Mohon tunggu...
Abdullah Saimima
Abdullah Saimima Mohon Tunggu... -

Kebenaran itu sulit, akan menjadi mudah jika kita temukan kejujuran sebelum petang menjemput. Hidup memang edang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam Subur di Negeri Paman Sam

12 Mei 2011   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak langkah kehidupan beragama di Negeri Paman Sam semakin subur. Suburnya kehidupan beragama di Amerika, bukan lain, karena di Amerika agama tidak terikat dengan pemerintah. Agama dipisahkan dari hukum pemerintah, sehingga setiap warga Amerika memiliki kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan kehendak mereka. Begitulah gambaran Konsulat Jenderal Amerika Serikat Kristen F Bauer, saat melakukan diskusi dengan civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, di ruang Aula IAIN Ambon, Kamis, 12 Mei.

Menurut Kristen, saat ini, Agama Islam sangat subur di Amerika. Suburnya pengikut Agama Islam ini, karena Pemerintah Amerika, tidak memberikan larangan kepada masyarakat untuk memeluk agama manapun sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya masing-masing. Alhasil, sampai masuk tahun 2011 ini, jumlah penduduk Amerika yang terdaftar menganut Agama Islam kurang lebih 8 juta jiwa, dengan jumlah masjid yang tersebar sebanyak 2 ribu dan juga adanya sekolah-sekolah berbasis Islam kurang lebih 2 ratusan.

Kristen mengakui, keyakinan beragama di Amerika Serikat saat ini, telah ditepieskan oleh media massa, yang pada kenyataannya, di Amerika Serikat, pemerintah memberikan kebebasan beragama kepada setiap warganya, namun mass media berbicara lain. Untuk itulah, kehadiran dirinya ke Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku, dalam rangka menghilangkan alibi yang berkembang di daerah ini, bahwa Amerika Serikat membenci umat Muslim. Kata dia, ini merupakan fitnahan dan kebohongan besar, karena Amerika Serikat tidak menaruh kebencian kepada penganut Agama Islam, melainkan Amerika memerangi terorisme. Dan terorisme menurut dia, bukan orang yang menganut Agama Islam, tetapi siapapun yang telah melakukan pelanggaran dan kejahatan dalam artian melakukan pembunuhan. Salah satu bukti, bahwa Amerika Serikat telah banyak melakukan pembebasan terhadap tindakan penindasan kepada pemeluk agama Islam, seperti yang kini terjadi di Palestina dan Israel. Kata dia, bahwa Amerika banyak memberikan bantuan kepada penduduk muslim di Palestina, sebaliknya yang ada di Israel. Amerika juga masih melakukan upaya perdamaian. Berbeda dengan perang melawan Osama Bin Laden. Menurut Kristen, Amerika melawan Osama Bin Laden, karena memang Osama Bin Laden, telah menabuh genderang perang melawan Amerika, dan itu secara individu atau kelompoknya Osama, bukan perang melawan pemeluk Agama Muslim.

Ia melanjutkan, di Amerika tidak hanya agama Kristen dan Khatolik, tapi lebih dari 20 agama, termasuk Agama Islam. Semua pemelik agama ini, memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinannya tanpa harus dihalangi. Bahkan lanjut dia, dalam penghargaan umat beragama di Amerika, ada penganut gerejawan yang memberikan tempat bahkan gereja untuk umat muslim bisa melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh umat muslim itu. Dalam pergaulanpun, umat muslimah yang bekerja di restoran atau pekantoran, kata dia,  diberikan kebebasan untuk bisa memakai kerudung sebagaimana ajaran Islam, sesuai kehendaknya karena tidak dilarang. Banyak hal soal kemajuan Agama Islam di Amerika saat ini mulai bermunculan. Sebut dia, pada saat hari ibadah umat muslim, para siswa juga diliburkan.  Tak hanya itu, toleransi beragama di Amerika Serikat, semakin jelas dengan hadirnya anggota Anggota Kongres Muslim pertama, Keith Ellison, yang membuat kontroversi ketika, Ia membandingkan Presiden Bush atas kebijakannya setelah serangan 11 September dengan Adolf Hitler. Keith berkata bahwa Bush telah memanfaatkan serangan 11 September untuk kepentingan politik, seperti ketika Hitler memanfaatkan Reichstag untuk memenjarakan kebebasan konstitusional. Keith Ellison, kata Kristen, merupakan satu-satunya Anggota Kongres Amerika Serikat yang menganut Agama Islam.

Ia mengakui, memang pada kenyataannya, kekerasan rasial dan rasis masih juga terjadi, tapi itu mulai diberantas. Seperti ketika salah satu gerejawan dengan umatnya sebanyak 30 orang yang melakukan aksi dengan berniat membakar Al-Quran. Kata Kristen, tindakan gerejawan ini dilawan oleh seluruh tokoh agama di Amerika Serikat dan juga masyarakat termasuk petinggi keamanan, yang hasilnya gerejawan tersebut membatalkan niatnya. Menurut Kristen, sayang sekali, hal-hal seperti ini justru sama sekali tidak diekspos oleh media massa. Banyak hal yang terjadi tentang toleransi antar umat beragama di Amerika, justru sama sekali tidak dijadikan sebagai isu media. Amerika kata dia, saat ini justru lebih dibenci oleh media massa, dengan alasan HAM. Padahal, dalam hubungan toleransi beragama, saat ini Amerika cukup memberikan kebebasan kepada setiap pemeluk agama, tanpa memandang suku dan rasis. Seperti saat ini, suburnya pemeluk Agama Islam di Amerika Serikat, dan tidak lagi dilakukan secara tersembunyi, tetapi terang-terangan ketika beribadah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun