Mudik merupakan tradisi tahunan di Indonesia yang melakukan aktivitas perpindahan penduduk daerah yang berasal dari kota rantau ke tempat asalnya. Pemandangan mudik tahun 2022 sangat berbeda semenjak pandemi menghantam Indonesia pada tahun 2020 yang menghentikan arus lalu lintas selama 2 tahun.
Semenjak pemerintah mengumumkan dibolehkannya mudik, respon masyarakat sangat positif lantaran selama 2 tahun diliputi suasana kangen dengan tanah kelahiran. Hal tersebut, dapat saya sambut dengan gembira untuk melakukan perjalanan mudik bersama keluarga menuju kota Yogyakarta.
“Alhamdulillah, tahun ini kita bisa mudik.” Ujar ayah setelah mendengar pengumuman resmi dari pemerintah.
“Alhamdulillah.” Jawab bersama semua anggota keluarga.
Berdasarkan arahan pemerintah untuk mudik tahun 2022 yang masih berstatus pandemi, penerapan protokol kesehatan tetap berlaku. Saya sebelum memulai perjalanan mudik memastikan start packing yang cukup untuk kebutuhan selama perjalanan seperti masker, hand sainitizer untuk kebutuhan mencuci tangan instan dan P3K. Kebetulan orang tua ku ingin membeli kebutuhan mudik selama perjalanan di supermarket.
“Nak, nanti siang anterin ibu ke supermarket untuk beli hand sainitizer dan masker 3 lapis ya.” Ujar ibuku.
“Oke, naik motor aja ya biar cepat.” Ucapku.
“Iya, naik motor saja.” Jawab tangkas ibu.
Kami melakukan perjalanan sekitar 15 menit dari rumah menuju supermarket untuk membeli kebutuhan selama perjalanan Jakarta-Yogyakarta. Sesampainya di supermarket, aku dan ibu langsung mengambil barang yang sudah masuk wish list, akan tetapi kami lupa membawa dompet untuk pembayaran cash.
“Duh, ibu lupa membawa dompet nak.” Ucap ibuku yang sedang mengorek tasnya.
“Beneran bu?.” Tanyaku dalam keadaan sedikit panik.
“Iya, beneran.”Jawab tegas ibuku yang masih mengorek tasnya.
Aku pun menghitung seluruh belanjaan yang sudah masuk dalam keranjang. Totalnya mencapai Rp.60.000,-. Tentu, kejadian itu membuat aku sedikit panik. Tetapi aku melihat barcode QRIS sebagai pembayaran digital resmi nasional. Hal itu membuat aku lega karena sudah sejak lama menggunakan QRIS BRImo untuk pembayaran digital saat tidak membawa uang cash. Beruntungnya lagi aku membawa handphone.
“Bu, itu ada bar code QRIS dekat kasir.” Ucapku langsung ke ibu.
“Bar code QRIS, apa itu?.” Tanya ibuku yang belum tahu.
“Ituloh, pembayaran digital resmi nasional. Aku kan pakai BRImo sejak lama dan ada fitur transaksi melalui bar code QRIS. Jadi disaat kita tidak membawa uang cash, kita dapat menggunakan fitur bar code QRIS BRImo. Nanti aku ajarin deh biar jaga-jaga saat diperjalanan kalau mau beli oleh-oleh dan saat itu juga tidak membawa uang cash.” Ucapku sekalian menjelaskan sedikit fintech
“Syukurlah, untung kamu pakai BRI ya dan ada sistem untuk transaksi seperti itu.” Jawab ibuku yang sudah lega.
Kami pun berjalan menuju kasir yang menunggu antrian untuk pembayaran barang belanjaan.
“Total seluruh belanjaan Rp.60.000 ya mas.” Ucap kasir
“Oke, sudah saya bayar pakai QRIS BRImo ya.” Jawabku sambal menunjukan bukti pembayaran di handphone.
Ibuku tercengang melihat mudah, cepat dan amanya transaksi digital QRIS BRImo.
“Wah, cepat ya transaksi seperti itu.” Balas ibuku yang baru pertama kali melihatnya.
“Iya donk, aman dan mudah juga bu.” Jawabku sambil mengecek saldo di handphone.
“Asik banget, pas sampai rumah ajarin yaa.” Balas ibuku yang berekspresi antusias.
“Siap banget.” Jawabku sambil melihat barang yang sedang dikemas.
Barang belanjaan sudah selesai dikemas oleh kasir dan kami bergegas pulang menuju rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung mengajarkan ibu saya untuk mengenal financial technologi dari BRImo. Khusus untuk pembayaran menggunakan fitur QRIS.
“Ibu masak sebentar ya, setelah itu ajarin cara menggunakan fitur QRIS BRImo.” Kata ibuku setelah sampai rumah.
“Iya bu, ibu punya mbanking BRI yang beberapa bulan lalu sudah diaktivasi. Nah, mending pakai fitur pembayaran digital QRIS BRImo aja nanti saat membeli oleh-oleh di perjalanan. Sekarang situasi masih pandemi yang sangat riskan kalau kita bertansaksi uang tunai langsung. Takutnya uang tunai kita atau uang tunai yang kita terima itu tertempel virus corona hehe.” Penjelasanku sambil tertawa sedikit.
“Iya benar nak, ibu juga khawatir kalau mau beli oleh-oleh di perjalanan nanti yang saat ini masih pandemi dan akan berkontak dengan orang lain.” Jawab ibu sembari memasak makanan.
“Nah, ke sini sebentar bu, saya ajarin untuk menggunakan fitur QRIS BRImo.” Sambil melambaikan tangan untuk menuju saya.
“Sebentar, sedikit lagi matang.” Jawab ibuku saat menutup panci.
“Pertama, ibu login terlebih dahulu di aplikasi BRImo, setelah login klik atau pilih fitur QR yang ada gambar bar code, setelah diklik pilih sumber dananya, biasanya dari tabungan ya kan, setelah itu masukan password BRImo, terakhir tunjukan bar code QRIS ke kasir nantinya. Transaksi selesai deh.” Ujarku sambil mempraktekan di handphone.
“Paham, paham, ternyata mudah sekali ya fiturnya.” Ujar ibuku yang sudah paham.
“Kamu ajarkan ke ayah juga, supaya kalau mau beli kopi instan untuk tahan kantuk selama perjalanan biar menggunakan fitur QRIS BRImo sebagai transaksinya." Ujar ibuku sambil kembali memasak.
“Sudah paham ayah bu, ayah udah terbiasa.” Jawabku lagi.
“Oke deh kalau ayah sudah paham, selama perjalanan nanti transaksi kita bakal jadi aman, cepat dan mudah ya.” Ujar ibuku yang melanjutkan masakannya.
“Itu pasti donk bu.” Jawabku meyakinkan
Kami melakukan perjalanan mudik ke kota Yogyakarta melewati jalan tol Trans Jawa dimulai pada dini hari Jumat 29 April. Kami selama perjalanan yang berhubungan dengan transaksi belanja merasa aman, mudah dan cepat dengan hadirnya fitur QRIS BRImo. Apalagi situasi masih berstatus pandemi mengharuskan terbatasnya berkontak langsung dengan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H