"Tupperware She Can! On Radio"
Wanita hebat di samping laki-laki hebat.
Tesis / Pembuka
    Isu tentang kesetaraan gender merupakan isu yang terus ada dan dikaji secara serius oleh banyak tokoh baik dalam negeri atau luar negeri, Urgensi pembahasan kesetaraan gender antara wanita dan pria sama pentingnya dengan kesetaraan suku, ras, agama, warna kulit, usia, politik dan lain-lain. Isu kesetaraan terjadi karena adanya rasa tidak puas terhadap pemenuhan hak, perbedaan pandangan atau kurang nya ruang berekspresi satu kelompok atas kelompok lain yang lebih dominan.Â
    Isu kesetaraan gender yang terus bergulir tersebut memunculkan kelompok Feminisme, yang menganggap bahwa banyak ketidak adilan yang terjadi ditengah masyarakat terhadap kaum perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Menurut kaum feminisme, setiap manusia memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tanpa melihat gender. Bukan hanya laki-laki yang memiliki kemampuan untuk memimpin, mengurus negara, mendapat gaji lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan yang layak atau lain sebagainya.Â
    Kesetaraan gender di barat erat kaitanya dengan agama kristen yang memberikan pembatasan ekstrim terhadap kaum wanita dan berakibat pada kehidupan sosial. Wanita dianggap sebagai makhluk yang tidak bisa mandiri dalam berbagai aspek dan tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan laki-laki. Kaum feminisme di dunia barat kemudian mencari legitimasi atas pemikiran mereka dengan mengutip alkitab, mereka mulai menggantikan istilah "god" yang maskulin menjadi "goddes" yang feminim. (Wikipedia)
    Di dunia islam, telah diatur secara sempurna tentang posisi wanita yang mulia, meskipun dalam kehidupan sosial ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan seperti anjuran pemimpin laki-laki, wanita tidak keluar rumah tanpa mahram, memakai pakaian yang menutup aurat dan lain-lain. Misalnya dalam menonton sepakbola, dikutip dari DW.Com sejak lebih dari 40 tahun wanita iran tidak diperbolehkan untuk menonton sepakbola di stadion bersama laki-laki. Meskipun terkesan membatasi pergerakan wanita, pada hakikatnya semua itu adalah upaya islam untuk memuliakan wanita dan menjaga nya.
    Lambat laun gerakan feminisme menjadi gerakan besar dan terus disebarkan baik melalui lisan atau media massa. Gerakan tersebut terus berusaha untuk merangsek pemikiran masyarakat supaya terbuka dan memahami maksud dari mereka salah satunya melalui Radio.
Â
Data Artikel
    Salah satu media massa radio yang mendukung gerakan feminisme dan mencoba memberikan ruang kepada wanita-wanita hebat sekaligus memberikan edukasi pada masyarakat umum adalah Radio Female Semarang melalui program Tupperware She Can! On Radio. Dalam program Tupperware She Can! On Radio banyak wanita-wanita hebat dan inspiratif yang memberikan ceritanya dalam menjalani kehidupan sebagai wanita yang memiliki peran sama dengan laki-laki. Dengan adanya program tersebut, masyarakat menjadi lebih memahami bahwa wanita memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek dan menginspirasi wanita lain untuk mau mengembangkan dirinya sehingga tidak terus bergantung pada laki-laki.
Radio female Semarang mendatangkan tokoh-tokoh wanita inspiratif dari berbagai bidang yang menunjukan bahwa selain permintaan pemenuhan hak dan kesetaraan gender yang digaungkan, tetapi mampu memenuhi kewajiban sebagai bagian dari perkembangan zaman yang diharapkan.Â
Radio female Semarang melalui program Tupperware She Can! On Radio tersebut menjadikan wanita bukan hanya sebagai subjek tetapi juga sekaligus menjadi objek, sehingga kesan eksploitasi wanita yang sering terjadi berkurang, mereka memposisikan diri sebagai media yang menyalurkan cerita inspiratif wanita hebat dari wanita hebat tersebut.
Argumentasi
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi mulai dari informasi baik hingga informasi buruk. Informasi-informasi tersebut baik secara sadar atau tidak akan mempengaruhi pola kehidupan dan pola pikir masyarakat. Isu feminisme seperti isu-isu lain memiliki dua sisi yang jika tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat kurang baik, misalnya akan muncul gerakan tidak menghormati suami sebagai kepala keluarga atau menjadikan wanita sebagai imam shalat bagi laki-laki. Kasus perempuan yang menjadi imam shalat bagi laki-laki pernah terjadi di amerika pada tahun 2005, dikutip dari Republika.com Rubrik Khazanah pada tahun 2005 di gereja katedral di AS pernah ada wanita yang menjadi imam shalat jumat lengkap dengan khutbah, lebih parahnya lagi jamaah yang menjadi makmum dalam shalat tersebut bercampur antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan fatwa dari MUI No. 9/MUNAS VII/MUI/13/2005 mengharamkan wanita menjadi imam shalat jika terdapat laki-laki yang menjadi makmum.
Kekhawatiran terjadinya penyimpangan pada perkembangan wanita Indonesia akibat dari gerakan feminisme seharusnya bisa diredam dengan tetap terus memberikan edukasi tentang nilai-nilai islam yang memang sudah tidak bisa diganggu gugat dengan dalil apapun. Edukasi-edukasi tersebut bukan bertujuan untuk menghilangkan hak atau ruang untuk wanita berbicara dan menunjukan kemampuan nya serta membuktikan bahwa wanita mampu untuk berkompetisi dengan laki-laki di berbagai bidang. Namun jangan sampai menyalahi kodrat atau aturan agama.
Tanpa dibarengi dengan nilai agama yang kuat, bahkan ide sebaik apapun dapat menjadi kerusakan bagi masyarakat. Gerakan edukasi tentang feminisme yang dilakukan oleh radio Female Semarang merupakan hal baik serta perlu didukung untuk mencegah serta mengurangi diskriminasi yang sering terjadi di Indonesia juga meningkatkan rasa percaya diri bagi wanita Indonesia supaya ikut andil dalam pergerakan bangsa Indonesia lebih besar lagi. Namun kembali ditegaskan bahwa setiap insan baik laki-laki atau perempuan memiliki hak dan kewajiban bawaan yang tidak bisa dirubah, seperti istilah surga dibawah kaki ibu serta hadist yang mengatakan bahwa ibu tiga kali lebih utama dari bapak merupakan hal pasti dalam agama islam sebagai salah satu upaya memuliakan wanita. Bahkan jika wanita hanya berada di rumah untuk mengurus anak-anak pun merupakan sebuah tugas yang sangat mulia dan memiliki andil sama bahkan lebih besar dari laki-laki dalam kemajuan bangsa serta negara.
 Saran
Edukasi merupakan kunci untuk memajukan sesuatu baik individu, kelompok dan bahkan bangsa. Setiap ilmu merupakan hal baik jika disesuaikan dengan nilai-nilai agama serta norma yang berlaku, termasuk tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Telah nyata bahwa wanita memiliki kemampuan yang sama untuk dapat mengembangkan dirinya sebebas mungkin, karena kemajuan ilmu dan teknologi menjadi sebuah penghilang batas antara wanita dan perempuan dalam hal perbedaan.
Edukasi seperti yang telah dilakukan oleh Radio Female Semarang merupakan hal hebat, namun dalam perjalanannya perlu untuk dibarengi pula nilai-nilai agama sehingga tidak melampaui batas yang seharusnya. Bahkan sudah lama terbukti bahwa dibelakang laki-laki hebat terdapat wanita hebat begitupun sebaliknya, dibalik wanita hebat terdapat laki-laki hebat. Di program Tupperware She Can ! On Radio pun terlihat bahwa banyak wanita hebat yang bahkan melampaui wanita di berbagai bidang.
Namun perlu dibarengi dengan nilai agama supaya tidak terjadi kasus-kasus yang menyeleweng dari nilai agama islam seperti di luar negeri di Indonesia. Program tersebut bisa untuk ditambah sesi mendengar hikmah 5 menit setelah cerita selesai untuk mengaitkannya dengan nilai agama atau mengundang tokoh-tokoh wanita yang memiliki prestasi hebat di bidang agama yang mengingat peran wanita di keluarga, masyarakat, dan bangsa.
     Â
DAFTAR PUSTAKA
DW Indonesia. 2022. Akhirnya, Perempuan Iran Bisa Nonton Sepak Bola di Stadion. https://www.dw.com/id/perempuan-iran-bisa-nonton-sepak-bola-langsung-di-stadion/a-62937944. Diakses pada 01 September 2022 pukul 11.00 WIB.
 Republika. 2011. Fatwa MUI : Hukum Wanita Menjadi Imam Shalat. https://www.republika.co.id/berita/ln3biv/fatwa-mui-hukum-wanita-menjadi-imam-shalat. Diakses pada 01 September 2022 pukul 11.15 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H