Mohon tunggu...
Pendosa
Pendosa Mohon Tunggu... Presiden PT.BEJO -

Ngaur yang bermanfaat aja gan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dunia Sesungguhnya Menurut Siluman

18 November 2015   17:31 Diperbarui: 18 November 2015   17:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Di duniaku tak ada masyarakat yang mengeluh karena kelaparan atau kemiskinan, tak ada pemuda yang tak berpendidikan, tak ada anak kecil menjadi pemulung, tak ada teroris yang mengancam, tak ada orang beragama saling mengkafirkan dan bertikai, tak ada negri satu menumbangkan negri lainnya, tak ada kejahatan-kejahatan.Begitu damai dan sekian damainya sampai-sampai pernah seorang pemuda bertanya kepadaku,

“dimanakah dunia mu itu ?”

aku tak menjawabnya lantaran duniaku bukanlah dunia-nya, yang aku khawatirkan ia akan merasa kecewa. Dan pernah pula seorang pemuda memintaku untuk membawanya kedalam duniaku, namun aku khawatir ia akan putus asa, karena duniaku tak pantas untuk orang sepertinya, pernah pula seorang remaja membayarku dengan batangan emasberharapdapat mengantarkan-nya (Dari carut-marut wajah mereka terlihatlah bahwa mereka tidak menginginkan perpecahan, pertikaian dan permusuhan)
“aku sedikit tersenyum dan menjawab "

duniaku terlalu mahal untuk dibeli, terlalu tinggi untuk diharapkan, dan tidak menerima bayaran karena orang yang berani membayar untuk kepentingannya maka akan merusak dunia damaiku"
remaja itu kemudian diam (berpikir mencari cara)iya bertanya
“dimana dunia mu ?”
Aku menjawab"duniaku ketika aku tertidur pulas, ketika orang-orang tertidur aku melihat semuanya, senyap, damai, dan tentram”.
Remaja itu masih belum mengerti dan bertanya lagi,

"dunia macam apa itu ?”
Jawabku, “dunia mimpi,ketika aku tertidur dan dunia khayal, ketika aku terjaga”.
Remaja itu terdiam dan berpikir kemudian pergi sembari menuju rumah dan kasurnyaberharap menemukan dunianya sendiri. Dan benar apa yang ku pikirkan, remaja itu kecewa terhadap dirinya sendiri, karenamengapa hanya ada dalam mimpi dan khayalan saja dunia indah itu, kenapa dalam realitas kehidupan sosial, kejahatan dan pertikaian dimana-manadan hal yang mengejutkanku ketika remaja itu dibangunkan oleh ibu-nya dari kasur di kamaarnya ia tak bangun-bangunlagi, dugaan ibu-nya karena meminum racun tikus yang ada di belakang almari. Sang ibu mengatakan

“anak saya sebelum kekamar mengatakan kalau dia mau pergi, kemudian saya bertanya, pergi kemana nak ?”
Anak saya menjawab “pergi kedunia saya buk, disana indah dan tak dapat dibeli dengan apapun”

Sang ibu merasa bingung dan berkata “emang ada nak, dunia seperti yang kamu maksud”
Sang anak menjawab

“tunggulah buk, ibu jangan bersedih ya ketika aku sudah berada di dalam dunia ku nanti”
Sang ibu berkata “bicara apa kamu nak” ( dengan raut wajah semakin heran ).
“Begitulah kejadian sebelum anak saya masuk kekamar” ( dengan wajah penuh sesal )
Saya sempat terdiam dan merasa sedikit menyesali tentang cerita dunia saya yang indah itu, namun dalam hati juga berkata-kata bahwasanya saya sudah berbagi jalan kepada orang lain tentang dunia yang damai dansetiap kita punya mimpi, hanya saja untuk mencapai mimpi itu kita harus sedikit banyak-nya harus meringankan hati, meringankan akal, meringankan tangan, meringankan kaki, meringannkan diri untuk berusaha dan berdo’a.
Percayalah, manusia sejatinya menginginkan sebuah keindahan, perdamaian dan kebahagiaan. Hanya saja keinginan itu di batasi oleh keinginan lain yang jauh lebih membahagiakan diri sendiri, bermimpilah dengan berharap supaya esok dapat bermimpi lagi, bekerjalah dengan berusaha supaya esok mimpi itu menjadi kenyataan, dan berdo’alah memohon supaya hati kita dijaga dari rasa dengki dan iri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun