Mohon tunggu...
Saka Wandhana Putri
Saka Wandhana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Keselamatan dan Kesehatan Kerja UA'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Budaya K3 dalam Kehidupan Sehari-hari

19 Juni 2022   23:40 Diperbarui: 19 Juni 2022   23:40 4815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang berpikir bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu hanya diterapkan pada saat bekerja di suatu perusahaan atau industri. Hal tersebut merupakan anggapan yang salah, sebenarnya K3 itu harus menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat bahaya itu tidak hanya berada dalam suatu perusahaan ataupun industry melainkan berada pada setiap proses/aktivitas pekerjaan di kehidupan sehari-hari seperti rumah, sekolah, dll. Lalu apasih Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu? Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Meskipun ilmu K3 berfokus pada tempat kerja, pada dasarnya K3 dapat dilaksanakan dimana saja mengingat tujuan K3 adalah untuk mencegah suatu bahaya, salah satunya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kasus kecelakaan kerja pada tahun 2017 sampai 2019 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 104.327 kasus kecelakaan kerja  hingga pada tahun 2019 mengalami peningkatan mencapai 116.211 kasus. Sebagian besar kecelakaan kerja terjadi karena dua faktor yaitu faktor manusia dan faktor lingkungan. Faktor manusia merupakan faktor penting yang harus kita pantau. Banyak pekerja yang melakukan kesalahan atau penyimpangan dalam pekerjaan, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan melakukan pekerjaan di luar kemampuan fisiknya. Selain itu, faktor lingkungan seperti getaran, kebisingan, sikap teman, penerangan, ventilasi yang kurang juga dapat berkontribusi terhadap tingginya risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu sosialisasi atau peningkatan penerapan budaya K3 untuk mempengaruhi perilaku pekerja, sehingga meminimalkan terjadinya kecelakaan industri dan meningkatkan efisiensi atau produktivitas kerja.

Dalam penerapan budaya K3 dapat kita mulai dari kehidupan sehari-hari seperti di rumah. Rumah merupakan salah satu tempat yeng terdapat banyak sumber bahaya. Contohnya pada saat kita memasak menggunakan benda tajam seperti gunting dan pisau, hal tersebut meningkatkan terjadinya risiko tersayat bahkan terpotong. Untuk mengurangi risiko tersebut kita dapat menerapkan hierarki pengendalian bahaya. Hirarki pengendalian bahaya meliputi eliminasi (menghilangkan sumber bahaya), substitusi (mengganti pisau menjadi alat potong modern dan praktis), modifikasi enginerring, administrasi (meletakkan benda sesuai tempatnya), dan Alat Pelindung Diri dengan menggunakan sarung tangan. Selain itu, kita juga harus menerapakan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Dengan adanya penerapaan budaya K3 dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meminimalisir risiko bahaya yang terdapat di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun