Mohon tunggu...
Saka Tri Utama
Saka Tri Utama Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penjelajah waktu tanpa kenal batas!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahlawan Lokal Kini yang Terlupakan

24 Februari 2023   08:01 Diperbarui: 24 Februari 2023   08:06 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2: Tempat bentrokan antara Kaiin serta pengikutnya dengan Polisi Kolonial (Sumber: Surat Kabar Bintang Hindia)

Selang beberapa lama bantuan polisi kolonial datang, diplomasi alot dan tidak menemukan titik terang hingga Kaiin meminta untuk bertemu langsung dengan perwakilan kerajaan Belanda di Batavia dan Buitenzorg (Bogor). Semua rombongan Kaiin berangkat menuju Batavia dengan pengawalan ketat oleh polisi kolonial.

Di tengah perjalanan, tepatnya di Tanah Tinggi (Persimpangan jalan antara dekat pusat pemerintahan kota Tangerang sekarang menuju jalan Daan Mogot arah Kalideres). Informasi menurut surat kabar Sinar Hindia "Setelah T. van Helsdingen (Asisten Residen Batavia) yang mengikoeti pengawalan rombongan Kaiin, melihat keada'an jang berbahaja itoe, maka menganggaplah ia bahwa haroes mendjalankan atoeran jang keras." Polisi kolonial melakukan agitasi terhadap kelompok Kaiin yang sedang berjalan. Kemudian, salah seorang polisi menjatuhkan Kaiin hingga tersungkur ke tanah. Para pengikutnya yang melihat kejadian tersebut sontak melakukan pembalasan terhadap para polisi kolonial. Hal itu pun digambarkan dalam suar kabar Sinar Hindia: "Terjadilah penjerangan amat hebat, hingga T. van Helsdingen mundur, T. Rhemrev diserang delapan orang. Kaiin kena tembakan hingga mati. Lalu T.Rhemrev ditempeleng dengan golok di tengkoraknja dan ditikam dengan keris hingga dapat loeka dalamnja selebar iboe djari."

Tercatat 23 orang petani ditawan dan 19 orang tewas dan sejumlah lainnya luka parah (Edi. S Ekadjati, et.al: 2004: 137). Kaiin gugur bersama pengikutnya. Jalan peristiwa protes sosial petani di Tangerang terjadi hanya beberapa jam saja, seketika si Kaiin sebagai pemimpin tewas ditembak maka upaya protes sosial itu gagal dan tidak berhasil. Para petani kembali ke kehidupan seperti semula, tidak ada perlawanan lagi hingga kondisi yang berlangsung sampai runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda. Menurut beberapa catatan Kaiin Bapa Kayah dimakamkan di Kampung Encle, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Tangerang Kota.

Gambar 2: Tempat bentrokan antara Kaiin serta pengikutnya dengan Polisi Kolonial (Sumber: Surat Kabar Bintang Hindia)
Gambar 2: Tempat bentrokan antara Kaiin serta pengikutnya dengan Polisi Kolonial (Sumber: Surat Kabar Bintang Hindia)

Peristiwa di Tangerang 1924, terjadi hanya perlawanan lokalitas perkotaan, namun membuat daya kejut hingga internasional. Hal itu terbukti sampai dimuat dalam majalan The Living Age terbitan Boston, Amerika Serikat pada 17 Mei 1924 yang berjudul "Kaiin Bapa Kaiah Would be Sultan".

Perjuangan Kaiin Bapa Kayah di kalangan masayarakat umum memang tidak terdengar familiar, meskipun hanya beberapa kalangan saja yang dapat mengetahuinya seperti akademisi. Selain itu juga, tidak terdapatnya nama jalan Kaiin Bapa Kayah di kota Tangerang yang membuat masyarakat buta terhadap pahlawannya sendiri. Kini, hampir genap satu abad perjuangan Bapa Dalang, sudah saatnya masyarakat untuk mengetahui dan memperingati sebagai pahlawan nasional.

Penulis pun menelusuri lokasi makam Kaiin Bapa Kayah di Makam Keramat Mat Item, Kampung Encle, Kecamatan Sukasari, Kota Tangerang. Akan tetapi, penjaga makam tersebut menyebutkan tidak ada tokoh bernama Kaiin Bapa Kayah. Penulis menelusuri lebih jauh ke makam Masjid Kali Pasir yang saat kini sudah menjadi cagar budaya. Penulis bertemu Abdul Ghani Yasin yang menuturkan, "Di sini tidak ada makam bernama Kaiin Bapa Kayah, kebanyakan tokoh-tokoh terdahulu, ada juga yang meninggal pada 1850an. Kaiin Bapa Kayah jasadnya engga ada di Tangerang". Ia menjelaskan kenapa pahlawan lokal seperti Kaiin Bapa Kayah tidak dapat ditemukan kuburannya. "Ya karena dulu pemerintah kolonial suka memberantas para pemberontak yang membuat masyarakat takut, tokoh-tokoh seperti Kaiin Bapa Kayah mungkin dibuang jasadnya, warga kota Tangerang pun sedikit yang mengetahui tokoh Kaiin Bapa Kayah". Ujar seorang penggiat budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun