Mohon tunggu...
Sajeela Ahmad
Sajeela Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurusan Biologi

Mahasiswa jurusan biologi angkatan 2016

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Biologi Laut: Harbour Seals vs Perikanan Lokal!

5 Desember 2019   01:34 Diperbarui: 5 Desember 2019   01:35 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah populasi harbour seals (Phoca vitulina) di Jepang telah kembali meningkat sejak adanya program perlingdungan dari pertengahan tahun 1980. Seiringnya bertambah populasi anjing laut, semakin banyak konflik timbul dengan aktivitas perikanan masyarakat. Pihak perikanan menyangka berkurangnya jumlah ikan-ikan disebabkan oleh para anjing laut yang memangsa ikan-ikan sebagai sumber makanannya. 

Hal tersebut membuat pihak perikanan menduga bahwa mereka bersaing dengan populasi anjing laut untuk mendapatkan ikan-ikan tersebut. Namun, hal tersebut hanya bisa dikatakan benar jika kita mengetahui jumlah dan jenis spesies apa saja yang dikonsumsi anjing laut pada jangka waktu tertentu.

Telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli (Tabitha C.Y. Hui, Yuka Morita, Yumi Kobayashi, Yoko Mitani & Kazush Miyasita) mengenai pola makanan harbour seals (Phoca vitulina) di Erimo, Jepang dari tahun 2011 sampai 2012. 

Erimo merupakan lokasi populasi harbour seals terbesar di Jepang. Data pola makanan tersebut lalu dicocokan dengan spesies yang kemungkinan bertumpang tindih dengan perikanan lokal. 

Pencocokan tersebut dilakukan dengan dua metode, yaitu mengamati sampel keras secara langsung dan dengan pengamatan teknik DNA, dimana kedua metode tersebut dilakukan pada sampel faeces anjing laut. Dari penelitian dilakukan, telah ditemukan 46 spesies berbeda sebagai mangsa dari harbour seals di Erimo.

Secara keseluruhan, mangsa yang paling sering muncul di sampel faeces anjing laut adalah walleye pollock (Theragra chalcogramma), ikan sculpin dan ikan snail-fish. 

Sebaliknya, tiga kelompok besar yang menjadi sasaran perikanan lokal adalah ikan cod, ikan salmon, dan beberapa invertebrata. Ikan-ikan yang umumnya ada dalam pola makanan anjing laut seperti ikan snail-fish dan blennies bukan merupakan target perikanan lokal. Ikan-ikan lain seperti greenlings, sculpins, ikan kerapu dan ikan teri jepang (Engraulis japonicus) merupakan spesies yang umumnya dimangsa anjing laut, namun spesies-spesies tersebut hanya merupakan proporsi kecil dari hasil tangkapan perikanan di Erimo.

Kepentingan penangkapan ikan oleh kedua pihak juga berbeda tergantung musimnya. Pada musim semi, anjing laut akan memangsa ikan greenlings dan sculpins, sementara itu perikanan lokal umumnya menangkap ikan cod, cepalophoda dan beberapa jenis invertebrata. Pada musim panas dan musim gugur, anjing laut umumnya memangsa ikan kerapu, sculpins, cod, snail-fish, dan blennies. Sebaliknya, perikanan lokal umumnya menangkap Japanese ambercack (Seriola quinqueradiata) dan berbagai spesies hiu, belut dan invertebrata pada musim panas serta menangkap ikan salmon pada musim gugur. Salmon juga merupakan salah satu mangsa anjing laut pada musim gugur, namun pada frekuensi yang lebih rendah dibanding spesies lain.

Hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun harbour seals (Phoca vitulina) mengkonsumsi beberapa spesies ikan yang menjadi sasaran perikanan lokal, kepentingan spesies-spesies ikan tersebut untuk anjing laut dan perikanan lokal berbeda-beda setiap musim, sehingga keberadaan anjing laut di Erimo tidak menganggu aktivitas perikanan lokal.

Sumber Acuan:

Hui, C.Y. T, Morita, Y., Kobayashi, Y., Mitani, Y. & Miyashita, K. 2017. Dietary analysis of harbour seals (Phoca vitulina) from faecal samples and overlap with fisheries in Erimo, Japan. Wiley Marine Ecology. Japan: 12 hlm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun