Mohon tunggu...
Sainudin Mahyudin
Sainudin Mahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - AYMAR SAINUDIN

Sainudin Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta Pecinta Literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Elegi Berduri

27 Mei 2019   05:40 Diperbarui: 27 Mei 2019   05:55 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elegi berduri

Sebelum kau mencari negeri baru, maka dengarlah sepucuk rasa yang telah ditinggal puannya.
Kutitipkan diujung bahtera yang kau bawa dalam tawamu.
Berlayar diatas air mata lelaki yang telah rapuh ditikam pengkianatan.
Salam kepada nahkodamu yang telah membelah lautku dengan wajah lugu penuh topeng.

Kau purnama, cahayamu yang tak lagi bercahaya dimataku, mati dihujat bayang lelaki lain.
Adakah yang tersisa dari suluhmu?
Semua tercoreng dalam sekejap mata, dan matiku dengan sekeping harap dilangit-langit hati yang hitam tak berpelangi
Berabad-abad kuhidup ruang kepalsuan, bayangan seperti hati yang beracun, pahit keteguk, duri menusuk rusuk.

Kau pelita, pijarmu membakar jiwaku, bercahaya pada mata lain.
Berkobar meremuk seluruh daging-daging hingga lenyap.
Berkabar pada pesona baru, yang hidup dalam hulumu.

Adakah yang terkenang kini dalam tawa.
Redup seribu romanku dengan sebiji bahagianya
Berkabung dikematianmu yang pekik pilu didinding hati yang telah kusam
Seperti camar putih yang tak lagi berjejak
Sayap-sayap patah disamudera yang keruh.

Kau lebah manis, bertahun-bertahun madumu menjadi sungai dibumi hatiku, perih sengatmu menjadi banjir bandang menghanyutkan gubuk-gubuk penantian.
Jiwamu mati tentangku, menggeraikan rasa pada jiwa yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun