkan perekonomian lokal. Dilakukan juga, demonstrasi mengenai cara pembuatan sabun dari minyak jelantah. 

Kelompok Hibah MBKM Kalisoro UNS memilih ibu-ibu PKK sebagai peserta program karena mereka sehari-hari terlibat langsung dengan penggunaan minyak di dapur, sehingga lebih mudah menyerap dan menerapkan arahan. Peran sentral mereka dalam rumah tangga diharapkan dapat menjadikan mereka agen perubahan dalam mengedukasi lingkungan sekitar tentang pengelolaan limbah minyak goreng yang ramah lingkungan.

Minyak goreng, yang biasa digunakan untuk menggoreng makanan, mengandung asam lemak tak jenuh. Ketika dipanaskan berulang kali, kualitasnya akan menurun. Penggunaan minyak goreng secara terus-menerus juga dapat mengurangi rasa, nilai gizi, dan bahkan keamanan konsumsi makanan. Jika limbah minyak ini dibuang sembarangan, ia akan menjadi minyak jelantah (mijel), yang berpotensi mencemari lingkungan, merusak ekosistem sungai, selokan, dan tanah.

Berdasarkan survei terhadap 30 masyarakat, rata-rata satu keluarga menggunakan 1 liter minyak goreng per minggu, dengan total konsumsi mencapai 4 liter per bulan. Sayangnya, 95% masyarakat membuang minyak jelantah ke saluran pembuangan, sementara 5% lainnya terus menggunakannya. Fenomena ini menyebabkan pencemaran lingkungan, sementara penggunaan minyak jelantah berulang kali dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti gangguan pencernaan, peradangan, bahkan penyakit kronis seperti kanker dan gangguan kardiovaskular.

Inisiatif kelompok Hibah MBKM Kalisoro UNS disambut antusias oleh 30 ibu-ibu PKK Kalisoro yang penuh semangat mengikuti pembuatan sabun padat. Selain memberikan manfaat lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang bagi peserta untuk menciptakan produk rumah tangga bernilai ekonomi.

Proses Pembuatan Sabun Padat : Pembuatan sabun dimulai dengan pengumpulan minyak jelantah yang kemudian disaring. Selanjutnya, 110 ml air dicampurkan dengan 35 gram soda api. Setelah itu, minyak jelantah dibiarkan selama 20 menit untuk memastikan kandungan kotorannya terbuang. Minyak jelantah yang sudah disaring kemudian dimasukkan ke dalam campuran soda api, diikuti dengan penambahan pewangi dan pewarna sesuai selera. Campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Setelah mengeras, sabun siap digunakan. Melalui kegiatan ini, peserta diajarkan cara praktis untuk membuat sabun ramah lingkungan yang dapat digunakan sehari-hari. 

Inisiatif Strategis untuk Lingkungan dan Perekonomian: Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memerangi pencemaran lingkungan sekaligus membuka peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian lokal melalui produk yang berkelanjutan. Selain itu, program ini mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan yang dapat membuka peluang usaha kecil.

Respon Positif dari Masyarakat : Keberhasilan kegiatan ini diukur melalui kuesioner Google Forms yang diisi oleh semua mitra yang terlibat. Hasil survei menunjukkan bahwa 75% masyarakat ingin memproduksi sabun secara mandiri. Respon positif dari warga setempat menunjukkan keinginan mereka untuk mengembangkan upaya pengelolaan minyak jelantah yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga bernilai ekonomi.

Edukasi Lingkungan yang Berkelanjutan : Sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa juga berfungsi sebagai alat edukasi yang penting. Banyak masyarakat yang belum sadar akan dampak negatif dari pembuangan minyak jelantah sembarangan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa menjelaskan proses pembuatan sabun, manfaatnya, serta cara pengelolaan limbah yang benar. Edukasi semacam ini diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat menuju pola hidup yang lebih ramah lingkungan.

Pemberdayaan Ekonomi Melalui Keterampilan Praktis: Selain aspek lingkungan, kegiatan ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi. Dengan memproduksi sabun dari minyak jelantah, masyarakat dapat membangun usaha kecil yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan MBKM untuk mempersiapkan mahasiswa agar tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi juga mampu memberikan kontribusi sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat.

Perlunya Kolaborasi Antar Masyarakat : Melalui kolaborasi, masyarakat Pancot Lor dapat menjalin kemitraan dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta. Dukungan dari berbagai pihak ini akan memperkuat program pengelolaan limbah dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk keberlanjutan inisiatif tersebut. Kolaborasi dalam mengatasi limbah minyak juga dapat memperkuat ikatan sosial di antara warga. Dengan bekerja bersama-sama untuk tujuan yang sama, masyarakat dapat menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan.

Program sosialisasi dan pelatihan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat di Pancot Lor tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga. Melalui edukasi dan pelatihan, masyarakat tidak hanya diberikan pemahaman tentang bahaya pembuangan limbah sembarangan, tetapi juga keterampilan praktis untuk mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, program ini berkontribusi terhadap pengurangan limbah dan pencemaran lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun