Mohon tunggu...
Saka Linglung
Saka Linglung Mohon Tunggu... -

Puisi itu bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Epik Langlang, (Kecil)

21 Juni 2013   15:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:38 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

~~

Pada pangkal paha itu ada hentakan sangat keras yang hendak menipu tangan dan aneka organ,meletupnya desing parau-parau dari lidah hening
Krak...
Semacam ketus langkah, seperti dua batang bambu saling lincah bergesekan,sepele
Digambarlah raut-menaut wajah dari saba' yang mudah terhapus dengan satu isyarat,ngatur
....hampir tuntas ia,tinggal arsiran dua ciprat alis saja!
"Kepalaku terbelah"
Masih serupa kompas kau,di binatu yang merekah jasa kelakar simpul
Pada tiap-tiap simpuh gembala,terpajang bekas korekan tanahmu dari sebuah lidi yang rantas
"aku; akan menggulung bekas kerokan ini dengan tatto permanen, seperti gambar segelumit rekahan tangan saat sudah tertidur di meja tempat makan malam suami-istri"

.
Lung,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun