Mohon tunggu...
Sainudin Mahyudin
Sainudin Mahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - AYMAR SAINUDIN

Sainudin Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta Pecinta Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meneropong Pendidikan, Membidik Solusi

3 Januari 2021   16:41 Diperbarui: 3 Januari 2021   17:24 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meneropong Pendidikan, Membidik Solusi

Oleh: Sainudin Mahyudin

Pendidikan di Indonesia masih diancam dengan ganasnya Covid 19. Bahkan sudah di tahun 2021 angka penderita Covid belum mengalami penurunan yang signifikan yang membuat ketidakberanian pemerintah membuka tatap muka di sekolah ketika pembelajaran di semester genap yang akan berlangsung.

Pendidikan yang demikian rumit di masa pandemi ini perlu gayung bersambut dari setiap unsur. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan pihak perguruan tinggi khususnya dalam bidang keguruan dan ilmu pendidikan sebagai langkah solutif.

Pemerintah tidak bisa mengharapkan peran guru semata, mereka (guru) pasti akan mengalami kendala yang banyak. Siswa yang banyak, zonasi siswa yang berbeda-beda, waktu yang tidak efisien dan masih banyak kendala lainnya.

Mahasiswa di fakultas keguruan yang sedang dan akan mengikuti kegiatan microteaching sebaiknya diterjunkan sebagai guru relawan yang membantu peran sekolah.

Keberadaan guru relawan bukan sebagai tipping over terhadap tugas dan tanggung jawab guru, akan tetapi semata-mata hanya membantu dan berkolaborasi dalam pelaksanaan pembelajaran agar tidak terkesan asal ada nilai apalagi tidak pungkiri bahwa tugas yang diberikan oleh guru sebagian besar dikerjakan oleh orang tua, yang membuat tujuan kurikulum menjadi tidak tepat.

Tidak ada yang salah jika pembelajaran peserta didik bisa melalui peran orang tua/wali, akan tetapi pembelajaran yang diberikan oleh orang tua tidak sepenuhnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pembelajaran yang baik harus melihat metode nya, model dan media yang baik, dan itu semua belum tentu dipergunakan oleh orang tua/wali dalam membelajarkan anaknya ditengah pandemi. Apalagi para orang tua juga memiliki kesibukan yang penting lainnya yang tidak bisa ditinggalkan.

Orang tua pasti mempunyai kewajiban untuk mendidik anaknya, tetapi bukan berarti orang tua harus dituntut sepenuhnya bersama anak-anak. Sebab ada kebutuhan lain yang harus dikerjakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka guru relawan yang berasal dari perguruan tinggi dapat diterjunkan sebagai solusi mengatasi pembelajaran di tengah pandemi.

Pemerintah dan pihak Perguruan Tinggi bisa mendata mahasiswa yang kebetulan tinggal berdekatan dengan peserta didik. Hasil pendataan itu disesuaikan dengan tempat tinggal peserta didik.

Jadi, pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa ini bukan melihat kelas dari peserta didik, melainkan melihat zonasi. Artinya mahasiswa melakukan kegiatan microteaching atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan melihat jarak tempuh dengan peserta didik.

Tulisan di atas hanyalah sebuah pendapat pribadi penulis dalam melihat kegalauan pendidikan di tengah pandemi.

Silahkan teman-teman berpendapat, semakin banyak pemikiran semakin banyak solusi yang kita konsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun