Mohon tunggu...
Rizqi Hidayatulloh
Rizqi Hidayatulloh Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nalar Naluri

5 Mei 2016   16:25 Diperbarui: 5 Mei 2016   16:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber google.com

Penggalan takdir terurai dalam syair
Goresan luka dalam sebuah cerita
Terlahir hingga titik ini berakhir
Luka takan pernah berduka..

Nalar, naluriku tak seperti angin
Terasa dalam diam, meski tak teraba
Nalar, naluriku seperti binatang
Terdiam, lantas menerkam..

Untukmu tua yang tengah berduka
Bunganya diterkam serigala ibu kota
Untukmu resah yang tengah pasrah
Melemah dan menyerah

Aku, nalar naluriku

Aku liar hitamku

Aku, nalar naluriku

Aku serigalaku

#Alaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun